Baca juga: Google Tawarkan Rp 21 Miliar Bagi yang Bisa Bobol Ponsel Pixel
Meski demikian, OVO merupakan layanan teknologi finansial (fintech) pembayaran yang paling dikenal masyarakat sepanjang 2019. Responden perempuan yang menggunakan GoPay 84,5%, sedangkan laki-laki 82,3%. Pengguna laki-laki yang memakai layanan OVO 82,8%, dan perempuan 79,5%. Meski begitu, kesadaran masyarakat terkait layanan OVO (99,5%) lebih tinggi ketimbang GoPay (98,5%). Sedangkan DANA dan LinkAja memperoleh 98,3% dan 84,6%.
Alasan responden menggunakan dompet digital
Ada beberapa alasan mengapa responden menggunakan layanan dompet digital. Pertama, percaya akan produknya (81,6%). Lalu, mereka mau memakai produk fintech pembayaran karena butuh (72,2%). Ketiga, dianggap kaya manfaat (72,9%). Selain itu, pengguna juga menilai dompet digital mudah digunakan (68,3%) dan menghemat waktu (66,2%). Sebagian lainnya menggunakan fintech pembayaran ini karena layanannya lengkap (32,8%). Berdasarkan data internal, dompet digital besutan Gojek ini sudah bekerja sama dengan lebih dari 420 ribu merchant di 390 kota/kabupaten Indonesia, di mana 90% di antaranya adalah usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang termasuk pedagang kaki lima, kantin, dan warung kelontong. Tak hanya itu, Gopay juga dapat digunakan untuk pembayaran surat keterangan catatan kepolisian (SKCK) dan surat izin mengemudi (SIM) di kota-kota seperti di Gresik, Samarinda, Surabaya, dan Sidoarjo. Kemudian untuk donasi digital di lebih dari 400 masjid dan yayasan.
Baca juga: Google Indonesia Resmi Luncurkan Aplikasi Kormo untuk Pencari Kerja
Riset tersebut melibatkan 651 responden di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang Bekasi (Jabodetabek), Bandung, Surabaya, Medan, Balikpapan, dan Makassar. Sebanyak 50,7% di antaranya berusia 20-29 tahun. Lalu, 24,5% berumur 30-39 tahun dan 19,1% kurang dari 19 tahun. Sisanya berusia lebih dari 40 tahun. Sebanyak 58,9% responden memiliki pendapatan Rp 2,5 juta sampai Rp 5 juta per bulan. Lalu, 25,8% berpenghasilan lebih dari Rp 5 juta. Kemudian sisanya berpendapatan kurang dari Rp 2,5 juta. Mayoritas responden yang disurvei laki-laki. (dwk)