Peneliti MIT Kembangkan Teknologi “Saving Face” untuk Lawan Virus Corona, Apa Itu?

Teknologi.id . March 18, 2020

Saving Face

Foto: Zhi Wei Gan, Irmandy Wicaksono via MIT Media Lab


Teknologi.id - Kemampuan virus corona (COVID-19) untuk menempel di banyak benda dan bertahan selama berhari-hari memunculkan imbauan untuk tidak menyentuh wajah kita dengan tangan.

Nah, masalahnya banyak sekali orang yang seringkali menyentuh wajah mereka sepanjang hari, bahkan itu sudah menjadi suatu kebiasaan yang sangat sulit untuk dihilangkan. Selain menyebabkan beragam masalah kesehatan wajah, seperti jerawat dan komedo, resiko terinfeksi COVID-19 pun akan jauh lebih besar.

Untuk itu, para peneliti MIT Media Lab mengembangkan “Saving Face”, yang merupakan serangkaian teknologi untuk memperingatkan pengguna ketika akan menyentuh wajah mereka.

Baca juga: Pantau Penyebaran Virus Corona di Indonesia Melalui 7 Situs Terpercaya Ini

Teknologi “Saving Face” akan dilengkapi dengan dua mode, yakni mode “record” dan mode “alert”.

Dalam mode "record”, pengguna dapat berlatih untuk menghentikan kebiasaan itu dengan mempelajari rekaman seberapa sering mereka menyentuh wajah mereka. 

Sedangkan dalam mode "alert", pengguna akan langsung diberi peringatan berupa alarm atau getaran setiap ada upaya untuk menyentuh wajah.

Metode Penginderaan

Para peneliti Media Lab akan menggunakan tiga metode penginderaan yang mampu mendeteksi kedekatan wajah dengan tangan untuk kemudian memperingatkan penggunanya.

Ketiga metode penginderaan “Saving Face” meliputi:

  1. Deteksi jarak antara jam tangan pintar dan earbud pengguna menggunakan kekuatan sinyal Bluetooth yang akan memperingatkan ketika tangan pengguna mendekati wajah mereka.
  2. Transmisi sinyal ultrasonik dari earbud yang dikenakan di pergelangan tangan dengan mikrofon di dekat wajah pengguna untuk kemudian memberi peringatan ketika wajah dan tangan pengguna terlalu dekat.
  3. Penggunaan medan elektromagnetik atau kapasitif berupa cincin atau stiker konduktif yang akan membunyikan bel ketika tangan dan wajah terlalu dekat.


Baca juga: 10 Tips Kerja dari Rumah Agar Tetap Produktif dan Efektif

Metode tersebut sudah diuji dan dipastikan cukup sensitif untuk mendeteksi tangan 20 sentimeter dari wajah.Tim peneliti saat ini tengah mengembangkan aplikasi yang kompatibel dengan perangkat tersebut, merancang teknik untuk memproduksi perangkat analog baru secara murah dan menguji ketahanan dan efisiensi perangkat.

Peneliti MIT Media Lab terbuka terhadap saran maupun kritik dan juga peluang kolaborasi dengan perusahaan luar, bila kalian ingin berkontribusi dalam pengembangan perangkat ini, kalian bisa langsung menghubungi donttouchyourface@media.mit.edu.

(dwk)

Share :