Foto: UNILAD
Teknologi.id - Kecerdasan buatan (AI) semakin menguasai teknologi dalam kegiatan sehari-hari. Kini, AI dapat digunakan dengan mudah oleh siapa saja tanpa terkecuali, melalui situs dan aplikasi yang sudah banyak disediakan oleh berbagai perusahaan.
Tidak bisa dipungkiri, AI mulai menggeser peramban web, pencarian gambar, editing foto, dan kegunaan lainnya yang biasa dilakukan secara manual. Banyak masyarakat yang beralih pada AI sebagai teknologi utama yang digunakan untuk mengerjakan kebutuhan yang diperlukan.
Penggunaan AI sangat memanjakan penggunanya, karena dapat menjalankan instruksi yang diberikan hanya melalui prompt atau kalimat lengkap. Cara yang sangat mudah dan cepat untuk menyelesaikan pekerjaan.
Survei dari Statista Consumer Insight menyatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-4 sebagai negara yang paling antusias menggunakan AI untuk kebutuhan sehari-hari.
Sekitar 41 persen dari responden asal Indonesia memiliki kegemaran untuk pada AI untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Salah satu AI yang paling sering dipakai adalah ChatGPT.
Survei keseluruhan melibatkan 1.000 sampai 2.000 responden dengan rentang usia 18-64 tahun dari berbagai negara. Dari sana, diketahui jumlah keterikatan antara manusia dengan AI yang kini telah merajalela. Statista Consumer Insights melakukan survei pada bulan April - Juni 2024.
Hasil dari survei menunjukkan negara Nigeria menduduki urutan pertama dengan 47 persen, Vietnam dan Uni Emirat Arab (UEA) dengan 45 persen, dan diikuti Indonesia pada urutan keempat.
Urutan tersebut menunjukkan bahwa lebih banyak negara di Timur Tengah yang menyukai AI ketimbang negara lainnya, seperti di bagian Barat. Hal ini jelas terlihat pada urutan-urutan negara dengan tingkat kegemaran terhadap AI yang dikuasai oleh daerah Timur, terutama Asia.
Peringkat diikuti dengan negara-negara di Asia lainnya yang urut memiliki presentase tinggi terhadap pandangan mereka terhadap AI, dengan Singapura yang memiliki 37 persen serta China dengan 35 persen.
Baca juga: Siap-Siap! ChatGPT Berencana Akan Dipungut Biaya Rp333 Ribu Per Bulan!
Namun, ternyata antusias masyarakat di benua Eropa dan Amerika tidak menunjukkan persenan yang sama. Negara bagian Barat ini bisa dibilang cenderung skeptis terhadap kecerdasan setara otak manusia yang mengandalkan teknologi ini. Hal tersebut terlihat dari Amerika Serikat yang hanya memiliki nilai 18 persen tentang kegemaran masyarakatnya terhadap AI. Jumlah yang jauh lebih kecil dibandingkan negara-negara lain di Asia.
Selain itu, masyarakat Republik Ceko memberikan nilai yang sangat rendah dengan hanya 11 persen orang yang turut senang terhadap perkembangan AI.
Tidak hanya gemar menggunakan AI, masyarakat Indonesia juga sangat memahami cara kerja kecerdasan buatan ini. Hal tersebut terbukti dengan Indonesia menduduki posisi ke-2 pada survei tentang pengetahuan terhadap teknologi AI. Urutan yang sangat tinggi dibandingkan negara lain yang menduduki posisi diatas Indonesia terhadap survei kegemaran terhadap AI. Urutan ini dimenangkan oleh China dengan 81 persen, dan posisi ke-3 diambil oleh Thailand pada 69 persen.
Kecerdasan buatan dapat diterima dengan baik atau buruk sesuai dengan pandangan setiap individu terhadap teknologi ini. Harus diakui, AI menjadi sebuah inovasi terbaru yang sangat membantu manusia dibandingkan cara-cara lainnya yang tersedia. Tiap individu dapat mengambil sisi positif dengan memanfaatkan AI untuk hal yang benar, atau justru semakin meninggalkan kemampuan diri sendiri akibat terlalu terlena dengan teknologi yang sudah mukhtahir.
Hal tersebut dikarenakan banyaknya kasus plagiat yang dilakukan oleh AI. Seringkali karya-karya dari seniman tergantikan oleh AI, sehingga tidak terasa 'natural' seperti yang biasa dibuat oleh tangan manusia.
AI juga memiliki keterbatasan. ChatGPT dan kecerdasan buatan lainnya tidak mendekati kata sempurna yang mampu menggantikan seluruh pekerjaan manusia. Maka dari itu, gunakanlah AI sebaik-baiknya menyesuaikan dengan kebutuhan Anda.
Baca juga: ChatGPT Rilis "Canvas": Coding Jadi Mudah
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News
(vn)
Tinggalkan Komentar