Televisi Digital Kini Siarkan Peringatan Bencana Berdurasi 30 Detik

Bunga Melssa Maurelia . September 24, 2024
peringatan bencana muncul di tv digital
Sumber: DetikInet


Teknologi.id - Mulai hari ini, peringatan bencana atau Early Warning System (EWS) resmi ditayangkan melalui televisi digital. Sistem peringatan dini ini diharapkan menjadi salah satu langkah pencegahan efektif yang dapat memberi informasi cepat dan tepat kepada masyarakat di daerah terdampak bencana.

Namun, ada aturan durasi yang diterapkan dalam penyajian peringatan tersebut, yakni hanya 30 detik untuk tampil di layar televisi.

Keputusan mengenai durasi ini merupakan hasil diskusi panjang antara pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dengan penyelenggara TV. Marvels Parsaoran Situmorang, Direktur Pengembangan Pita Lebar Ditjen PPI Kementerian Kominfo, saat ditemui di Trans Hotel, Kuta, Bali pada Senin, 23 September 2024, menjelaskan alasan di balik penetapan durasi peringatan ini.

"Dia mau early warning tetap jalan, tapi bisnis juga tetap jalan, artinya iklannya tetap jalan. Sehingga, oleh karena itu, ada waktu durasinya, tidak bisa terus gitu dan mengganggu program, kemudian mengganggu juga pemasang iklan," kata Marvels.

Baca juga: Mau Nonton TV di HP? Ini Dia Caranya, Bisa Tanpa Aplikasi

Durasi Terbatas untuk Jaga Keseimbangan Bisnis

Dalam dunia penyiaran, keberlangsungan iklan dan program adalah elemen penting bagi stasiun televisi. Pihak Kominfo pun memahami bahwa dalam menjaga keseimbangan antara keselamatan masyarakat dan keberlangsungan bisnis, durasi peringatan bencana di televisi digital tidak bisa terlalu lama.

Durasi 30 detik dipilih agar tidak mengganggu jalannya program atau iklan yang sedang tayang, kecuali dalam kondisi bencana yang lebih serius.

Meski demikian, untuk kategori peringatan bencana yang sudah mencapai tingkat "awas," aturan durasi tersebut tidak berlaku. Jika status bencana sudah memasuki kategori awas, layar televisi akan berwarna merah sepenuhnya dan menutup program yang sedang tayang.

"Kalau awas, itu akan terus sampai mengganggu pemirsa atau penonton karena memang kondisinya sudah awas. Kalau awas ini bencana apa? Hanya tsunami," jelas Marvels.

Kategori Peringatan Berdasarkan Warna

Sistem EWS yang diterapkan di televisi digital ini dibagi menjadi beberapa kategori yang dibedakan dengan warna. Warna biru menunjukkan status waspada, kuning untuk siaga, dan merah untuk awas. Peringatan yang masuk dalam kategori waspada dan siaga hanya akan memenuhi sebagian layar televisi, sementara peringatan kategori awas akan tampil full layar.

Penerapan kategori ini penting untuk memberikan informasi yang sesuai dengan tingkat ancaman yang ada. Peringatan biru atau waspada memberi tahu masyarakat untuk bersiap menghadapi kemungkinan bencana, sedangkan peringatan kuning atau siaga menyarankan agar tindakan antisipatif segera dilakukan.

Namun, peringatan merah atau awas, terutama yang berkaitan dengan ancaman tsunami, mengharuskan masyarakat untuk segera menyelamatkan diri.

Kriteria Gempa untuk Peringatan EWS

Peringatan melalui sistem EWS akan diberikan untuk bencana alam tertentu, seperti gempa bumi, terutama gempa yang berpotensi menyebabkan tsunami. Menurut Marvels, tidak semua gempa akan memicu peringatan EWS.

Hanya gempa yang memiliki magnitudo (M) di atas 5 yang akan diinterupsi melalui televisi digital. Hal ini dikarenakan gempa dengan magnitudo lebih besar dari 5 umumnya memiliki potensi untuk menyebabkan kerusakan yang lebih serius.

"Berdasarkan data, gempa dengan magnitudo di atas 5 berpotensi menyebabkan kerusakan signifikan. Oleh karena itu, peringatan EWS akan disiarkan apabila magnitudo gempa mencapai angka tersebut," ujar Marvels.

Untuk memahami lebih lanjut dampak gempa berdasarkan magnitudonya, berikut adalah keterangan yang disampaikan oleh Kominfo:

  • Magnitudo 2,5 - 5,4: Menyebabkan kerusakan ringan. Gempa dengan magnitudo ini biasanya terasa di sekitar pusat gempa, tetapi dampaknya tidak terlalu signifikan.
  • Magnitudo 5,5 - 6,0: Mengakibatkan kerusakan ringan pada bangunan. Gempa dalam kategori ini dapat merusak struktur bangunan yang kurang kuat.
  • Magnitudo 6,1 - 6,9: Menyebabkan kerusakan yang lebih serius di daerah padat penduduk. Pada magnitudo ini, bangunan dan infrastruktur di wilayah yang terkena dampak besar cenderung mengalami kerusakan parah.
  • Magnitudo 7,0 - 7,9: Tergolong gempa besar yang mengakibatkan kerusakan serius. Ini adalah jenis gempa yang dapat menghancurkan sebagian besar bangunan dan menimbulkan korban jiwa.
  • Magnitudo 8,0 atau lebih: Termasuk dalam kategori gempa besar yang dapat menghancurkan wilayah pusatnya. Gempa dengan magnitudo ini memiliki daya rusak yang sangat besar, terutama di area yang dekat dengan pusat gempa.

Upaya Pencegahan dan Kesadaran Masyarakat

Dengan hadirnya peringatan bencana di televisi digital, diharapkan masyarakat akan lebih siap dan waspada dalam menghadapi potensi bencana alam. Durasi 30 detik yang ditetapkan dianggap cukup untuk menyampaikan informasi yang relevan tanpa mengganggu kelancaran program televisi.

Selain itu, sistem ini memberikan peluang kepada masyarakat untuk mempersiapkan diri lebih baik dalam menghadapi situasi darurat, terutama pada bencana gempa bumi dan tsunami.

Pentingnya edukasi dan sosialisasi terkait EWS juga ditekankan oleh berbagai pihak. Selain melalui televisi, informasi mengenai sistem peringatan bencana ini perlu disampaikan melalui berbagai media, baik media sosial, aplikasi seluler, maupun platform komunikasi lainnya. Hal ini bertujuan agar informasi dapat tersebar secara merata dan sampai kepada seluruh lapisan masyarakat.

Baca juga: Cara Membuat HP Jadi CCTV Jarak Jauh, Berlaku untuk Android dan iPhone!

Tantangan dalam Penerapan EWS di Televisi Digital

Meski peringatan bencana melalui televisi digital adalah langkah positif dalam mitigasi bencana, ada tantangan tersendiri dalam implementasinya. Salah satu tantangan terbesar adalah memastikan bahwa semua televisi digital di daerah rawan bencana dapat menerima sinyal peringatan tersebut.

Tidak semua daerah di Indonesia memiliki akses yang merata terhadap siaran televisi digital, sehingga perlu adanya upaya lebih lanjut untuk memperluas jangkauan ini.

Selain itu, memastikan bahwa masyarakat memahami peringatan yang diberikan juga menjadi hal yang tidak kalah penting. Edukasi terkait makna dari setiap kategori peringatan dan langkah-langkah yang harus diambil ketika peringatan tersebut muncul perlu dilakukan secara menyeluruh.

Dengan adanya sistem EWS di televisi digital, Indonesia telah melangkah lebih maju dalam hal mitigasi bencana, namun upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat tetap menjadi prioritas utama.

Baca Berita dan Artikel lain di Google News

(bmm)

Share :