Teknologi.id - Badan Kepegawaian Negara (BKN) mengumumkan bahwa dugaan kebocoran data aparatur sipil negara (ASN) tidak mempengaruhi layanan manajemen ASN. Meskipun begitu, BKN menghimbau para pengguna untuk rutin mengganti kata sandi mereka.
Dalam keterangan resminya, BKN bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk mengidentifikasi dan menyelidiki dugaan kebocoran data ini. Langkah ini diambil untuk memastikan keamanan data ASN dan mengurangi risiko yang mungkin terjadi.
Baca juga: Data ASN BKN Diduga Bocor, Dijual Hacker Rp160 Jutaan
"BKN memastikan bahwa dugaan gangguan ini tidak berdampak pada layanan manajemen ASN sehingga sistem elektronik yang diakses oleh masyarakat tetap berjalan lancar," tulis pihak BKN dalam siaran pers pada Minggu (11/8/2024).
Meskipun demikian, BKN menekankan pentingnya bagi seluruh pengguna layanan untuk segera memperbarui kata sandi mereka secara berkala demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Sebelumnya, Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC melaporkan bahwa terjadi kebocoran data pribadi yang melibatkan BKN, menjelang Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia. Kebocoran ini terungkap dari sebuah postingan oleh seorang peretas dengan nama anonim TopiAx di Breachforums pada Sabtu, 10 Agustus 2024.
"Temuan ini bermula dari postingan oleh peretas anonim TopiAx di Breachforums," kata Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Dr. Pratama Persadha, saat dikonfirmasi oleh Antara pada Minggu (11/8/2024).
Baca juga: Terbaru! Ini Dia Cara Mengisi Ekinerja BKN 2024
Dalam postingan tersebut, peretas mengklaim telah mendapatkan data dari BKN sebanyak 4.759.218 baris yang mencakup banyak informasi penting, seperti nama, tempat lahir, tanggal lahir, gelar, tanggal CPNS, tanggal PNS, NIP, nomor SK CPNS, dan nomor SK PNS. Data lainnya yang juga diduga bocor mencakup golongan, jabatan, instansi, alamat, nomor identitas, nomor HP, surel (email), pendidikan, jurusan, dan tahun lulus.
Selain data tersebut, peretas juga mengklaim memiliki data lain baik dalam bentuk cleartext (informasi yang tidak terenkripsi) maupun teks yang telah diproses dengan metode kriptografi. Peretas mengklaim telah mengumpulkan data sebanyak 4.759.218 baris yang berisi informasi rinci mengenai ASN.
Untuk memastikan keamanan data, BKN dan instansi terkait terus melakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang diperlukan. BKN juga menghimbau kepada seluruh ASN untuk lebih waspada dan selalu menjaga kerahasiaan data pribadi mereka.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(dwk)