Teknologi.id - Dalam menghadapi serangan Houthi terhadap kapal dagang yang berafiliasi dengan Israel, Amerika Serikat memulai Operasi Prosperity Guardian. Singapura, salah satu negara anggota ASEAN, turut serta dalam operasi ini dengan mengirimkan tenaga ahli dalam peperangan.
Pada akun resmi Kementerian Pertahanan Singapura di platform X, @mindefsg, diungkapkan bahwa Singapura akan berpartisipasi dalam operasi tersebut di Laut Merah. Operasi ini dilakukan di bawah Gugus Tugas Gabungan 153 Keamanan Maritim Laut Merah dan merupakan bagian dari upaya untuk menjamin kebebasan navigasi di Jalur Komunikasi Laut global.
Singapore will participate in the multinational Operation Prosperity Guardian under the ambit of Combined Task Force 153: Red Sea Maritime Security. This is part of efforts to ensure the freedom of navigation in this key global Sea Line of Communication. pic.twitter.com/r8IYazK1se
Menurut Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen, keputusan Singapura untuk bergabung dalam operasi ini didasarkan pada partisipasi bersama kekuatan internasional demi menjamin kebebasan navigasi di Jalur Komunikasi Laut Global (SLOC).
Singapura bekerja sama dengan komunitas internasional untuk menjaga SLOC's tetap terbuka, terutama dalam menghadapi tindakan pelanggaran hukum oleh aktor non-negara atau grup teroris.
Singapura akan berada di bawah Gugus Tugas 153, yang merupakan salah satu dari lima gugus tugas di bawah Combined Maritime Forces (CMF) yang memiliki anggota dari 39 negara.
Baca juga: Peneliti Ciptakan Kamera Biologis "BacCam", Bisa Simpan Gambar di DNA Manusia
Mereka berencana untuk mengerahkan perwakilan di markas CMF yang berada di Bahrain, bersama dengan Armada ke-5 Angkatan Laut AS. Selain itu, tim dari Angkatan Laut Singapura akan dikirim untuk menyediakan informasi dan perencanaan operasi bersama dengan CMF.
Operasi Prosperity Guardian, yang diumumkan oleh Kementerian Pertahanan AS pada bulan Desember sebelumnya, bertujuan untuk menghalau serangan Houthi terhadap kapal dagang yang berafiliasi dengan Israel. Lebih dari 20 negara, termasuk Singapura, telah bergabung dalam operasi ini sejak tanggal 21 Desember 2024.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(dwk)