Teknologi.id - Aryanto Misel, penemu alat pengubah air menjadi bahan bakar kendaraan bernama Nikuba , mengatakan dirinya tak butuh bantuan pemerintah untuk mengembangkan inovasinya tersebut.
Pernyataan tersebut disampaikan Aryanto dalam sebuah wawancara di stasiun televisi yang kemudian ramai diunggah ke berbagai media sosial hingga akhirnya viral.
"Saya tidak butuh mereka," kata Aryanto dikutip Selasa (11/7).
Ungkapan tersebut seolah menyiratkan kekecewaan Aryanto kepada pemerintah Indonesia yang dianggap tidak memberikan apresiasi serta perhatian terhadap inovasinya.
"Saya tidak butuh mereka, saya sudah dibantai habis, tidak mau," keluhnya.
Berangkat dari kekecewaan tersebut, Aryanto mengaku berniat menjual teknologi Nikuba ke perusahaan otomotif asing dengan banderol sebesar Rp 15 miliar.
Baca juga: Tak Dihargai di RI, Aryanto Misel Penemu Nikuba Hidrogen Justru Diundang ke Italia
Menanggapi pernyataan Aryanto Misel tersebut, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan bahwa lembaganya akan menggelar pertemuan dengan media untuk merespons pernyataan Aryanto.
"Nanti Rabu akan ada tamu media di BRIN," kata Handoko dikutip dari Kompas.com, Selasa (11/7/2023).
Ketika ditanya apakah BRIN masih akan menawari Aryanto untuk bekerja sama mengembangkan teknologi Nikuba, Handoko tidak memberikan jawaban.
Sementara dalam kesempatan sebelumnya, ketika ditanya mengenai ketertarikan negara lain terhadap teknologi Nikuba, Handoko mengatakan, pihaknya tidak dalam posisi memberi pengakuan.
Ajakan mengembangkan Nikuba
Meski begitu, ia menegaskan bahwa BRIN dapat memfasilitasi masyarakat yang memiliki ide inovasi untuk dapat dikembangkan melalui Fasilitasi Inovasi Akar Rumput (FIAR).
"Tetapi bukan memberi pengakuan," tegas Handoko, Kamis (6/7/2023). "Yang terpenting, BRIN mendorong inventor atau inovator untuk bisa membuktikan secara ilmiah agar bisa diterima oleh komunitas," jelasnya.
Handoko sendiri sebelumnya sudah sempat mengajak Aryanto untuk mengembangkan Nikuba secara bersama-sama, pada Rabu (5/7/2023), lalu.
Dikarenakan Nikuba adalah bahan bakar berbasis hidrogen yang memiliki banyak variasi dan temuan, Ia menjelaskan, perlunya kehati-hatian hingga temuan dapat dibuktikan secara saintifik.
"Kalau di sains, kita harus cukup berhati-hati, jadi kita akan melihat bersama-sama, kita kembangkan sampai terbukti secara saintifik bisa diterima oleh komunitas ilmiah," ujar Handoko.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(dwk)