Teknologi.id - Informasi perdagangan data pribadi kembali ramai di media sosial. Kali ini, data 1,3 miliar nomor ponsel serta data registrasi kartu SIM masyarakat Indonesia. Saat dihubungi secara acak, sebagian besar nomor tersebut masih aktif.
Artinya data yang dibocorkan itu asli. Kasus pencurian data bukanlah hal yang sepele. Data pribadi yang telah dicuri dapat dijual dan kemudian disalahgunakan. Oleh karena itu, coba simak cara cek kebocoran data pribadi berikut ini untuk memastikan identitas kamu tidak bocor ke siapapun.
Apa itu Data Pribadi?
Berdasarkan Permenkominfo No. 20 Tahun 2016 tentang Perlindungan Data Pribadi dalam Sistem Elektronik, data pribadi adalah data milik orang perseorangan yang disimpan, dirawat, dijaga, dan dilindungi kerahasiannya. Jadi itu rahasia, kan?
Sementara itu, dalam PP No. 71 Tahun 2019, data pribadi diartikan sebagai setiap data tentang seseorang yang dapat diidentifikasi secara terpisah atau digabungkan dengan informasi lain. Termasuk data yang disimpan secara langsung atau tidak langsung melalui sistem elektronik dan/atau non-elektronik.
Jadi apa saja yang termasuk dalam data pribadi? Berdasarkan RUU Perlindungan Data Pribadi atau RUU PDP, Pasal 3 ayat (1) yang masih dalam proses persetujuan, data pribadi diklasifikasikan sebagai:
- Data Pribadi yang Bersifat Umum, seperti nama, jenis kelamin, kewarganegaraan, agama, dan data pribadi untuk mengidentifikasikan seseorang
- Data Pribadi yang Bersifat Spesifik, seperti riwayat kesehatan, data biometrik dan genetika, orientasi seksual, pandangan politik, catatan kejahatan, data anak, data keuangan, dan sebagainya.
- Berdasarkan RUU PDP pasal 4 hingga pasal 14 ayat (2), terdapat 12 hak pemilik data pribadi. Termasuk salah satunya, berhak untuk menuntut dan menerima ganti rugi atas pelanggaran data pribadi miliknya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sebuah akun di forum breached.to yang bernama Bjorka, membagikan penawaran jual beli data. Akun tersebut menunjukkan 1,5 juta sampel identitas termasuk NIK, nomor ponsel, operator seluler yang digunakan, dan tanggal registrasi.
Data sebesar 87 GB diklaim berasal dari salah satu organisasi resmi pemerintah Indonesia. Namun, setelah dikonfirmasi, pihak terkait membantah bahwa informasi kebocoran data tersebut berasal dari instansi tersebut.
Cara cek kebocoran data pribadi
Kamu dapat melakukan hal berikut untuk mengecek kebocoran data pribadi. Tujuannya untuk mengetahui apakah nomor ponsel, NIK, dan email kamu sudah tidak aman lagi dari peretasan dan penyalahgunaan data.
1. Periksa Data
Pendiri komunitas Ethical Hacker, Teguh Aprianto dan timnya telah berhasil membuat situs web yang menyediakan layanan pengujian kebocoran data. Kamu juga dapat mengaksesnya secara gratis dari perangkat apa pun.
Caranya:
1. Buka situs periksadata.com
2. Di halaman awal, kamu akan mendapati kolom formulir. Isi dengan alamat email yang ingin dicek
3. Klik 'Periksa Sekarang' untuk menjalankan analisis kebocoran data
4. Tunggu hingga proses selesai. Biasanya gak sampai satu menit, kok.
Setelah selesai, kamu dapat melihat hasil scanning email di bagian bawah. Ketika email tidak bocor, server akan menampilkan pesan "Berbagai insiden kebocoran data yang selama ini terjadi belum pernah melibatkan data pribadi milik kamu". Namun, ketika server mendeteksi adanya kebocoran data, server akan menunjukkan situs mana yang memiliki data kamu dan membocorkannya.
Situs Periksa Data juga memungkinkan pengecekan nomor ponsel. Untuk mengaksesnya, kamu hanya perlu mengubah sitelink menjadi 'https://periksadata.com/simcardkominfo/'. Cara mengecek kebocoran data sama dengan langkah di atas.
Baca juga : Raih Pendanaan Seri A US$26 Juta, Gokomodo Jadi Solusi Rantai Pasok di Indonesia
2. Avast
Situs lain yang juga menawarkan layanan cek kebocoran data gratis adalah Avast. Namun, Avast terbatas pada layanan verifikasi email saja. Namun, fitur ini tetap membantu memantau keamanan akun. Cara menggunakannya seperti ini:
1. Kunjungi situs Avast di tautan avast.com/hackcheck/
2. Di halaman beranda, masukkan alamat email yang ingin dicek pada boks pencarian
3. Hilangkan tanda centang di boks 'Menerima berita, informasi acara, dan penawaran produk kami' jika memang gak ingin subscribe newsletter dari Avast
4. Klik 'Cek Sekarang'
5. Situs Avast akan menjalankan diagnosis keamanan akun email.
Jika tidak ada kebocoran data yang terdeteksi, maka halaman berikutnya akan berwarna hijau. Namun, jika telah terjadi kebocoran data yang melibatkan akun email, maka situs web Avast akan berwarna merah. Rincian kebocoran data akan dikirim melalui email.
3. Have I Been Pwned?
Mirip dengan Avast, Have I Been Pwned? juga bisa menjadi salah satu situs untuk mengecek kebocoran data. Tidak hanya email, website ini juga menyediakan fitur tracking data nomor handphone.
Kamu hanya perlu memasukkan angka dalam format internasional. Misalnya, tag bahasa Indonesia dimaksudkan untuk dimulai dengan 62, bukan nol, menjadi 62123567xxx. Caranya:
1. Kunjungi situs di https://haveibeenpwned.com/
2. Di halaman awal, masukkan alamat email atau nomor ponsel yang ingin dicek
3. Klik boks bertuliskan 'Pwned'
4. Tunggu hingga proses selesai.
Ketika server tidak mendeteksi kebocoran, maka situs halaman akan berubah menjadi hijau. Sebaliknya, ketika kebocoran terdeteksi, halaman akan berubah menjadi merah. Kemudian, jika kamu scroll ke bawah, itu akan menunjukkan situs web mana yang menyebabkan kebocoran data, kapan itu terjadi, dan data apa saja yang dicuri.
4. Google
Mesin pencari ini juga bisa menjadi cara untuk mengecek kebocoran data. Google sudah memiliki kemampuan penyimpanan kata sandi serta fitur keamanan untuk melindungi data yang disimpan. Jika mengalami kebocoran data, Google akan mengeluarkan peringatan perubahan kata sandi atau mengambil tindakan keamanan.
Update terbaru, fitur ini juga menyediakan layanan yang mengarahkanmu ke halaman terkait. Dengan cara ini, kamu dapat langsung mengubah kata sandi dan menetapkan verifikasi dua langkah jika diperlukan.
5. Firefox Monitor
Terakhir, bagi pengguna mesin pencari Firefox, ada fitur Firefox Monitor yang dapat digunakan sebagai monitor. Mesin ini akan mencari tahu kemungkinan kesalahan data kepada korban email. Cara ceknya adalah sebagai berikut:
1. Buka situs monitor.firefox.com di browser
2. Di boks formulir, masukkan alamat email
3. Klik Check for Breaches'.
Setelah proses selesai, sebuah pesan ditampilkan yang menunjukkan apakah data telah bocor atau aman. Jika berwarna merah, maka segera ganti password dan reset sistem keamanannya.
(aka)