Mengenal 5 Teknologi Pencegah Banjir: Inovasi Global dan Apa yang Bisa Dipelajari

Irmanon Riandina . December 01, 2025



Foto: Earth.Org

Teknologi.id - Banjir yang baru saja melanda wilayah Aceh dalam beberapa hari terakhir menunjukkan betapa rentannya wilayah di Indonesia terhadap bencana hidrometeorologi. Hujan dengan intensitas tinggi yang turun tanpa henti membuat sungai-sungai di sejumlah tempat meluap dan merendam pemukiman, fasilitas umum hingga jalur transportasi. Ribuan warga terpaksa harus mengungsi ke tempat yang aman. Peristiwa ini bukan hanya menimbulkan kerugian material dan menghambat aktivitas warga, tetapi juga membuktikan bahwa sistem pencegah dan pengendalian banjir di Indonesia masih membutuhkan peningkatan yang signifikan. Melihat pengalaman negara lain dalam mengembangkan teknologi dan strategi mitigasi banjir dapat memberikan gambaran penting tentang solusi yang dapat diterapkan di tanah air.

Lima Solusi Canggih Pengendali Banjir Global

Berikut 5 teknologi canggih pengendali banjir di berbagai negara:

Foto: twitter.com/engineeringvids

1. Sistem Delta Works di Belanda

Belanda adalah salah satu contoh paling terkenal dalam manajemen banjir. Negara ini membangun Delta Works di daerah barat daya Belanda yang berupa serangkaian bendungan, tanggul, pintu air, dan penghalang badai yang terus diperbarui untuk menghadapi kenaikan permukaan laut. Setelah terjadi banjir Laut Utara yang dahsyat pada bulan Februari 1953  dan menewaskan 1835 orang serta menghancurkan 2070 kilometer persegi daratan, pemerintah Belanda berpikir bahwa mereka membutuhkan solusi untuk sistem pengendalian banjir. Bendungan Delta Works merupakan penghalang gelombang badai terbesar di dunia, pintu hanya akan tertutup saat cuaca ekstrim serta konstruksi ini terdiri dari 65 pilar beton dan 62 luncuran baja di antaranya.

   Baca juga: Banjir Aceh-Sumut: 1.310 Site Telekomunikasi Rusak, Komunikasi Warga Terganggu


Foto: come-to-london.com

2. Thames Barrier di London

Thames Barrier adalah salah satu teknologi pertahanan banjir paling terkenal di dunia, terletak di Sungai Thames, London. Thames Barrier dibangun untuk melindungi 125 kilometer persegi wilayah pusat London dari banjir oleh gelombang pasang. Penghalang ini membentang sekitar 520 meter dan diperkirakan dapat melindungi 1,4 juta orang dan 420.000 properti. Penghalang ini memiliki 10 gerbang baja dengan berat 3300 ton. Gerbang baja raksasa ini bisa berputar ke atas untuk menahan aliran air laut menjadi dinding penghalang raksasa.

Foto: Shutterstock

3. G-Cans di Tokyo

G-Cans atau Metropolitan Area Outer Underground Discharge Channel merupakan sistem drainase air bawah tanah terbesar di dunia yang terletak di Kasukabe, Saitama, Jepang. Drainase ini memiliki tinggi setara gedung 6 lantai. G-Cans dibangun untuk melindungi wilayah Tokyo dari banjir yang disebabkan oleh hujan ekstrem, luapan sungai kecil, dan badai. G-Cans memiliki panjang 6,3 kilometer di bawah tanah dan terdapat pilar-pilar silindris yang menjulang. Cara kerjanya adalah dengan menyedot air dari sungai kecil dan menengah di Tokyo Utara kemudian disalurkan ke Sungai Edo yang lebih besar. Jika salah satu sungai meluap maka air akan disalurkan ke salah satu dari 5 tangki yang ada. Tangki-tangki ini memiliki tinggi 25,4 meter, panjang 177 meter dan lebar 78 meter.

Baca juga: Google Keluarkan Peringatan Darurat Banjir Sumut, Ini Titik Lokasinya

Foto: mosevenezia.eu

4. MOSE di Italia

Italia memiliki salah satu proyek pertahanan banjir bernama MOSE (Modulo Sperimentale Elettroeccanico) yang berada di Kota Venesia. Sistem ini terdiri dari puluhan gerbang raksasa yang dapat naik ke permukaan laut saat terjadi pasang ekstrem. Ketika air laut meningkat, gerbang akan secara otomatis terangkat untuk menahan air. Proyek ini dilatar belakangi oleh permukaan tanah yang terus turun dan kenaikan permukaan laut. Penamaan proyek ini terinspirasi dari kisah nabi Musa yang membelah lautan, oleh karena itu dinamakan MOSE.

Foto: gamuda.com 

5. SMART Tunnel di Malaysia

Salah satu pengendali banjir yang berfungsi sebagai terowongan jalan raya yang sekaligus sebagai saluran banjir raksasa. SMART (Stormwater Management and Road Tunnel) berlokasi di Kuala Lumpur sebagai salah satu solusi atas banjir yang terjadi di pusat kota. Proyek ini memiliki 2 fungsi yaitu sebagai sistem manajemen banjir dan juga sebagai jalan raya. Saat hujan normal dapat dipakai untuk jalan raya 2 tingkat, namun saat hujan deras terowongan ditutup untuk lalu lintas dan dijadikan terowongan drainase untuk mengalirkan air banjir berlebih. 

Baca juga: Satria-1 & Starlink Dikerahkan Pulihkan Komunikasi Banjir Aceh–Sumatera

Indonesia dapat belajar bahwa investasi pada teknologi pencegah banjir harus berjalan seiring dengan penataan kota, edukasi masyarakat, dan pengelolaan lingkungan yang terpadu. Dengan inovasi global dan kebutuhan kita saat ini, Indonesia dapat membangun sistem penanggulangan banjir yang tangguh dan berkelanjutan di masa depan.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News.

(IR/ZA)
 

Share :