Teknologi.id - Anggota komite BPH Migas Saleh Abdurrahman mengungkapkan bahwa pemerintah terus membahas jenis kendaraan yang dilarang menggunakan BBM subsidi.
Pemerintah disebut berencana menetapkan pelarangan sepeda motor dengan mesin di atas 250 cc untuk membeli Pertalite. Jika kebijakan tersebut jadi diberlakukan maka dari jenis motor, Honda Beat, Honda Vario, Honda Scoopy, Honda Supra X, Honda Supra Cub, Honda Revo X, Yamaha Mio, New Yamaha Fino, Yamaha Soul, Yamaha Majesty, Honda PCX 150, dan Yamaha NMax masih diizinkan membeli Pertalite di SPBU Pertamina.
Di Indonesia sendiri, motor dengan mesin di atas 250 cc cukup beragam dan umumnya berada pada segmen premium kategori Big Bike.
Daftar Motor Mesin di atas 250 cc
Motor di atas 250 cc dari merek Honda misalnya CB650R, CB500X, CBR600RR, CBR1000RR, X-ADV, CRF1100L Africa Twin Adventure Sport, dan Gold Wing.
Sedangkan merek Yamaha, seperti T Max, MT09 dan MT07. Dari produk Kawasaki seperti Ninja ZX10R, Ninja H2, KX450, Versys 1000, hingga Vulcan S.
Sementara BMW, semua produk roda dua yang dipasarkan punya kubikasi di atas 250 cc, begitu juga dengan Triumph. Merek Suzuki saat ini tidak mempunyai produk di atas 250 cc.
Perlu diketahui bahwa motor seperti Honda CBR250RR, Yamaha R25 ataupun Kawasaki Ninja 250 tak termasuk motor kategori mesin di atas 250 cc sebab kapasitas mesinnya di bawah itu.
Baca juga: Daftar Mobil yang Berpotensi Tidak Bisa Pakai Pertalite Lagi, Ada Punyamu?
Aturan pelarangan pengguna motor di atas 250 cc dan mobil di atas 2.000 cc belum ditetapkan
Pemerintah kelihatannya bakal yakin menetapkan pelarangan pengguna motor di atas 250 cc dan mobil di atas 2.000 cc membeli bahan bakar bersubsidi Pertalite. Aturan soal ini sedang dibahas, namun sejauh ini belum ditetapkan.
Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman mengatakan penyusunan kriteria ini sejalan revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran BBM.
Baca juga: Beli Pertalite Bisa Tanpa Pakai HP Canggih, Begini Caranya
Pertamina menyampaikan larangan itu sejauh ini belum ditetapkan. Pertalite saat ini dikatakan masih bisa dibeli tanpa pembatasan menggunakan aplikasi MyPertamina.
Pertamina Patra Niaga menyatakan implementasi pembelian Pertalite dan bahan bakar bersubsidi lainnya, Solar, menggunakan aplikasi MyPertamina di seluruh Pulau Jawa resmi dimulai pada 1 September 2022.
Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra mengatakan selain Pulau Jawa, pada tanggal itu implementasi itu juga berlaku di Palu, Pontianak, dan Mataram.
Ia menjelaskan pihaknya melakukan tahap implementasi wave (gelombang) I terlebih dahulu di beberapa daerah. Lalu, dilanjutkan ke wave II yang mencakup seluruh Pulau Jawa.
(dwk)