Teknologi.id - Dalam debat Pilpres 2024 kedua yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada Jumat (22/12/2023), calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabumbing Raka menyampaikan visi misinya jika nantinya memenangkan Pemilu 2024.
Salah satunya, Gibran menekankan tentang pentingnya hilirisasi digital agar tetap dilanjutkan, bahkan ditingkatkan demi mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045.
Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko menjelaskan mengenai program hilirisasi digital yang dimaksud oleh Gibran.
Budiman mengatakan hilirisasi digital merupakan pembangunan ekosistem digital dari hulu sampai hilir berupa produk alat teknologi seperti laptop, smartphone, komputer personal untuk berbagai sektor industri. Budiman menyebut, hilirisasi digital yang disampaikan Gibran bisa dimaknai dalam dua hal.
"Pemaknaan pertama, berarti bahwa membangun ekonomi digital tidak cukup hanya pengembangan aplikasi saja, namun juga mempersiapkan infrastruktur jaringan atau konektivitas internet serta membangun industri perangkat digitalnya pula," jelas Budiman dikutip dari CNNIndonesia.com, Sabtu (23/12).
"Karena jika hanya fokus pada pengembangan aplikasi, namun masih memiliki kelemahan pada pemerataan akses internet, serta memiliki ketergantungan tinggi pada industri perangkat, maka ekonomi digital yang diharapkan tidak bisa berkembang secara baik dan berkelanjutan," tambahnya,
Menurut Budiman, pengembangan hilirisasi digital dengan pendekatan ekosistem ini sering diistilahkan dengan DNA, yaitu device, network, and application. Ia menyinggung pentingnya data dalam ekosistem tersebut.
Baca juga: Viral di Medsos Usai Ditanyakan Gibran ke Cak Imin, Apa itu SGIE?
"Karena itu tepat sekali ketika Mas Gibran juga mengingatkan pentingnya membangun sistem Cyber Security dan Cyber Defense saat bicara ekonomi digital, karena pada akhirnya, data dan pengolahan data secara digital (dengan menggunakan teknologi AI atau Blockchain) yang memiliki nilai tambah ekonomi terbesar," ujarnya.
Sedangkan pemaknaan kedua hilirisasi digital menurut Budiman adalah melakukan digitalisasi secara intensif dalam suatu rantai pasok industri. Hal ini terkait dengan potensi teknologi digital untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam proses industri di semua lini.
Budiman memberikan contoh dalam rantai pasok pangan, hilirisasi digital dimaknai dengan penerapan teknologi digital sejak pengembangan pupuk dan bibit unggul, proses produksi melalui IOT Smartfarming, digitalisasi logistik dan distribusi, digitalisasi pengolahan hasil pertanian hingga pengembangan e-commerce sektor pangan.
"Contoh negara-negara yang melakukan hilirisasi digital secara komprehensif, misalnya: China dan AS. Mereka memiliki kapasitas dan keunggulan masing-masing dalam membangun ekonomi digitalnya. China membangun dengan lengkap mulai dari teknologi chips, industri perangkat digital, teknologi internet, hingga pengembangan aplikasi-aplikasi berbasis AI yang sangat canggih," jelasnya.
"AS memang sering terlihat kuat dalam hal pengembangan aplikasi-aplikasi yang digunakan mayoritas masyarakat dunia, namun AS juga memiliki kapasitas teknologi yang kuat di pengembangan teknologi chips, perangkat digital dan teknologi satelit Kedua negara tersebut kemudian dengan mudah melakukan digitalisasi di berbagai sektor industrinya," pungkas Budiman.
(dwk)