Foto: Getty Images
Teknologi.id - Sebuah peretasan yang diduga menargetkan 36 anggota staf pembawa berita dan eksekutif Al Jazeera. Berita ini dipublikasikan dalam laporan oleh Citizen Lab di Universitas Toronto.
NSO Group membantah tuduhan tersebut dan menyebutkan tidak ada bukti apapun yang memberatkan mereka.
Peneliti Citizen Lab menyimpulkan tuduhan tersebut dengan keyakinan bahwa ada dua penyerang yang telah memata-matai perangkat iPhone milik jurnalis Al Jazeera, dengan mencatut nama pemerintah Arab Saudi dan UEA.
Baca juga: Pemerintah Singapura Luncurkan Program Inovasi Blockchain
"Telepon-telepon tersebut disusupi dengan menggunakan rantai eksploitasi yang kami sebut Kismet," tulis para peneliti.
Kismet adalah serangan "zero-day" yang tidak disadari oleh Apple dan bekerja pada iOS 13.5.1 yang menyerang iPhone 11.
Citizen Lab pertama kali diberi tahu tentang potensi aktivitas mata-mata di ponsel jurnalis ketika dihubungi oleh Tamer Almisshal, pembuat film investigasi di Al Jazeera.
Almisshal menyatakan kekhawatirannya mengenai perangkat iPhone-nya yang diduga telah diretas, memungkinkan Citizen Lab untuk memantau aktivitas di perangkat tersebut.
"Kami memperhatikan bahwa pada 19 Juli 2020, ponsel [milik Almisshal] mengunjungi situs web yang kami deteksi dalam pemindaian internet sebagai Server Instalasi untuk spyware Pegasus milik NSO Group, yang digunakan untuk menginfeksi target dengan Pegasus," tulis peneliti Citizen Lab dalam laporan mereka.
Menanggapi tuduhan tersebut, juru bicara NSO Group menyebutkan bahwa laporan Citizen Lab dibuat hanya berdasarkan pada spekulasi dan tidak memiliki bukti yang mendukung koneksi ke NSO.
Dia menambahkan bahwa perusahaan menyediakan perangkat lunak kepada pemerintah, yang digunakan untuk menangani kejahatan terorganisir dan terorisme yang serius dan tidak mengoperasikan perangkat lunak itu sendiri.
Baca juga: Facebook Tambahkan Notifikasi untuk Misinformasi COVID-19
Eksploitasi yang dijelaskan oleh tim Citizen Lab tak berfungsi di iPhone yang menjalankan iOS 14. Para peneliti pun menghimbau para pengguna untuk segera memperbarui sistem operasinya.
Juru bicara Apple menambahkan bahwa iOS 14 adalah lompatan besar dalam konteks perlindungan dari serangan semacam itu. "Serangan yang dijelaskan dalam penelitian tersebut ditargetkan oleh negara terhadap individu tertentu," katanya.
"Kami selalu mendorong pelanggan untuk mengunduh perangkat lunak versi terbaru untuk melindungi diri mereka sendiri dan datanya," tambahnya.
(im)