Teknologi.id - Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) merupakan salah satu inovasi teknologi yang telah mengubah cara kita dalam bekerja dan beraktivitas sehari-hari. Mulai dari bidang kesehatan, gadget, pusat perbelanjaan, pendidikan dan masih banyak lagi. Kecerdasan buatan (AI) telah menjadi bagian integral terlebih dalam era disruptive saat ini. Artikel ini akan menjelaskan apa itu kecerdasan buatan, serta mengekplorasi dampak AI ini di era digital saat ini.
Baca Juga: Ancaman dan Tantangan Perkembangan AI bagi Manusia
Apa itu Kecerdasan Buatan?
Kecerdasan buatan adalah bidang ilmu komputer yang dikhususkan untuk memecahkan masalah kognitif yang umumnya terkait dengan kecerdasan manusia, seperti pembelajaran, penciptaan, dan pengenalan gambar. Organisasi modern mengumpulkan data dalam jumlah besar dari beragam sumber, seperti sensor pintar, konten buatan manusia, alat pemantauan, dan log sistem. Tujuan dari penggunaan AI adalah untuk menciptakan sistem belajar mandiri yang memperoleh makna dari data yang kemudian, AI dapat menerapkan pengetahuan tersebut untuk memecahkan masalah baru dengan cara layaknya makna dari data. Contohnya, seperti teknologi AI bisa merespons percakapan manusia, membuat gambar dan teks asli dan membuat keputusan berdasarkan input data waktu nyata.
Dampak dari Adanya AI
International Monetary Fund (IMF) memprediksi kecerdasan buatan (AI) akan berdampak pada hampir 40% pekerjaan di seluruh dunia. Khususnya bagi negara-negara maju akan menghadapi risiko lebih besar jika dibandingkan dengan negara berkembang dan negara berpenghasilan rendah.
"Dalam kebanyakan skenario, AI kemungkinan akan memperburuk ketimpangan secara keseluruhan, sebuah tren yang mengkhawatirkan yang harus diatasi secara proaktif oleh pembuat kebijakan guna mencegah teknologi tersebut semakin memicu ketegangan sosial" Ungkap Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieve dalam sebuah blog tentang studi tersebut.
Perlu diingat, dampak AI terhadap ketimpangan pendapatan akan sangat bergantung pada seberapa teknologi ini melengkapi pekerjaan berpenghasilan tinggi. Selain itu Georgieva mengatakan peningkatan produktivitas dari pekerja dan perusahaan berpenghasilan tinggi akan meningkatkan pengembalian modal, sehingga memperlebar kesenjangan kekayaan.
Ia juga menekankan bahwa negara-negara harus menyediakan "jaring pengaman sosial yang komprehensif" dan program pelatihan ulang bagi pekerja yang rentan. Meskipun ada potensi AI untuk sepenuhnya menggantikan beberapa pekerjaan, Ia mengatakan sampai saat ini skenario yang mungkin akan terjadi adalah AI akan membantu dan melengkapi pekerjaan manusia.
Sekitar 60% lapangan kerja di negara-negara maju mungkin akan terkena dampaknya, lebih banyak dibandingkan dengan negara-negara berkembang dan berpendapatan rendah. Perusahaan-perusahaan telah banyak berinvesasi pada teknologi yang sedang berkembang ini, yang terkadang akan memicu kekhawatiran di kalangan pekerja tentang masa depan peran mereka. Salah satu contohnya, Buzzfeed Inc, mengumumkan rencana menggunakan AI untuk membantu pembuatan konten dan menutup departemen berita utamanya, sehingga menyebabkan lebih dari 100 staf kehilangan pekerjaan.
Baca Juga: Indonesia Terbukti Masih Tertinggal! Belum Banyak Perusahaan yang Pakai AI
Kesimpulan
Kecerdasan buatan (AI) telah menjadi elemen penting dalam kehidupan sehari-hari kita, menyediakan solusi dalam pemecahan masalah dan efisiensi dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Namun, perlu diketahui kecerdasan buatan ini akan memiliki dampak yang begitu besar baik itu dampak positif ataupun negatif sehingga perlu adanya pertimbangan dalam melakukan langkah yang tepat untuk mengatur penggunaan AI ini. Dengan adanya pemahaman yang baik tentang kelebihan dan kekurangan kecerdasan buatan, setidaknya kita tidak perlu terlalu cemas dalam menghadapi era teknologi AI pada saat ini.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
Tinggalkan Komentar