Foto: Twitter
Teknologi.id - Tragedi pesta Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan, Sabtu (29/10/2022), dilaporkan menelan 151 korban jiwa dan 82 orang lainnya luka-luka.
Kejadian ini menjadi perhatian dunia. Ucapan belasungkawa mengalir dari warganet di seluruh dunia, di mana keyword 'Pray For Itaewon', 'Pray For South Korea', hingga 'Rest In Peace' menjadi trending topic di Twitter.
Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 22.20 waktu setempat atau pukul 20.20 WIB. "Banyak orang terjatuh saat festival Halloween, dan ada banyak korban," kata Kepala Departemen Pemadam Kebakaran Yongsan, Choi Sung-beom.
Para saksi mata menggambarkan bahwa lokasi tersebut diwarnai kekacauan sebelum tragedi itu terjadi. Para polisi, yang berjaga dalam rangka mengantisipasi kejadian tak terduga, disebutkan mengalami kesulitan untuk mengendalikan massa.
Gambar-gambar di media sosial memperlihatkan ratusan orang memadati gang sempit di Itaewon terjepit dan tidak bisa bergerak. Sementara itu, para petugas penanganan darurat serta kepolisian Korea Selatan berupaya untuk membebaskan mereka dari himpitan.
Ucapan Duka dari Warganet
my heart goes out to the victims, their families and everyone affected by the itaewon tragedy. this is so scary. sending my condolencesπ
It's very heartbreaking to hear this news. Heartfelt condolences. Prayers and sympathies ππ#Itaewon #CardiacArrest #SouthKorea#CardiacArrest pic.twitter.com/FF7Vf9B1D6
My heart is breaking for all those affected by the tragedy in #Itaewon
151 victims π’π’ποΈπ’π’
I won't be celebrating Halloween this year ποΈποΈποΈποΈ pic.twitter.com/z6qGZDBR2a
Baca juga: Twitter Resmi Dibeli Elon Musk Senilai 634 Triliun Rupiah
WNI Korban Luka di Itaewon
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia mengungkapkan, ada dua warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban luka ringan dalam tragedi Halloween di Itaewon, Korea Selatan.
Adapun data tersebut berdasarkan data KBRI Seoul per Minggu (30/10/2022) pukul 12.30 WIB.
"Sejauh ini terdapat 2 WNI luka ringan akibat insiden perayaaan Halloween di Itaewon," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kemlu RI Judha Nugraha kepada wartawan, Minggu (30/10/2022).
Menurut Kemlu Judha, kedua WNI itu saat ini sudah dalam keadaan sehat. Mereka sempat dibawa ke rumah sakit, tetapi kini telah dipulangkan.
Meski demikian, tidak dijelaskan mengenai identitas dan luka ringan seperti apa yang dialami kedua WNI itu.
"Kedua WNI tersebut saat ini dalam keadaan baik dan telah pulang dari rumah sakit," imbuhnya.
Kronologi Tragedi Halloween di Itaewon Korea Selatan yang Tewaskan 151 Orang
Sekitar pukul 22:20 (13:20 GMT) pada hari Sabtu, kerumunan besar yang merayakan Halloween dijejalkan ke gang sempit di distrik hiburan Itaewon, demikian seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (30/10/2022).
Banyak korban diinjak-injak ketika kerumunan besar mendorong ke depan, kata Choi. Banyak dari yang terluka berada dalam kondisi serius dan menerima perawatan darurat.
Lebih dari 400 pekerja darurat dan 140 kendaraan penyelamat dikerahkan untuk merawat yang terluka, kata Choi Cheon-sik, seorang pejabat di Badan Pemadam Kebakaran Nasional.
Korban Alami Henti Jantung
Para pejabat mengatakan sebelumnya bahwa 50 orang mengalami serangan jantung dan lebih dari 140 ambulans telah dikirim ke tempat kejadian untuk membantu para korban.
Beberapa video yang diposting di media sosial tampaknya menunjukkan orang-orang melakukan CPR pada korban yang tergeletak di jalan. Video lain tampak menunjukkan puluhan orang ditutupi lembaran plastik biru di pinggir jalan.
Penyebab Masih Diselidiki
Pihak berwenang mengatakan mereka sedang menyelidiki penyebab tragedi itu.
Pesta Halloween tersebut merupakan yang pertama kalinya digelar dalam tiga tahun, setelah Korea Selatan mencabut pembatasan COVID-19 dan larangan berkumpul, seperti dilansir Antara.
Sebelumnya, tempat-tempat bisnis di kawasan itu mengalami dampak sangat buruk akibat pandemi.
"Biasanya kerumunan orang dalam jumlah besar terlihat ketika Natal dan pesta kembang api... tapi yang ini beberapa puluh kali lipat banyaknya," kata seorang warga bernama Park Jung-hoon (21 tahun), kepada Reuters di lokasi kejadian.
(dwk)