Setelah Huawei, AS Kini Incar Perusahaan Drone DJI?
Fahad Mulyana . May 24, 2019
Teknologi.id - Dampak dari perang dagang Amerika Serikat-China terhadap perusahaan teknologi masih terus berlanjut. Setelah mem-blacklist Huawei
, kini pemerintah AS tampaknya punya target baru yang terindikasi sebagai produsen drone asal China, DJI. Dugaan itu muncul setelah Departemen Keamanan Dalam Negeri AS secara tersirat menyebut bahwa drone buatan DJI berpotensi mengirimkan informasi penerbangan sensitif ke markas besar DJI di Shenzen yang bisa diakses oleh pemerintah. Tidak disebutkan produsen yang dimaksud adalah DJI. Namun, hampir 80% drone yang digunakan di AS dan Kanada adalah buatan DJI. DJI pun menanggapi peringatan tersebut dan mengatakan akan memberikan kendali penuh dan lengkap bagi penggunanya tentang bagaimana data mereka diperoleh, disimpan, dan dikirim. Lebih lanjut, DJI menjelaskan bahwa dalam DJI, keamanan adalah inti dari semua yang DJI lakukan, dan keamanan teknologi telah diverifikasi secara independen oleh pemerintah AS dan pemimpin bisnis AS. DJI juga mengklaim menyediakan drone yang tidak mentransfer data ke DJI. Ataupun melalui internet bagi pemerintah atau pengguna yang khawatir akan masalah perlindungan data. Selain itu, DJI juga mengatakan pengguna drone besutannya bisa mengikuti semua tindakan pencegahan sesuai rekomendasi pemerintah. "Setiap hari, pembisnis Amerika, responden utama, dan lembaga pemerintah AS, percaya dengan drone DJI untuk membantu menyelamatkan nyawa, mempromosikan keamanan pekerja, dan mendukung kegiatan operasional vital, kami bertanggung jawab secara penuh," klaim DJI. Dilansir dari laman The Verge, Jumat (24/5/2019), DJI menambahkan mode privasi pada tahun 2017 lalu. Mode tersebut menon-aktifkan aplikasi yang menggunakan internet saat mengudara. Mode ini adalah respon dari DJI setelah Angkatan Darat AS memberikan memo yang meminta semua unit berhenti menggunakan DJI terkait keamanan siber. (FM)