
Teknologi.id - Nvidia, raksasa semikonduktor asal Amerika Serikat, resmi menyandang gelar perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia, setelah menembus angka 5 triliun dolar AS atau sekitar Rp 83.000 triliun.
Rekor ini membuat Nvidia resmi menggusur Apple dan Microsoft dari posisi teratas sebagai perusahaan paling bernilai di dunia. Lonjakan nilai pasar Nvidia menandai perubahan besar dalam arah industri teknologi global dari era ponsel dan perangkat lunak menuju era kecerdasan buatan (AI).
Baca juga: Saham Nokia Langsung Melejit! Nvidia Tanam USD 1 Miliar untuk AI & 6G
Permintaan Chip AI yang Tak Pernah Surut
Kesuksesan Nvidia tidak datang secara kebetulan. Dalam beberapa tahun terakhir, dunia menyaksikan lonjakan pesat adopsi AI generatif dan sistem komputasi canggih di berbagai sektor, mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga pertahanan.
Teknologi GPU (Graphics Processing Unit) buatan Nvidia menjadi tulang punggung di balik perkembangan tersebut. Chip mereka digunakan untuk melatih dan menjalankan sistem AI, termasuk model besar seperti ChatGPT, Gemini, dan Claude.
Kini, hampir semua perusahaan teknologi besar bergantung pada chip Nvidia. Bahkan, analis memperkirakan permintaan GPU untuk proyek AI akan terus meningkat hingga 2027. Tidak mengherankan bila saham Nvidia terus mencetak rekor, mendorong kapitalisasi pasarnya melambung ke level tertinggi sepanjang sejarah.
Kesepakatan Besar dengan Pemerintah AS
Momentum kenaikan ini semakin kuat setelah Nvidia menandatangani kesepakatan besar dengan pemerintah Amerika Serikat. Pada Rabu (29/10/2025), perusahaan tersebut dan pemerintahan Donald Trump sepakat membangun infrastruktur kecerdasan buatan nasional senilai hingga 500 miliar dolar AS dalam empat tahun ke depan.
Proyek ambisius ini mencakup pembangunan tujuh superkomputer raksasa dan pusat data nasional untuk mendukung penelitian AI, keamanan siber, serta riset pertahanan. Langkah ini menjadi bagian dari strategi Washington untuk memperkuat kemandirian teknologi Amerika di tengah rivalitas dengan China.
Dengan kerja sama ini, posisi Nvidia kian kokoh. Perusahaan yang dahulu hanya dikenal sebagai produsen chip gaming kini menjelma menjadi mitra strategis pemerintah dalam membangun masa depan digital AS.
Simbol Pergeseran Kekuasaan Teknologi Dunia
Tonggak yang dicapai Nvidia mencerminkan pergeseran besar dalam kekuasaan industri teknologi global. Jika sebelumnya inovasi dan nilai pasar banyak dikuasai oleh produsen smartphone atau perusahaan software, kini fokus bergeser ke komputasi tinggi dan kecerdasan buatan.
“Nvidia bukan lagi sekadar pembuat chip,” ujar Matt Britzman, analis dari Hargreaves Lansdown. “Mereka adalah perusahaan yang membentuk fondasi masa depan industri.”
Nvidia berhasil memosisikan diri sebagai “mesin penggerak” teknologi modern — menyediakan daya komputasi yang memungkinkan perusahaan, lembaga riset, dan bahkan negara untuk memanfaatkan kekuatan AI secara maksimal.
Baca juga: Nvidia Luncurkan DGX Spark: Superkomputer AI Mini dengan Performa Setara Data Center
Optimisme Besar, Tapi Risiko Tetap Ada
Meski dipenuhi optimisme, sebagian pengamat mengingatkan bahwa valuasi Nvidia yang sangat tinggi juga menyimpan risiko. CEO Tuttle Capital Management, Matthew Tuttle, menilai bahwa investor pada akhirnya akan menuntut bukti konkret dari pertumbuhan laba dan arus kas perusahaan.
“Pasar akan kembali ke fundamental,” ujarnya. “Nvidia harus mampu mempertahankan momentum ini melalui hasil keuangan yang nyata.”
Namun sejauh ini, performa Nvidia menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Laporan keuangan terakhir memperlihatkan pertumbuhan pendapatan lebih dari dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya, menandakan bahwa pasar AI belum menunjukkan tanda-tanda melambat.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(fs)