Foto: Interesting Enginering
Teknologi.id - Proyek pengembangan kamera digital terbesar di dunia, yang juga dikenal dengan Legacy Survey of Space and Time (LSST), akhirnya selesai. Kamera raksasa itu diresmikan Oktober lalu di SLAC National Accelerator Laboratory di California.
Kamera ini memiliki resolusi tertinggi di dunia sebesar 3,2 gigapiksel atau 3.200 MP. Pada resolusi ini, kamera dapat memotret bola golf dari jarak 24 kilometer. Kamera kemudian akan dipasang di Observatorium Vera C. Rubin, 2024, puncak Cerro Pachon, Chili.
Kamera LSST akan memotret sekitar 20 miliar galaksi selama dekade berikutnya. Setiap foto yang diambil dikumpulkan setiap malam dengan total sekitar 15 TB data.
Kumpulan foto-foto ini akan membantu para peneliti mengungkap sifat misterius materi gelap dan mempelajari bagaimana galaksi terbentuk.
Baca juga: Smartphone Xiaomi 12S Ini Bisa Dipasangkan Lensa Leica M
"Ketika kami melihat fenomena baru, dalam waktu 60 detik setelah tombol kamera ditekan, kami bisa mengirimkan notifikasi kepada siapun yang penasaran," kata Travis Lange, insinyur utama kamera LSST, dikutip dari Cnet (3/11/2022).
Setelah selesai bertugas selama 10 tahun, kamera LSST akan menciptakan film 3D dari potret langit bagian selatan.
Ukuran Sebesar Mobil dengan Berat 3 Ton
Foto: SLAC
Secara teknis, kamera LSST umumnya memiliki fitur yang sama dengan kamera digital. Namun, ukuran kamera ini jauh lebih besar.
Ini memiliki 189 sensor yang menggunakan cahaya dari objek seperti bintang dan mengubahnya menjadi sinyal listrik untuk membuat gambar digital. Setiap sensor berbentuk persegi panjang dengan panjang sisi sekitar 42mm.
Secara keseluruhan, kamera LSST menawarkan resolusi yang setara dengan 3,2 gigapiksel atau 3.200 MP. Dukungan ini memungkinkan kamera LSST untuk memotret bola golf dari jarak 24 kilometer.
Semua sensor dikelilingi oleh lensa berdiameter 1,57 meter. Karena ini adalah lensa terbesar yang pernah ada, ia berhasil meraih Guinness World Record seperti yang disusun KompasTekno dari New Scientist, Rabu (3/11/2022).
Baca juga: AirAsia Ride Rilis di Bali, Indonesia Kebanjiran Transportasi Online
Bodinya sendiri memiliki berat 3 ton dan secara fisik setara dengan mobil, tetapi tingginya hampir 2 meter.
Meski diluncurkan, kamera LSST perlu menjalani tahap akhir modifikasi sebelum dapat beroperasi di puncak Serro Pachong pada akhir 2024.
Kamera ini juga dilengkapi teknologi pendingin yang menjaga suhu perangkat tetap stabil hingga -100 derajat Celcius. Pembaruan teknologi pendinginan ini merupakan perubahan terakhir sebelum diterapkan.
Pada Mei 2023, ilmuwan SLAC akan mulai mengemas kamera LSST untuk dimuat ke Boeing 747 dan diterbangkan ke Santiago, Chili.
Setelah itu, kamera dimasukkan ke dalam kereta dan tiba di observatorium di puncak Selro Pachong.
(arm)