.png)
Foto: surabaya.tribunnews.com
Teknologi.id - Di tengah meningkatknya perhatian masyarakat Indonesia terhadap kualitas dan keamanan dari program pemerintah Makanan Bergizi Gratis (MBG) di berbagai daerah, dapur- dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) kini mulai memasuki babak baru transformasi dengan menghadirkan teknologi modern dan sistem digital yang lebih terstruktur. Langkah ini menjadi krusial mengigat setiap dapur harus mampu dan siap menyiapkan ribuan porsi makanan setiap hari untuk beberapa sekolah, tentunya dengan standar yang layak, higienis, dan aman.
Untuk menjawab tuntutan dan melaksanakan kewajibannya, beberapa SPPG mulai menerapkan digitalisasi terhadap pengelolaan operasional dapur. Hal ini menjadi bukti bahwa SPPG memperhatikan tata kelola yang terstruktur agar menghsilkan output yang sesuai standar di masyarakat. Teknologi seperti sistem barcode untuk pencatatan bahan baku makanan, perangkat masak dengan kapasitas besar, sensor suhu, hingga pemantauan proses produksi secara real-time kini menjadi elemen penting yang menguatkan konsistensi dan kualitas makanan yang disitribusikan ke sekolah-sekolah yang ada. Salah satu contoh penerapan teknologi ini dapat ditemukan di SPPG Banyuwangi-Magelang, kini dapat menjadi contoh pemanfaatan teknologi untuk keamanan pangan.
Digitalisasi sebagai Salah Satu Cara Menjaga Kebersihan dan Keamanan Makanan
Di SPPG Banyuwangi-Magelang sudah menggunakan teknologi barcode untuk seluruh bahan makanan dan perlengkapan gastronom food pan. Semua bahan makanan yang masuk atau diterima dan akan digunakan harus discan dan dicatat otomatis dalam dashboard digital secara real-time, sehingga alur distribusi bahan, takaran, hingga jumlah porsi dapat dipantau dengan lebih akurat. Selain mempercepat proses kerja, cara ini menjadi salah satu elemen penting dalam menjaga keamanan pangan karena bahan yang sudah tidak layak,mendekati kadaluwarsa, atau salah penanganan dapat terdeteksi lebih cepat. Dengan adanya dashboard digital, potensi kesalahan pada manusia dapat ditekan dan setiap hidangan yang diproduksi tetap sesuai standar.

Foto: Kompas.com
Inovasi teknologi juga mulai mengadopsi teknologi digital untuk menunjang perkuatan terhadap pelaksanaan program Makanan Bergizi Gratis. Salah satu inovasi tersebut dapat dilihat dalam uji coba MBG Artificial Intelligence (AI) di daerah Purwokerto. AI disini dipakai untuk membantu dalam membuat daftar menu, membantu memesan menu sesuai dengan keinginan siswa dan membantu dalam memantau distribusi dari dashboard. Perkembangan dunia teknologi khususnya AI dapat dipakai untuk memudahkan dalam memperhitungkan setiap elemen seperti bahan makanan, porsi dan distribusi agar lebih efektif dan efisien.
Baca juga: BRIN Kembangkan Test Kit untuk Cegah Keracunan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Peralatan dan Sistem lebih Modern
Berikut peralatan dan sistem modern yang digunakan:
1. Memanfaatkan tilting pan
Merupakan alat utama untuk memasak makanan dalam jumlah besar karena alat ini bisa menampung sampai 95 liter bahan makanan. Kelebihan dari alat ini selain kapasitas yang besar adalah panas yang dihasilkan dapat didistribusikan secara merata sehingga tidak ada makanan yang belum matang saat dimasak atau justru gosong sehingga tidak ada potensi makanan yang kurang higienis.
2. Sebagian besar bahan makanan berbentuk Ready to Cook
Bahan sudah dicuci, dipotong sesuai takaran, dan diproses oleh pemasok yang memiliki sertifikasi PIRT sehingga kualitas dan keamaan terjamin.
3. Dapur dilengkapi oleh material yang disebut Sandwich Panel
Kelebihan teknologi ini diketahui dapat menahan api, gempa, jamur, dan mempermudah dalam membersihkannya sehingga menunjang akses dalam memperhatikan kebersihan tidak hanya alat masak tetapi area untuk memasak bahan makanan.
Mengembalikan Rasa Percaya Masyarakat
Upaya menghadirkan dapur yang lebih modern, higienis, dan terkontrol pada program Makanan Bergizi Gratis (MBG) menjadi langkah penting untuk mengembalikan rasa percaya masyarakat terhadap keamanan pangan di sekolah. Setelah sebelumnya banyak kekhawatiran terkait kasus kontaminasi makanan yang ada di beberapa daerah di Indonesia, penerapan standar baru seperti digitalisasi bahan pangan, penggunaan barcode, hingga dashboard pemantauan real-time di SPPG membuktikan bahwa sistem sedang dikembangkan. Di sisi lain pemanfaatan teknologi AI dalam perencanaan menu bertujuan untuk memperbaiki sistem yang ada tentunya sistem ini dapat diperluas ke semua dapur SPPG di Indonesia sehingga standar keamanan dan kebersihan pangan dapat dinikmati oleh siswa Indonesia. Kebersihan, keamanan, dan inovasi teknologi inilah yang dapat menjadi pondasi penting bagi gizi anak Indonesia.
Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News