Microsoft Windows Crash Massal, Ini Penyebabnya

Teknologi.id . July 19, 2024
Microsoft Windows Crash
Foto: Bay 93.9


Teknologi.id - Pada Jumat sore (19/7/2024), banyak komputer Windows milik berbagai institusi di seluruh dunia mengalami masalah Blue Screen of Death (BSoD) yang membuat mereka tidak bisa digunakan.

Pesan error yang muncul adalah “DRIVER_OVERRAN_STACK_BUFFER”, yang menghalangi sistem untuk booting dan mengoperasikan komputer. Hal ini mengakibatkan banyak layanan dari berbagai perusahaan terhenti, termasuk bank, stasiun TV, dan maskapai penerbangan.

 

Penyebab dari masalah BSoD ini adalah pembaruan via internet dari CrowdStrike, perusahaan keamanan asal AS, yang disalurkan ke perangkat-perangkat klien yang menggunakan software antivirus Falcon buatan mereka.

Baca juga: Microsoft Himbau untuk Segera Perbarui Versi Windows 11 atau Hal Ini Terjadi

Penyebab dan Pencegahan

Pakar keamanan dari Vaksin.com, Alfons Tanujaya, menjelaskan bahwa pembaruan perangkat lunak CrowdStrike bersifat otomatis (auto-update). Namun, ada langkah pencegahan yang bisa diambil jika pengguna belum menerima pembaruan ini.

"Jika Anda beruntung belum mengalami BSoD karena update ini, matikan fitur update atau aplikasi CrowdStrike, lalu gunakan antivirus lain untuk sementara waktu," saran Alfons dalam wawancara telepon dengan KompasTekno pada hari Jumat.

Perbaikan dan Solusi

CrowdStrike telah menarik kembali update yang bermasalah ini, tetapi banyak komputer yang sudah terlanjur mengunduhnya dan terkena dampaknya, termasuk di Indonesia. Alfons memberikan beberapa langkah untuk mengatasi BSoD ini:

  • Masuk ke Safe Mode dengan menekan tombol F8 sebelum logo Windows muncul.
  • Buka folder C:\Windows\System32\drivers\CrowdStrike.
  • Cari file bernama “C-00000291*.sys” dan hapus.
  • Restart komputer.

Selain itu, pengguna juga bisa mencoba menggunakan fitur Windows System Restore untuk mengembalikan sistem ke waktu sebelum masalah BSoD terjadi, jika fitur ini aktif.

Tantangan dan Harapan

Salah satu tantangan dalam menangani masalah ini adalah langkah-langkah perbaikannya memerlukan akses administrator dan tidak bisa dilakukan dari jarak jauh. Hal ini menjadi kendala jika komputer berada di luar jangkauan fisik tim IT perusahaan, seperti laptop yang dibawa pulang untuk WFH.

Alfons berharap di masa mendatang CrowdStrike bisa menyediakan fitur rollback yang memungkinkan pengguna mengembalikan sistem ke versi sebelumnya tanpa menunggu tindakan dari perusahaan. "Seharusnya mereka bisa memberikan cara untuk rollback sehingga masalah bisa diselesaikan dengan cepat," tutup Alfons.

Dengan solusi dan langkah pencegahan yang tepat, diharapkan pengguna bisa segera mengatasi masalah ini dan melanjutkan aktivitas mereka tanpa hambatan.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(dwk)

Share :