Indonesia Terbukti Masih Tertinggal! Belum Banyak Perusahaan yang Pakai AI

Lutfiyah Fathiyani . January 12, 2024

AI indonesia
Foto: Analytics Vidhya

Teknologi.id- Sejak akhir tahun 2022, teknologi kecerdasan buatan, yang biasa disebut Artificial Intelligence (AI), semakin sering menjadi perbincangan. Fenomena ini dipicu oleh popularitas chatbot AI ChatGPT yang dikembangkan oleh OpenAI. Namun, meledaknya penggunaan AI secara global nyatanya berbanding jauh dengan perusahaan di Indonesia.

Keberhasilan ChatGPT telah mendorong banyak perusahaan besar, termasuk Google dengan chatbot Bard-nya, dan Microsoft yang berkolaborasi dengan OpenAI untuk pengembangan produk perusahaan. Namun, bagaimana dengan perkembangan AI di Indonesia?

Menurut Abraham Hidayat, Managing Partner Skystar Capital, penggunaan AI di Indonesia masih terbatas. Saat ini, fokus utama adalah mencari teknologi yang dapat diadopsi sesuai dengan konteks Indonesia.

Dalam wawancaranya di Investment Outlook 2024, Jakarta, pada Kamis (11/1/2024), Abraham menyatakan bahwa perusahaan AI di Indonesia masih tergolong kecil, dan mereka sedang mencari cara untuk mengaplikasikan teknologi yang sudah ada ke dalam konteks lokal.

Baca juga: Ancaman dan Tantangan Perkembangan AI bagi Manusia

Ia menegaskan bahwa perkembangan teknologi membutuhkan waktu, sebagaimana contohnya saat Steve Jobs memperkenalkan iPhone yang membutuhkan bertahun-tahun hingga membentuk industri aplikasi yang mapan. Hal serupa terjadi dengan AI, yang baru setahun yang lalu meluncurkan ChatGPT oleh OpenAI.

Di Amerika Serikat, pengembangan AI diikuti dengan investasi yang besar, sementara di Indonesia, masih terjadi proses pemikiran tentang bagaimana teknologi ini dapat dimanfaatkan secara optimal. Abraham menjelaskan bahwa di Indonesia, pertanyaan yang muncul adalah "Apa yang bisa kita lakukan dengan AI?"

Meskipun demikian, Abraham memberikan gambaran bahwa tahun ini bisa menjadi titik awal bagi pendanaan dalam bidang AI di Indonesia. Namun, untuk munculnya nama-nama besar terkait AI, mungkin perlu beberapa tahun lagi. "Menurut saya, tahun ini mulai ada pendanaan. Dari pendanaan tersebut, akan terlihat kesuksesan atau kegagalan. Mungkin baru dalam 2-3 tahun, kita akan mendengar nama-nama besar terkait AI," tambahnya.

Dengan potensi banyaknya kasus penggunaan AI, termasuk meningkatkan layanan pelanggan sesuai dengan kebutuhan individual, Indonesia memiliki peluang besar untuk menggali manfaat dari perkembangan teknologi ini. Meskipun tantangan masih ada, prospek penggunaan AI di Indonesia menjanjikan, dan dengan adanya investasi serta pendanaan, dapat membantu membentuk fondasi yang kuat bagi pertumbuhan industri kecerdasan buatan di tanah air.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News

(LF)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar