Foto: Rakyat Merdeka
Teknologi.id - Komisi I DPR RI menggelar rapat kerja (Raker) dengan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan pada Senin (26/9). Salah satu agenda pertemuan itu adalah anggaran cybersecurity senilai Rp 3 triliun dan keamanan pra-pemilu. Dalam rapat kerja, Budi mengatakan pihaknya bakal memperkuat dan melaporkan keamanan sistem, terutama untuk mengamankan pemilu 2024.
"Melaporkan sistem keamanan siber, persiapan untuk pengamanan pemilu 2024," katanya kepada wartawan di kompleks Parlemen, Senin (26/9).
Anggota Komisi I DPR RI Nurul Arifin mengatakan rapat kerja itu banyak menyinggung soal keamanan netizen Indonesia yang berjumlah sangat masif.
"Ada 247 juta pengguna internet di Indonesia per data Januari 2022,. Ini memang menjadikan pasar di Indonesia itu sangat seksi ya untuk kejahatan-kejahatan siber karena pasarnya juga sangat tinggi di ekonomi digital itu sekitar US$ 70 Miliar," katanya, Senin (26/9).
Baca juga: Jadi Hacker Digaji? Ini Nominalnya!
Komputer dipakai dalam jangka waktu 2 tahun
Nurul menambahkan, Budi juga memberikan saran dan masukan terkait banyaknya pengguna internet yang tidak disiplin dan tidak bermoral, seperti sekadar memberikan informasi pribadi. Selain itu, ia melisankan sebaiknya penggunaan sebuah komputer maksimal dipakai dipakai dalam jangka waktu dua tahun untuk makin menghindari kebocoran data. Rapat kerja yang digelar secara tertutup itu juga membahas anggaran keamanan siber.
Sebelumnya, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Indonesia Bambang Soesatyo (Bamsoet), yang juga menjadi Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan, dan Keamanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) mengungkapkan adanya 1,6 miliar anomali lalu lintas atau serangan siber yang terjadi di Indonesia pada tahun 2021.
Dari jumlah tersebut, Bamsoet mengatakan ada ratusan, bahkan ribuan, potensi serangan siber terhadap Ring 1 Istana Negara, termasuk terhadap Presiden Joko Widodo. Bamsoet mengatakan serangan siber dapat membuat jaringan telekomunikasi dan internet uatu negara mati total, perbankan digital kacau, hingga radar penerbangan militer serta sipil tidak dapat digunakan dengan baik.
"Bahkan lebih mengerikan, alat tempur seperti pesawat dan kapal selam dikendalikan dari luar negeri untuk melakukan serangan seperti melempar bom, tanpa bisa dikendalikan oleh pihak kita," ujar Bamsoet yang dilansir melalu Antara pada hari Rabu (13/4/2022).
Baca juga: Hacker Bjorka Ternyata Punya 127 BTC, Setara dengan 41 Miliar Rupiah!
Sempat bahas Bjorka
Nurul mengungkapkan bahwa aksi hacker Bjorka yang belakangan santer jadi perbincangan juga turut dibahas di rapat. Menurutnya, saat ini masih banyak hacker serupa Bjorka.
Ia mendorong generasi muda Tanah Air yang berkompeten di bidang teknologi agar diberdayakan dan dilibatkan dalam mengatasi problem kebocoran data.
"Iya tadi Bjorka diomongin. Kita nggak tahu Bjorka itu ada di mana tapi orang-orang seperti Bjorka itu banyak bukan cuma Bjorka aja dan untuk menghadapinya juga ya dipasang juga anak-anak yang jago di bidang IT jadi mereka dididik untuk kerja sama dan juga dalam mendapatkan pelatihan-pelatihan dari negara lain, supaya update terus ilmunya," ujar Nurul.
(aks)