Teknologi.id - Aryanto Misel, penemu alat pengubah air menjadi bahan bakar kendaraan bernama Nikuba, mengatakan dirinya tak butuh bantuan pemerintah untuk mengembangkan inovasinya tersebut.
Pernyataan tersebut disampaikan Aryanto dalam sebuah wawancara di stasiun televisi yang kemudian ramai diunggah ke berbagai media sosial hingga akhirnya viral.
"Saya tidak butuh mereka," kata Aryanto dikutip Selasa (11/7).
Ungkapan tersebut seolah menyiratkan kekecewaan Aryanto kepada pemerintah Indonesia yang dianggap tidak memberikan apresiasi serta perhatian terhadap inovasinya.
"Saya tidak butuh mereka, saya sudah dibantai habis, tidak mau," keluhnya.
Baca juga: Tak Dihargai di RI, Aryanto Misel Penemu Nikuba Hidrogen Justru Diundang ke Italia
Berangkat dari kekecewaan tersebut, Aryanto mengaku berniat menjual teknologi Nikuba ke perusahaan otomotif asing dengan banderol sebesar Rp 15 miliar.
Nikuba, kependekan dari Niku Banyu (Itu Air), merupakan teknologi yang diklaim mampu mengubah air menjadi bahan bakar untuk kendaraan bermotor. Sehingga, kendaraan bermotor tidak lagi butuh bahan bakar fosil seperti bensin untuk bisa menjalankannya.
Aryanto mengungkapkan dalam wawancara tersebut, pada 15 Juni lalu, dirinya terbang ke Milan, Italia, untuk mempresentasikan teknologi Nikuba ke perusahaan otomotif asing ternama.
Menurut Aryanto, perusahaan otomotif asing tersebut tertarik dengan teknologi Nikuba bikinannya karena mereka telah lama mengembangkan teknologi serupa, namun belum mampu menghidupkan dan menjalankan motor.
"Saya diajak ke lab, mereka sedang mengembangkan Nikuba juga, alatnya dibeli dari Romania, tapi alat mereka tidak bisa untuk menghidupkan atau menjalankan motor," terang Aryanto.
Momen Aryanto Misel ditanya apakah tidak sayang ketika teknologi ini dikasih untuk luar negeri, jawaban dari Aryanto Misel langsung tegas bilang "saya ngga sayang".
[📸 Metro TV] pic.twitter.com/xep4SBRnYP
Aryanto lalu diajak ke laboratorium untuk membantu agar motor yang ditenagai mesin Nikuba itu bisa menyala dan berjalan.
"Otomatis (untuk bisa menghidupkan motor dengan Nikuba) saya harus buka formula, akhirnya saya berikan hal resep-resep yang saya miliki, hanya 50 persen. Ternyata motor itu bisa hidup, tetapi belum bisa berjalan," kata Aryanto.
Tahan di 50 persen
Aryanto menyebut dirinya belum bisa memberikan 100 persen formula terkait teknologi Nikuba karena masih belum ada pembahasan terkait kompensasi yang akan diterimanya.
"Kalau saya bantu semua, saya harus buka semua formula, sedangkan kompensasi untuk saya untuk masalah formula belum ada sama sekali, jadi saya tahan (buka rahasia) 50 persen," tutur Aryanto saat diwawancarai Metro TV.
Aryanto pun mempersilahkan para produsen otomotif asing tersebut untuk datang ke kediamannya jika ingin mendapatkan keseluruhan rahasia dari teknologi Nikuba miliknya.
"Nanti silakan di Indonesia saja, rencananya Agustus, datang ke rumah saya, saya ajari di sini. Karena saya keberatan, kalau saya buka resep, bagaimana kompensasinya?" ujarnya.
Ketika ditanya apakah tidak sayang jika nantinya teknologi itu dibeli oleh pihak asing, Ia pun menjawab tidak merasa sayang karena dirinya juga membutuhkan dana untuk melanjutkan riset.
"Saya nggak sayang, yang penting saya ini kalau dapat duit dari sana, bisa melanjutkan riset kembali. Saya butuh dana juga, memang saya nggak mau didanai pihak mana pun," kata Aryanto Misel.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(dwk)