Petinggi Tesla dan xAI Ramai Resign, Elon Musk Kembali Jadi Sorotan

Farsya Sabila . October 03, 2025
elon musk tesla xai resign
Foto: Ars Technica


Teknologi.id – Elon Musk kembali jadi sorotan, bukan karena proyek luar angkasa atau mobil listriknya, melainkan karena gelombang mundurnya para eksekutif penting di Tesla dan xAI.

Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah petinggi di dua perusahaan besar milik Musk itu memilih hengkang dengan berbagai alasan — mulai dari kelelahan kerja ekstrem hingga perbedaan pandangan politik dan strategi perusahaan.

Baca juga: Elon Musk Ajak Boikot Netflix Usai Isu Kartun Anak Bermuatan LGBT, Ini Respon Komdigi

Gelombang Mundur di Tesla

Menurut laporan Financial Times, Tesla kini tengah menghadapi eksodus besar-besaran di level manajemen. Tim penjualan di AS, divisi baterai, urusan publik, hingga tim pengembang robot humanoid Optimus dan kecerdasan buatan (AI) dilaporkan terdampak.

Posisi penting seperti Chief Information Officer (CIO) juga kini kosong setelah ditinggalkan oleh pejabat sebelumnya. Meski demikian, Ketua Tesla Robyn Denholm membantah adanya krisis internal.

“Jajaran direksi kami sangat kuat, dan Tesla tetap menjadi magnet bagi talenta global,” ujarnya menegaskan.

Namun, di balik pernyataan optimistis itu, banyak pihak menilai beban kerja tinggi dan ketegangan internal menjadi alasan utama para eksekutif mundur.

Kondisi Lebih Rumit di xAI

Krisis serupa juga melanda xAI, perusahaan rintisan kecerdasan buatan milik Elon Musk yang baru digabungkan dengan platform X pada Maret lalu.
Mike Liberatore, Chief Financial Officer (CFO) xAI, hanya bertahan tiga bulan sebelum memutuskan pindah ke OpenAI. Dalam unggahan LinkedIn-nya, ia mengungkap beban kerja ekstrem:

“Saya bekerja tujuh hari penuh, lebih dari 120 jam per minggu. Itu tidak berkelanjutan.”

Hal senada juga diungkap Robert Keele, penasihat hukum umum xAI. Setelah 16 bulan bergabung, ia mundur dengan alasan pribadi.

“Saya mencintai pekerjaan saya, tapi hampir tidak pernah bertemu kedua balita saya,” tulisnya.

Ungkapan itu menggambarkan tantangan berat menjaga keseimbangan hidup dan pekerjaan di bawah kepemimpinan Musk yang terkenal menuntut hasil cepat dan intensitas tinggi.

Faktor Politik dan Budaya Kerja Jadi Sorotan

Tak hanya soal jam kerja, sejumlah mantan karyawan menuturkan bahwa gaya kepemimpinan Musk turut memicu kelelahan mental dan moral.
Bahkan, dukungan Musk terhadap Donald Trump serta tokoh sayap kanan disebut memengaruhi semangat kerja dan proses rekrutmen di internal perusahaan.

Seorang pejabat senior mengatakan kepada Times of India,

“Perilaku Elon berdampak pada semangat tim, retensi, bahkan minat talenta baru untuk bergabung.”

Baca juga: Elon Musk Ajak Mark Zuckerberg Satukan Kekuatan untuk Akuisisi OpenAI

Mampukah Tesla dan xAI Bertahan?

Kini muncul pertanyaan besar: bisakah Tesla dan xAI menjaga stabilitas di tengah badai ini?

Tesla masih harus fokus memperkuat dominasi di pasar mobil listrik global, sementara xAI berjuang mengejar ketertinggalan dari OpenAI di sektor kecerdasan buatan.

Namun tanpa manajemen puncak yang solid, ambisi besar Elon Musk bisa terganggu.
Visi visioner memang penting, tapi loyalitas karyawan dan budaya kerja yang sehat juga menjadi kunci kesuksesan jangka panjang.

Gelombang pengunduran diri ini menjadi ujian nyata bagi kepemimpinan Musk — bukan hanya di pasar saham, tetapi juga di dalam perusahaannya sendiri.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(fs)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar