Teknologi.id - Badan Intelijen Negara (BIN) diduga mengalami kebocoran data yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Berita itu pertama kali menyebar di Twitter dan mengatakan bahwa sistem Badan Intelijen Negara (BIN) telah berhasil diretas. Melalui cuitan akun Twitter @Vidyanbanizian, diperlihatkan tangkapan layar yang diduga sebagai penawaran terhadap database milik Badan Intelijen Negara (BIN).
Foto: tangkapan layar twitter (@Vidyanbanizian)
Di halaman situs web tersebut terlihat bahwa data yang diduga milik Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut ditawarkan oleh akun Strovian. Dirinci ada sekitar 180 file terkait nama-nama anggota BIN beserta jabatannya.
Tidak hanya itu, data terkait strategi Badan Intelijen (BIN) Negara juga berhasil dikantongi oleh orang yang tidak dikenal. Bahkan akun bernama Strovian telah menawarkan database yang diduga milik BIN per April 2022 lalu.
Lalu bagaimana tanggapan Badan Intelijen Negara (BIN) terhadap kasus dugaan kebocoran data itu?
BIN Bantah Alami Kebocoran Data
Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto membantah adanya kebocoran yang terjadi di badan pemerintah tersebut. Dalam keterangannya, Wawan membantah dan tidak membenarkan tudingan kebocoran data yang saat ini ramai diperbincangkan di media sosial.
"Data di situs BIN sejauh ini aman tidak ada kebocoran," kata Wawan. Ia juga menuturkan bahwa data-data agen, lokasi, proyek, strategi, dan lainnya masih tetap aman. Selanjutnya, untuk data nama agen, BIN mengaku menggunakan nama samaran untuk seluruh anggotanya.
"Data pribadi dan agen bukan nama asli," jelas Wawan.
Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa kabar mengenai kebocoran data Badan Intelijen Negara adalah berita bohong.
"Kabar kebocoran data BIN itu hoax," kata Wawan.
Baca juga : Presiden Jokowi Dorong Tesla Bangun Ekosistem Mobil Listrik di Indonesia
Strovian menulis bahwa ia memperoleh data dari Deputi Intelijen Luar Negeri pada tahun 2020 dan memposting data tersebut di situs web Breached.to. Dalam forum tersebut, ia juga mengunggah beberapa lampiran sebagai bukti kebocoran data.
Sebagai informasi, Breached.to juga mengunggah data pribadi tertentu yang mungkin telah bocor. Baru-baru ini, pengguna situs tersebut menyebut telah mendapatkan sebanyak 26 juta riwayat browsing pengguna IndiHome. Situs yang tidak terdaftar di PSE Kominfo masih dapat diakses melalui koneksi dari Indonesia.
Selain di BIN, kebocoran data juga diduga terjadi di lingkungan kepolisian. Akun yang sama mengatakan data yang bocor termasuk kartu identitas, gelar, kartu keluarga, akta kelahiran, dan foto paspor.
Juru bicara Badan Intelijen Negara, Wawan Hari Purwanto tidak memberikan penjelasan lebih lanjut atas dugaan kebocoran data BIN tersebut. Ia juga tidak membeberkan langkah BIN menyikapi hoaks tersebut.
(aka)