Foto : larepublica.pe
Teknologi.id - Steven
Mnuchin mantan Menteri Keuangan AS pada Kamis (14/3/2024), mengatakan tengah
mengumpulkan investor untuk membeli TikTok
“Itu bisnis besar, dan saya
akan mengumpulkan kelompok investor untuk membeli TikTok,” kata dia dalam
sebuah wawancara televisi.
Pernyataan Mnuchin itu
muncul di tengah tekanan DPR AS, agar platform media sosial
itu diambil alih secara paksa.
Mantan Menkeu AS itu juga yakin bahwa China akan setuju dengan penjualan TikTok, sepanjang tidak ada alih teknologi dalam prosesnya. Dalam jangka waktu 180 hari TikTok harus segera menjualnya sebagaimana disyaratkan oleh Rancangan Undang-Undang yang disahkan DPR AS baru-baru ini. Jika tidak, TikTok terancam akan diblokir dari 170 juta penggunanya di AS.
BACA JUGA : Upaya Pemblokiran TikTok di AS Jadi Kenyataan, Indonesia Kapan?
Foto : esquiremag.ph
Harga
TikTok Rp 1.574 triliun
Menurut perkiraan seorang
analis keuangan, TikTok mungkin akan terjual dengan harga melebihi US $100
miliar (Rp 1.574 triliun). Angka tersebut termasuk rendah, sebab TikTok
menghasilkan penjualan sebesar US $16 miliar (Rp 251 triliun) di AS tahun lalu.
Financial Times melaporkan, angka pendapatan itu seharusnya bisa memberi nilai
bagi perusahaan hingga $150 miliar.
Harga tersebut hanya akan
dapat dipenuhi oleh sedikit pembeli dan menetapkan tonggak sejarah baru bagi
akuisisi perusahaan teknologi raksasa. Namun pembelian oleh raksasa teknologi
saingannya mungkin akan menghadapi pengawasan antimonopoli yang ketat di
AS dan negara-negara di seluruh dunia yang akan memperlambat
proses tersebut, atau bahkan dapat menghentikannya.
"Daftar penawar di sini sangat sedikit," kata David Locala mantan kepala merger dan akuisisi teknologi global di Citi, bank investasi multinasional Amerika.
Foto : fastcompany.com
"Regulator AS mungkin
harus mengambil tindakan, apakah mereka ingin kepemilikan TikTok di AS, atau
apakah mereka ingin satu atau lebih perusahaan teknologi besar menjadi lebih
besar?," jelasnya lebih lanjut.
Dengan harga pembelian sebesar US $100 miliar, TikTok akan menjadi salah satu kesepakatan merger dan akuisisi terbesar dalam sejarah dengan kompleksitas dan keterbatasan waktu.
Sementara Bobby Kotick,
mantan kepala raksasa video game Activision Blizzard, dan Kevin O'Leary,
investor Kanada dari acara TV "Shark Tank," keduanya telah menyatakan
minatnya pada kesepakatan TikTok. Namun mereka mungkin tidak mempunyai uang
untuk melakukan pengambilalihan secara serius, dan mengumpulkan dana mereka
sebagai bagian dari konsorsium investasi akan menimbulkan masalah baru lagi.
"Dengan konsorsium, Anda tidak akan pernah tahu apakah seseorang benar-benar terlibat atau tidak sampai hal tersebut berakhir," kata Locala. "Semakin banyak pihak yang Anda perkenalkan, semakin sulit untuk mencapai kemajuan." terangnya dilansir dari CNBC Internasional.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(aa)