Indonesia Ke-2, Ini Daftar 6 PLTS Terapung Terbesar di Dunia pada Tahun 2023

Ahmad Naufal Tsani Azizy . November 13, 2023

Foto: Dok. PLN

Teknologi.id -  Pembangunan energi surya di seluruh dunia telah mengalami peningkatan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Permintaan akan energi bersih yang semakin meningkat mendorong munculnya solusi inovatif. Salah satu inovasi tersebut adalah pengembangan proyek surya terapung, atau yang dikenal dengan 'floatovoltaics', sebagai alternatif dari instalasi surya berbasis darat. Pembangkit listrik tenaga surya terapung menawarkan manfaat yang sama dengan proyek surya berbasis darat, serta beberapa keunggulan unik berkat desainnya yang khas.

Apa itu Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung?

Nama pembangkit listrik tenaga surya terapung sudah menggambarkan metode penempatannya - panel surya yang dipasang di atas badan air, seperti waduk atau danau, sebagai alternatif dari sistem PV surya berbasis darat yang lebih konvensional. Instalasi panel surya terapung menawarkan generasi energi bersih yang sama dengan sistem berbasis darat, dengan potensi penghematan biaya yang lebih besar dan efisiensi pembangkitan listrik yang lebih tinggi.

Baca Juga: PLTS Unik Menjadi Ciri Khas Negeri Tirai Bambu

Di mana letak pembangkit listrik tenaga surya terapung terbesar di dunia pada tahun 2023? Mari simak daftar berikut.

1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung Dezhou Dingzhuang, China - 320 MW

Foto: YSG Solar

Pembangkit listrik tenaga surya terapung terbesar di dunia pada tahun 2023 adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung Dezhou Dingzhuang di Dezhou, China. Dengan kapasitas 320 MW, proyek ini merupakan proyek PV terapung terbesar yang dibangun hingga saat ini. Proyek ini dikerjakan oleh perusahaan listrik Beijing, Huaneng Power International (HPI), dan terletak di sebuah waduk di Shandong, provinsi di pantai timur China.

Pembangkit listrik tenaga surya terapung Dezhou Dingzhuang terhubung dengan penyimpanan energi baterai sebesar 8 MWh dan pembangkit listrik tenaga angin sebesar 100 MW. Ketiga komponen ini bekerja bersama-sama dalam proyek Huaneng Dezhou Dingzhuang Integrated Wind and Solar Energy Storage. Pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga surya terapung ini dilakukan dalam dua tahap, dengan kapasitas masing-masing tahap adalah 200 MW dan 120 MW yang secara total mencapai 320 MW. Kapasitas penyimpanan energi sebesar 8 MWh juga diterapkan pada tahap pertama pembangunan. Menurut HPI, fasilitas ini akan menghasilkan sekitar 550 juta kWh listrik per tahun.

2. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung Cirata, Indonesia - 192 MW

Foto: Indonesia.go.id

Indonesia telah mencapai prestasi luar biasa dengan membangun salah satu pembangkit listrik tenaga surya mengapung terbesar di dunia. Proyek ini merupakan hasil kerja sama antara Perusahaan Listrik Negara (PLN) Indonesia dan perusahaan energi terbarukan Masdar yang berbasis di Abu Dhabi. Pembangkit listrik tenaga surya mengapung Cirata, yang dibangun di waduk seluas 200 hektar di Jawa Barat, diperkirakan mampu menghasilkan listrik yang cukup untuk memenuhi kebutuhan 50.000 rumah tangga.

Pembangkit listrik tenaga surya mengapung Cirata memiliki kapasitas puncak sebesar 192 megawatt (MWp) dan saat ini mampu memasok listrik untuk wilayah sekitar Cirata. Presiden Joko Widodo mengumumkan rencana untuk memperluas proyek ini hingga 500 MWp dan bahkan mencapai 1.000 MWp di masa depan. Dalam upaya mencapai target nol emisi pada sektor energi, pemerintah Indonesia juga berencana mencapai emisi nol pada tahun 2050 melalui Rencana Just Energy Transition Partnership (JETP) senilai 20 miliar dolar AS.

3. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung Three Gorges New Energy, China - 150 MW

Foto: YSG Solar

Proyek pembangkit listrik tenaga surya terapung sebesar 150 MW dari Three Gorges New Energy terletak di Kota Huainan, provinsi Anhui, China. Proyek ini mulai mengalirkan energi ke jaringan listrik pada bulan Desember 2017. Sebagai tanda kemajuan dari bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan, proyek ini berada di danau yang terbentuk setelah runtuhnya tambang batu bara sebelumnya. Pembangkit ini dibangun dengan menggunakan modul surya dari LONGi Solar dan mampu menghasilkan listrik yang cukup untuk memasok kebutuhan energi sekitar 94.000 rumah tangga.

4. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung CECEP, China - 70 MW

Foto: YSG Solar

Salah satu proyek yang lebih tua dalam daftar ini adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung CECEP yang dimulai pada tahun 2017 dan terhubung ke jaringan listrik pada bulan Maret 2019. Pembangkit listrik tenaga surya terapung ini dimiliki oleh China Energy Conservation and Environmental Protection Group (CECEP) dan menggunakan teknologi Hydrelio dari perusahaan spesialis surya terapung asal Prancis, Ciel & Terre, yang juga bertanggung jawab atas desain, pasokan, dan instalasinya. Proyek ini mencakup lebih dari 60 hektar dan dilengkapi dengan 194.731 panel surya.

5. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung Sembcorp, Singapura - 60 MW

Foto: YSG Solar

Pembangkit listrik tenaga surya terapung Sembcorp di Reservoir Tengeh, Singapura, secara resmi dibuka pada tahun 2021. Pembangkit ini terdiri dari 122.000 panel surya yang menempati lahan seluas 45 hektar, sekitar ukuran 45 lapangan sepak bola. Dengan kapasitas sebesar 60 MW, proyek ini merupakan salah satu pembangkit listrik tenaga surya terapung terbesar di dunia pada tahun 2023. Proyek ini dikembangkan untuk mendukung target Singapura dalam meningkatkan kapasitas energi surya secara empat kali lipat pada tahun 2025. Proyek ini diinstal oleh Sembcorp Industries.

6. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung Sirindhorn Dam, Thailand - 45 MW

Foto: YSG Solar

Pembangkit listrik tenaga surya terapung Sirindhorn Dam di Sungai Lam Dom Noi, Thailand, mulai beroperasi pada tahun 2021. Dengan kapasitas 45 MW, proyek ini terdiri dari 145.000 panel surya dan menggunakan bahan ramah lingkungan untuk memastikan tidak terganggunya lingkungan di sekitar waduk. Selain itu, air di sekitar panel surya akan memberikan efek pendinginan, membuat panel menjadi 15% lebih efisien daripada jika dipasang di atas daratan. Luas permukaan panel - sekitar sama dengan 70 lapangan sepak bola - hanya menyumbang 1% dari luas permukaan waduk, tetapi akan menghemat 460.000 meter kubik air per tahun dengan mencegah penguapan air di bawah panel.

Thailand baru-baru ini memperbarui komitmennya terhadap energi terbarukan dengan memajukan target netral karbon menjadi tahun 2050, melompat jauh dari target sebelumnya yang mengharapkan netralitas karbon pada tahun 2065. Pembangunan proyek ini akan memainkan peran penting dalam mencapai tujuan ini. Ada juga rencana untuk membuka pembangkit listrik tenaga surya terapung ini untuk umum agar dapat menarik minat lebih banyak orang terhadap energi terbarukan dan menciptakan lapangan kerja berkelanjutan di daerah tersebut.


Baca Juga: Pertamina dan Huawei Bekerjasama Membangun Pusat Inovasi PLTS Terdepan di Indonesia


Manfaat Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung

Pembangkit listrik tenaga surya terapung menawarkan sejumlah manfaat yang menarik. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari teknologi ini:

  1. Pemanfaatan Lahan yang Tak Terpakai: Pembangkit listrik tenaga surya terapung memanfaatkan lahan yang tidak terpakai, seperti waduk atau danau, tanpa mengorbankan lahan berharga untuk tujuan lain. Hal ini memungkinkan penggunaan lahan yang lebih efisien dan menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan.
  2. Efisiensi Pembangkitan Listrik yang Lebih Tinggi: Panel surya terapung cenderung memiliki efisiensi yang lebih tinggi daripada panel surya berbasis darat. Hal ini disebabkan oleh efek pendinginan air di sekitar panel surya, yang menjaga suhu panel tetap rendah dan meningkatkan kinerja mereka. Selain itu, pantulan cahaya dari permukaan air juga dapat meningkatkan efisiensi generasi energi.
  3. Pengurangan Penguapan Air: Ketika panel surya terapung dipasang di atas waduk atau danau, mereka membentuk lapisan pelindung yang mengurangi penguapan air di bawahnya. Hal ini dapat menghemat jumlah air yang seharusnya menguap dan membantu menjaga ketersediaan air yang lebih baik.
  4. Perlindungan Lingkungan: Pembangkit listrik tenaga surya terapung menggunakan bahan ramah lingkungan dan tidak mengganggu ekosistem perairan. Desainnya juga memungkinkan penyerapan energi matahari yang lebih efisien tanpa merusak lingkungan sekitarnya.
  5. Fleksibilitas Lokasi: Pembangkit listrik tenaga surya terapung dapat dibangun di berbagai lokasi, termasuk waduk, danau, tambang batubara yang ditinggalkan, dan area perkotaan yang terbatas lahan. Hal ini memungkinkan pemanfaatan sumber daya yang ada dan memperluas kemungkinan penggunaan energi surya.

Dengan adanya pembangkit listrik tenaga surya terapung terbesar di dunia pada tahun 2023 dan komitmen pemerintah untuk mengembangkan energi terbarukan, Indonesia telah memasuki nominasi sebagai salah satu negara dengan panel surya terbesar di dunia. Dalam beberapa tahun ke depan, diharapkan akan ada lebih banyak proyek surya terapung yang dikembangkan di Indonesia untuk mendukung transformasi menuju energi bersih dan berkelanjutan.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(anta)

Share :