Foto: Unsplash
Teknologi.id x Aloysius - Kendaraan listrik saat ini sedang menjadi salah satu rancangan di berbagai negara dunia untuk mendukung rancangan pemerintah dalam mengurangi emisi karbon. Negara seperti Norwegia telah mengadopsi penggunaan mobil listrik secara masif. Tercatat bahwa sekitar 75% kendaraan di Norwegia saat ini telah menggunakan tenaga listrik sebagai bahan bakarnya.
Ditambah lagi semakin maraknya produsen mobil listrik seperti Tesla, Hyundai, Nissan, dan Honda yang saat ini sudah memulai penetrasi ke pasar - pasar baru di seluruh penjuru dunia menunjukkan bahwa sektor swasta pun turut ambil andil dalam perkembangan teknologi kendaraan listrik ini.
Meskipun negara berbagai belahan bumi Eropa maupun Amerika Serikat sudah mulai mengadaptasi penggunaan mobil listrik secara masif, daerah seperti Asia Tenggara (termasuk Indonesia) telah menarik banyak perhatian produsen kendaraan listrik dan investor untuk mempersiapkan infrastruktur kendaraan listrik secara masif. Berbagai analisis pun dilakukan terkait potensi dan roadmap dari industri kendaraan listrik di Asia Tenggara. Artikel ini ditulis untuk merangkum berbagai jenis analisis yang telah dilakukan.
Beberapa data yang diambil untuk mendukung artikel ini adalah jumlah kendaraan yang saat ini beroperasi di tiap negara. Hal ini akan menunjukkan besarnya potensi pasar di masing - masing negara. Data kedua adalah jumlah charging port atau stasiun pengisian bahan bakar listrik yang saat ini tersedia di masing - masing negara serta rencana pemerintah setempat untuk memperkaya infrastruktur tersebut hingga 5 sampai 10 tahun ke depan. Data terakhir adalah jumlah kendaraan listrik yang sudah terjual. Data ini akan merepresentasikan tingkat adaptasi dan penetrasi dari kendaraan listrik dari masing - masing negara.
Negara yang dilibatkan dalam penulisan kali ini adalah Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina dimana kelima negara tersebut sudah memiliki kendaraan listrik yang teregistrasi dan roadmap yang konkrit untuk meningkatkan tingkat penggunaan kendaraan listrik.
Baca Juga: Sah! BI Buat Aturan Biaya Transfer Antarbank Rp2.500
Hasil Temuan
Potensi Pasar Kendaraan Listrik
Besarnya pasar otomotif dari suatu negara dapat dilihat dari banyaknya kendaraan yang saat ini terdaftar atau beroperasional di jalanan. Dari data yang dikumpulkan, berikut jumlah kendaraan yang beroperasi di tiap - tiap negara di Asia Tenggara:
Indonesia: 217.127.964
Thailand: 18.971.618
Malaysia: 17.486.589
Filipina: 4.711.103
Singapura: 640.427
Trend dari jumlah kendaraan di atas merepresentasikan jumlah penduduk dari masing - masing negara. Indonesia, dengan jumlah penduduk terbanyak memiliki lebih dari 200 juta kendaraan yang secara resmi beroperasional. Melihat hal tersebut, tentu saja terlihat bahwa Indonesia memiliki potensi pasar terbesar di Asia Tenggara. Namun, berbagai macam aspek perlu diperhatikan untuk menentukan tingkat perkembangan industri kendaraan listrik di masa depan. Salah satu hal yang perlu disiapkan untuk meningkatkan adaptasi terhadap kendaraan listrik adalah infrastruktur. Charging port atau stasiun pengisian tenaga listrik untuk kendaraan perlu disiapkan jika suatu negara ingin mempersiapkan dirinya untuk menggunakan kendaraan listrik.
Proyeksi Infrastruktur Kendaraan Listrik
Charging port atau station adalah salah satu infrastruktur esensial yang perlu dipersiapkan bagi pemilik kendaraan listrik. Seperti yang sudah diketahui bahwa kendaraan listrik membutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk mengisi bahan bakar dibandingkan dengan mobil berbasis bensin. Sebagai contoh, mobil listrik memiliki waktu pengisian daya selama 30 - 40 menit. Berikut adalah data yang sudah dikumpulkan terkait kondisi charging port yang saat ini dimiliki oleh masing - masing negara di Asia Tenggara:
Singapura: 1.800
Thailand: 650
Malaysia: 500
Indonesia: 187
Filipina: 19
Dari data yang dikumpulkan, dapat terlihat bahwa Singapura memiliki jumlah charging port terbesar meskipun jumlah penduduknya yang relatif lebih sedikit. Data ini menunjukkan tingkat kesiapan dan komitmen Singapura yang lebih tinggi terkait adaptasi teknologi kendaraan listrik.
Baca Juga: Meta Buat Sarung Tangan Haptic Canggih, Bisa untuk Virtual
Di luar itu, 4 dari 5 negara tersebut (Singapura, Thailand, Malaysia, Indonesia) telah memiliki sebuah roadmap terkait jumlah charging port yang ingin dimiliki hingga tahun 2030. Berikut adalah angka proyeksi dari masing - masing negara tersebut:
Singapura: 60.000
Thailand: 53.000
Indonesia: 31.000
Malaysia: 25.000
Pemerintah Singapura menyatakan bahwa mereka berkomitmen untuk menyediakan sebanyak 60.000 charging port di tahun 2030 sebagai tambahan dari 2.000 fasilitas yang mereka miliki saat ini.
Thailand, saat ini telah memiliki sekitar 600 charging port menargetkan penambahan charging port untuk berada di angka 53.000. Demi mendukung perkembangan kendaraan listrik di Thailand, Asian Development Bank and Energy Absolute telah memberikan pinjaman sebesar USD 48 juta untuk mendanai inisiatif ini.
Indonesia, menargetkan jumlah investasi sebanyak USD 17 triliun yang akan mendukung pembangunan lebih dari 31.000 charging port hingga 2030. Sebagai tambahan, pemerintah Indonesia juga memiliki rencana untuk menyiapkan 10.000 armada Transjakarta yang bertenagakan listrik.
Malaysia, memiliki rencana yang sama dengan menargetkan 25.000 charging port di tahun 2030. Di luar itu, Filipina belum memiliki roadmap maupun target dari perkembangan infrastruktur untuk kendaraan listrik.
Jumlah Kendaraan Listrik yang Sudah Terjual di Asia Tenggara
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif terkait kondisi kendaraan listrik di Asia Tenggara, salah satu parameter lain yang dapat digunakan adalah jumlah kendaraan listrik yang saat ini beroperasional di masing - masing negara. Berikut adalah hasil temuan dari data yang dimaksud:
Filipina: 7.000
Singapura: 1.549
Thailand: 1.308
Malaysia: 480
Indonesia: 24
Berdasarkan Land Transportation Office di Filipina, ternyata negara tersebut saat ini telah memiliki sekitar 7.000 kendaraan listrik yang saat ini sudah beroperasional. Asosiasi Kendaraan Listrik Filipina (EVAP) pun meramalkan bahwa pada tahun 2024, penetrasi kendaraan listrik akan meningkat sebanyak 8 - 12% dan mendatangkan sebanyak USD 33,6 juta. Asosiasi tersebut juga menganalisis bahwa akan ada 200.000 unit kendaraan yang terjual di tahun 2024.
Di Singapura, Tesla Model 3 mendominasi pasar kendaraan listrik. Tesla Model 3 adalah mobil listrik keluaran Tesla yang memiliki harga paling murah dibandingkan model - model yang dibuat sebelumnya. Pada kuartal ketiga tahun 2021, jumlah Tesla yang terjual telah mencapai 487 unit, 10 kali lebih banyak dari tahun sebelumnya.
(SA)