Foto: BBC
Teknologi.id – Dalam bebeapa waktu belakang, salah satu media sosial baru Clubhouse tengah ramai diperbincangkan. Clubhouse merupakan aplikasi obrolan suara yang diciptakan oleh Paul Davision dan Rohan Seth.
Aplikasi besutan perusahaan software Alpha Exploration Co ini telah dirilis pada Maret 2020 lalu. Melalui aplikasi Clubhouse, pengguna bisa melakukan streaming audio, melakukan panggilan suara, hingga membuat acara dengan topik khusus yang dikemas mirip seperti konsep podcast.
Sederhananya, Clubhouse merupakan platform untuk diskusi virtual dengan topik tertentu yang nantinya dapat disaksikan secara langsung oleh pengguna lainnya.
Clubhouse begitu mencuri perhatian belakangan ini. Namun, terdapat beberapa fakta menarik dari aplikasi Clubhouse yang mungkin belum diketahui banyak orang. Apa sajakah itu?
Baru Dapat Digunakan di iOS
Aplikasi Clubhouse saat ini baru hadir eksklusif untuk sistem operasi iOS saja. Ini artinya yang dapat menggunakan media sosial ini baru pengguna produk Apple saja.
Di samping itu, aplikasi ini hanya kompatibel di iOS 13 atau yang lebih baru. Clubhouse juga berada di posisi keenam sebagai jejaring media sosial populer di App Store. Aplikasi ini sudah dinilai oleh hampir 282 ribu pengguna Apple iOS dan mendapatkan rating 4.9.
Kehadiran di Android
Pengguna smartphone dengan sistem operasi Android tampaknya harus bersabar dahulu untuk dapat menggunakan aplikasi media sosial ini. Sebagaimana dihimpun dari laman resmi Clubhouse, dua pendirinya mengabarkan bahwa pihak mereka sudah mulai mengerjakan aplikasi Clubhouse untuk versi Android.
Namun, belum ada keterangan spesifik terkait proses atau jadwal perilisan Clubhouse versi Android. Kendati demikian, baik Davision dan Seth ingin Clubhouse menjadi aplikasi yang bisa digunakan oleh semua orang.
Baca juga: Cara Menambah RAM Android dengan Menggunakan SD Card
Harus Memiliki Undangan
Meski
pengguna iOS dapat mengunduh aplikasi Clubhouse dari toko aplikasi, tidak ada
jaminan bahwa mereka dapat langsung bergabung dengan aplikasi tersebut. Hal ini
karena metode bergabung unik yang diusung oleh Clubhouse.
Peminat yang belum memiliki akun harus mendapat undangan terlebih dahulu dari orang yang sudah menjadi anggota Clubhouse sebelumnya. Tiap anggota baru nantinya akan mendapat hak untuk mengundang dua orang lain. Jumlahnya akan ditambah seiring dengan meningkatnya pemakaian. Pengundang harus memiliki nomor telepon orang yang akan diundang, untuk dikirimi pesan berisi tautan ke situs Clubhouse.
Gratis, tapi dijual di e-commerce
Sebenarnya,
peminat Clubhouse hanya perlu meminta undangan kepada kerabat mereka yang sudah
lebih dahulu bergabung. Undangan itu pun diberikan secara cuma-cuma, tanpa ada
biaya sepeser pun.
Di
App Store pun aplikasi ini dapat digunakan secara gratis. Namun, karena
undangan keanggotaan yang masih bersifat terbatasi, sejumlah pengguna Clubhouse
agaknya memanfaatkan hal ini untuk mendulang keuntungan.
Sejumlah
anggota Clubhouse terlihat menjual undangan keanggotaan aplikasi tersebut di e-commerce.
Di salah satu e-commerce misalnya, ada enam toko dari Indonesia yang menjajakan
keanggotaan Clubhouse. Harganya pun beragam, dimulai dari yang termurah Rp
99.000 hingga termahal Rp 250.000.
Populer berkat Elon Musk
Salah
satu "influencer" Clubhouse adalah Elon Musk. CEO Tesla dan SpaceX
itu pada 1 Februari lalu menulis sebuah kicauan di Twitter. "Di Clubhouse
malam ini pukul 10 malam waktu LA," tulis Musk merujuk pada acara
bincang-bincang yang akan ia hadiri kala itu.
Musk
diketahui hadir dalam sesi bincang-bincang di ruang bernama "Good Time
Club" melalui aplikasi Clubhouse. Sesi bincang-bincang berdurasi sekitar
satu setengah jam itu tersebut kemudian diunggah di kanal YouTube Tesla Owners
Online pada tanggal 2 Februari 2021 lalu. Setelah sesi bincang-bincang itulah
popularitas Clubhouse dilaporkan meroket. Clubhouse saat ini memiliki sekitar
dua juta pengguna.
(MIM)