Kenapa Kereta Bisa Anjlok? Ini Penyebab Kereta Anjlok yang Sering Terjadi Teknologi.id - Kereta, meskipun dipandang sebagai transportasi yang aman karena berjalan dengan jalur khususnya sendiri, nyatanya masih sering terjadi kecelakaan. Salah satunya adalah kecelakaan kereta anjlok. Sebuah kereta dikatakan anjlok jika kereta tersebut keluar dari rel. Seperti yang terjadi pada Minggu (10/3/2019) pukul 10.15 WIB, sebanyak tiga dari delapan gerbong Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line bernomor KA 1722 relasi Jatinegara-Bogor anjlok di Kebon Pedes, Bogor, Jawa Barat. Kecelakaan tersebut mengakibatkan 19 penumpang terluka dan ditutupnya layanan KRL lintas Bogor-Jakarta Kota/Jatinegara dan sebaliknya.
Faktor Internal dan Eksternal
VP Komunikasi Perusahaan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Eva Chairunisa menduga terdapat dua faktor penyebab terjadinya KRL anjlok tersebut. Berdasarkan pengalaman atau peristiwa yang pernah terjadi, kecelakaan kereta bisa terjadi karena dua faktor, yaitu
internal dan
eksternal. “Faktor internal bisa karena
human error atau gangguan jaringan aliran listrik atau persinyalan. Yang kedua faktor eksternal, seperti terjadinya bencana alam atau orang yang sengaja menyabotase perjalanan kereta dengan menaruh balok atau penghalang di badan rel," kata Eva di lokasi kejadian, Kebon Pedes, Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/3/2019). Namun, Eva mengatakan hal itu masih berupa dugaan umum dan diperlukan investigasi lebih lanjut untuk memastikan penyebab kronologi kereta yang sesungguhnya.
Penyebab Kereta Anjlok
Memang dibutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mengetahui penyebab kereta anjlok secara pasti. Lalu, apa saja sih yang bisa menjadi penyebab kereta anjlok? Berikut ini
teknologi.id rangkum beberapa hal yang sering menjadi penyebab kereta anjlok.
- Kegagalan mekanik utama pada komponen rel. Seperti rel yang rusak ataupun rel melebar
- Kegagalan mekanik utama pada komponen gigi roda kereta. Misalnya kegagalan kotak gandar dan juga kerusakan roda
- Kesalahan pada geometri komponen rel atau gigi roda yang mengakibatkan kegagalan kuasistatis saat kereta berjalan. Misalnya jalur menanjak karena penggunaan roda atau rel yang berlebihan ataupun adanya rel yang terlepas
- Efek dinamis akibat interaksi antara rel dengan kereta. Misalnya osilasi ekstrem, pemantulan vertikal, pergeseran rel, dan kecepatan kereta yang berlebihan.
- Pengoperasian kereta yang tidak tepat atau kesalahan sinyal
- Penanganan kereta yang tidak sesuai. Misalnya kereta anjlok karena gaya traksi atau adanya pengereman mendadak
(DWK)