Eli Lilly Luncurkan TuneLab, Platform AI untuk Percepat Penemuan Obat Baru

Sarah Shabrina . September 10, 2025

Teknologi.id –
Sebuah perusahaan farmasi terkenal di Indiana, Eli Lilly and Co meluncurkan platform TuneLab berbasis AI untuk mempercepat penemuan obat baru. Dengan memanfaatkan kecerdasan buatan, investasi mereka di masa depan agar obat-obatan dapat ditemukan lebih cepat dan terjangkau.

Tapi sebelum membahas tentang platform TuneLab, mari berkenalan dengan Eli Lilly dan proses panjang hingga perusahaan Eli Lilly and Co berdiri.

Mengenal Siapa itu Eli Lilly?

Eli Lilly merupakan seorang pendiri perusahaan farmasi terbesar di Amerika “Eli Lilly and Company”. Menariknya Eli Lilly juga merupakan seorang veteran kolonel Angkatan Darat Union saat terjadi perang saudara.

Eli Lily lahir pada tanggal 8 Juli 1838 di Perkebunan Fairmont, Baltimore, Maryland. Merupakan anak pertama dari 11 bersaudara oleh Gustavus dan Esther Kibry Lilly. Eli Lily tumbuh besar di sebuah peternakan Gallatian, Kentucky. Ia menempuh pendidikan tinggi di sebuah sekolah medis terkemuka, universitas Indiana Asbury College (DePauw Universitas).

Sejak tahun 1854, Lily sempat magang di apotek Good Samaritan, Lafayette. Kemudian pada tahun 1860, Lily bekerja di apotek Jerome Allen sebelum ia mencoba membuka apoteknya sendiri. Tetapi, bisnis apoteknya tidak berjalan lama.

Ketika perang saudara pecah di tahun 1861, Lily mendaftar sebagai anggota Angkatan Darat. Selama bertugas menjadi anggota Angkatan Darat, Lily sempat ditangkap dan dikirim ke kamp penjara di Enterprise, Mississippi. Kemudian pada tahun 1865, Lily dibebaskan melalui pertukaran tawanan dan dihentikan dari dinas militer dengan pangkat kolonel pada tanggal 25 Agustus 1865.

Pada tahun 1867, Lily mendapatkan posisi sebagai ahli kimia di perusahaan obat grosir Harrison Daily and Company. Dua tahun kemudian, ia bergabung di perusahaan grosir Patterson, Moore & Talbot dan sempat bekerja selama 4 tahun di Red Front Drugstore.

Namun, pekerjaanya itu tidak membuat puas. Lily ingin membuat perusahaan obat-obatan sendiri. hingga tahun 1874, bekerja sama dengan Dr. John F Johnston, mereka membuat perusahaan yang memproduksi obat-obatan dan persiapan kimia. Sayangnya, karena tidak ada kerjasama yang baik antara Lily dan Johnston, Lily akhirnya mengakhiri kerjasama tersebut.

Pada tanggal 10 Mei 1876, Lily akhirnya menyewa sebuah bangunan kecil dan membuka apoteknya sendiri yang bernama
'Eli Lily, Chemist”.
Apotek ini lah yang menjadi cikal bakal dari
'Eli Lily and Company”
. Bisnis Eli Lily, Chemist berkembang pesat dan menjadi salah satu perusahaan farmasi yang paling dihormati di dunia.

Baca Juga: 
Pemblokiran Media Sosial di Nepal Picu Kerusuhan, Renggut 19 Korban Jiwa

Berdirinya Perusahaan Farmasi Eli lilly and Co

Setelah bisnisnya berkembang pesat, Lily mengubah nama perusahaannya dari Eli Lily, Chemist menjadi Eli Lily and Company.

Eli Lily and Co adalah perusahaan obat di Indiana yang menjadi pelopor penemuan obat untuk berbagai macam penyakit. perusahaan ini memanfaatkan kekuatan bioteknologi, kimia, dan pengobatan genetik untuk memecahkan tantangan kesehatan di dunia

Selama lebih dari 145 tahun, lily berusaha mengembangkan dan menemukan obat-obatan untuk berbagai penyakit. beberapa obat yang telah diproduksi oleh Lilly yaitu, Penisilin-G massal sebagai antibotik pertama di dunia untuk mencegah penyakit menular, vaksin polio Salk, Zyprexa untuk pengobatan skizofenia dan masih banyak lagi.

Selain menciptakan obat baru, Lily and Co juga membuat berbagai program bantuan untuk membantu para pasien.

Baca Juga: 
Google Meet Down 9 September 2025: Ribuan Pengguna Tak Bisa Gabung Rapat Online

Peluncuran Platform TuneLab:
 
Era Baru Penemuan Obat Berbasis AI

Berkembangnya teknologi kecerdasan buatan (AI) yang saat ini digunakan oleh seluruh faktor, membuat sektor kesehatan juga ikut menggunakannya. Salah satunya ada di perusahaan farmasi terbesar di Indiana, Eli Lilly dan Compay.

Pada selasa 9 September 2025, Eli Lily and Company mengumumkan peluncuran Lily TuneLab. TuneLab sendiri merupakan platform kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin (AI/ML) yang menyediakan akses bagi perusahaan bioteknologi ke model penemuan obat yang dibor berdasarkan penelitian bertahun-tahun.

Perusahaan ini bermaksud bahwa platform ini diperoleh dengan biaya lebih dari $1 Miliar untuk melatih sistem AI bagi perusahaan bioteknologi. TuneLab didukung oleh dataset lengkap Lilly dan menggunakan pendekatan federeted learning untuk menjaga privasi data.

“Lily telah menghabiskan waktu puluhan tahun membangun kumpulan data

komprehensif untuk penemuan obat. Hari ini, kami membagikan informasi yang diperoleh dari investasi tersebut untuk membantu meningkatkan penelitian bioteknologi,”
kata
Daniel Skovronsky
, MD, Ph.D., kepala ilmiah, dan presiden,
dan Lilly Immunology.

Diciptakannya Lily Tunelab bertujuan untuk penyeimbangan agar perusahaan kecil juga dapat mengakses AI yang sama dengan ilmuan Lily. Harapannya dengan adanya Tunelab dapat mempercepat penciptaan obat-obatan baru bagi pasien yang membutuhkan.

Menurut wakil presiden grup dan kepala Lilly Catalyze 360 ​​Nisha Nanda, Ph.D., “Dengan Lily
TuneLab, kami tidak hanya berbagi sumber daya, tetapi juga mengubah pembelajaran puluhan tahun menjadi kecerdasan yang dapat diakses secara instan. Melalui platform ini, kami dapat membantu mitra bioteknologi kami mengungkap wawasan ilmiah baru, membuat keputusan pengembangan yang cerdas lebih awal, dan meningkatkan keberhasilan keberhasilan mereka.” 

Penutup: Transformasi Industri Farmasi dan Masa Depan Kesehatan

Adanya platform TuneLab berbasis AI dari Eli Lilly dan rekannya ini juga menyelaraskan dorongan dari FDA (Food Drug Administrator) untuk mengurangi pengujian pada
 
hewan dalam waktu dekat.
 
Hal ini diakui pada penelitian yang dipublikasikan di Translation Medicine Communications 2019 yang mengatakan bahwa lebih dari 90% calon obat yang di tes pada hewan ternyata tidak aman dan tidak efektif pada manusia.

Dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan, Lily TuneLab diharapkan dapat menciptakan dan menemukan obat terbaru untuk membantu penyakit di dunia.

Baca juga artikel dan berita lainnya di Google News

(SS)

Share :