Donald Trump Berencana Cabut Larangan TikTok di Amerika Serikat pada 2025

Elysa Magrisia Herdiani . November 14, 2024
Donald Trump cabut larangan TikTok di AS
Foto: AP and Reuters


Teknologi.id - Presiden terpilih AS, Donald Trump, mempertimbangkan pencabutan larangan TikTok yang dijadwalkan berlaku efektif pada 19 Januari 2025. Ini adalah perubahan besar dari pendekatan sebelumnya, di mana Trump pernah mendukung pelarangan TikTok dengan alasan keamanan nasional, menuduh bahwa data pengguna AS dapat diakses oleh pemerintah China melalui ByteDance, induk TikTok yang berbasis di China.

Larangan TikTok pertama kali diusulkan oleh Trump pada 2020, dengan perintah bahwa ByteDance harus menjual kepemilikan TikTok di AS untuk tetap beroperasi. Meskipun inisiatif ini mendapat dukungan dari banyak pihak yang mengkhawatirkan pengumpulan data pengguna oleh perusahaan asal China, pengimplementasiannya menghadapi banyak kendala hukum dan politik. Ketika pemerintahan Biden berlanjut, kebijakan ini diperketat, mengharuskan ByteDance untuk melepas saham TikTok di AS jika tidak ingin menghadapi larangan permanen.

Baca juga: Harga Bitcoin Melonjak Usai Donald Trump Menang Pilpres AS 2024

Alasan di Balik Kebijakan Baru Trump

Dalam kampanye 2024, Trump mengindikasikan kekhawatiran bahwa larangan TikTok justru akan menguntungkan Meta, pesaing besar TikTok di sektor media sosial. TikTok dianggap sebagai platform yang sangat menarik bagi kalangan muda, dengan fitur-fitur video pendek yang interaktif dan inovatif. Melarang aplikasi ini berisiko memperkuat dominasi Meta di pasar AS, yang dapat mengurangi persaingan dan pilihan konsumen di media sosial.

Selain itu, TikTok telah menjadi platform penting bagi banyak kreator konten, bisnis kecil, dan bahkan perusahaan besar yang menggunakan aplikasi ini untuk menjangkau audiens luas di AS. Dengan lebih dari 180 juta pengguna aktif di AS, TikTok memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Banyak kreator dan bisnis menggunakan TikTok untuk promosi dan pendapatan, sehingga pencabutan larangan ini juga dapat membantu ekonomi digital AS tetap kompetitif.

Project Texas: Solusi Alternatif untuk Keamanan Data

Untuk mengatasi kekhawatiran terkait privasi, TikTok telah menjalin kerja sama dengan Oracle dalam inisiatif bernama "Project Texas." Melalui proyek ini, data pengguna AS disimpan di server Oracle yang berlokasi di AS, yang diawasi dengan ketat oleh pihak AS. Proyek ini menawarkan pendekatan berbeda terhadap masalah keamanan data, memungkinkan TikTok tetap beroperasi tanpa harus melakukan transfer kepemilikan penuh kepada entitas AS.

Oracle, perusahaan teknologi besar di AS, diharapkan bisa membantu menjaga data pengguna TikTok tetap aman dan terjaga dari potensi akses yang tidak diinginkan. Langkah ini sejalan dengan visi Trump yang kini lebih moderat, yakni memastikan data tetap dalam pengawasan AS sambil tetap menjaga inovasi dan peluang bisnis di pasar media sosial.

Tantangan Hukum dan Politik

Meskipun kebijakan baru ini terlihat lebih fleksibel, Trump tetap menghadapi tantangan politik. Beberapa anggota Partai Republik masih mendorong pelarangan penuh terhadap TikTok, berargumen bahwa kerja sama dengan Oracle saja tidak cukup untuk mengurangi risiko pengumpulan data. Selain itu, Trump juga harus menghadapi kemungkinan bahwa kebijakan ini dapat diajukan ke pengadilan jika dianggap terlalu mengabaikan kepentingan keamanan nasional.

Di sisi lain, keputusan ini juga dapat memengaruhi hubungan diplomatik antara AS dan China. Kebijakan mengenai aplikasi China seperti TikTok memberi sinyal penting tentang bagaimana AS mengelola kehadiran perusahaan teknologi asing di negaranya. Oleh karena itu, Trump harus memastikan bahwa langkah ini tidak memperlemah posisi AS dalam persaingan teknologi global.

Dampak Terhadap Industri Teknologi dan Ekosistem Kreator

Pencabutan larangan TikTok juga akan membawa dampak luas bagi industri teknologi dan para kreator konten. TikTok menjadi pusat ekonomi kreator yang besar di AS, menyediakan platform bagi individu dan bisnis untuk berinovasi dalam pemasaran dan berinteraksi dengan audiens yang luas. Jika TikTok tetap beroperasi, ini akan memberikan manfaat langsung bagi para kreator konten, bisnis kecil, dan perusahaan yang menjadikan TikTok sebagai bagian penting dari strategi pemasaran mereka.

Namun, bagi perusahaan-perusahaan teknologi besar di AS, terutama Meta, keputusan ini mungkin menjadi tantangan. TikTok telah menjadi pesaing utama bagi Meta, terutama di kalangan generasi muda. Dengan tetap mengizinkan TikTok beroperasi, Trump mempertahankan tingkat persaingan yang sehat di industri ini, yang pada akhirnya dapat menguntungkan konsumen melalui peningkatan inovasi dan layanan.

Baca juga: Donald Trump Tunjuk Elon Musk Pimpin Department of Government Efficiency (DOGE)

Kebijakan yang Seimbang Antara Keamanan dan Kebebasan Ekonomi

Keputusan Trump untuk mencabut larangan TikTok menggarisbawahi tantangan yang dihadapi negara-negara di era digital dalam menjaga keseimbangan antara keamanan nasional dan kebebasan ekonomi. Dengan dukungan dari Project Texas dan Oracle, Trump tampaknya ingin menemukan jalan tengah dengan tidak sepenuhnya melarang TikTok, namun tetap menegakkan kontrol keamanan melalui regulasi ketat. Langkah ini memungkinkan AS untuk tetap relevan dalam pasar digital global tanpa membatasi potensi inovasi dan peluang ekonomi yang ditawarkan oleh teknologi internasional.

Pencabutan larangan ini akan menjadi isu menarik dalam politik digital AS dan akan dipantau oleh banyak negara lain yang juga tengah mempertimbangkan sikap mereka terhadap perusahaan teknologi asal China. Bagi konsumen dan pelaku bisnis, keputusan ini membuka peluang baru bagi kreativitas dan inovasi, sekaligus menawarkan contoh menarik tentang bagaimana kebijakan teknologi dapat disesuaikan dalam menghadapi dinamika geopolitik yang terus berkembang.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News

(emh)


Share :