Foto: The New York Times
Teknologi.id - Melalui lembaga filantropis Google.org, Google menghibahkan US$800.000 atau setara dengan Rp11,7 miliar untuk mendukung berbagai program literasi media dan pelatihan digital dalam usaha memberantas hoaks dan misinformasi masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Kumpulan Film Netflix Underrated yang Wajib Ditonton
Lewat program Tular Nalar, hibah tersebut dijalankan oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) dan lembaga nirlaba MAARIF Institute, beserta agensi perubahan sosial Love Frenkie.
"800.000 USD untuk memberikan solusi dan membantu lebih dari 26.700 dosen dan guru serta mahasiswa untuk memiliki ketahanan terhadap misinformasi dan disinformasi melalui edukasi literasi media dan digital," ujar Ryan Rahardjo, selaku Head of Public Affairs Southeast Asia Google APAC, dikutip dari Antara, Selasa (27/10).
Ryan mengatakan memerangi kesalahan informasi, ujaran kebencian, intoleransi, informasi yang direkayasa dan hoaks terus menjadi tantangan penting untuk ditangani terutama mendekati acara pemilihan kepala daerah atau Pilkada yang akan diselenggarakan secara serentak pada Desember.
Program Tular Nalar yang dibentuk oleh Google.org dan juga dieksekusi oleh MAARIF Institute, MAFINDO, dan Love Frenkie, berfokus kepada materi pembelajaran untuk mengasah cara berfikir secara kritis, seperti dipaparkan oleh Ryan.
"Ini juga dibentuk untuk para dosen, guru dan mahasiswa dalam menghadapi tantangan yang mereka hadapi di lingkungan pembelajaran," ucap Ryan.
Ryan melanjutkan bahwa tak hanya dengan menghibahkan US$800.000, Google juga membentuk sebuah situs Tular Nalar yang akan bisa diakses di Januari 2021 mendatang. Keberadaan situs tersebut bisa membantu masyarakat yang tidak dapat berpartisipasi dalam pelatihan virtual.
"Kami harap melalui program ini para pengajar mendapatkan materi ajar tambahan dan juga dukungan yang mereka butuhkan untuk terus menularkan hal hal positif kepada para pelajar di Indonesia," kata Ryan.
"Dalam hal ini cara mengatasi misinformasi dan disinformasi agar seluruh pelajar dan masyarakat Indonesia pada umumnya dapat menjadi warga digital yang bertanggung jawab," lanjutnya.
Muhadjir Effendy, selaku Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, menyambut hibah dari Google untuk membantu memberantas hoaks dan misinformasi tersebut. Ia mengatakan bahwa tantangan penting dalam memerangi berita hoaks dan misinformasi adalah hal penting, termasuk ujaran kebencian, intoleransi, dan informasi yang direkayasa. Terlebih, pada masa mendekati masa pemilihan kepala daerah (pilkada) yang akan diselenggarakan serentak pada Desember 2020.
Program pemberantasan hoaks dan misinformasi ini akan bekerja sama juga dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Komunikasi dan Informatika, pimpinan pusat Muhammadiyah, dan ASPIKOM.
Baca Juga: Pembaruan Star Wars: Squadron Hadirkan Bobblehead Baby Yoda
"Dengan semakin cepat penyebaran informasi di era digital ini, marilah kita kerjasama untuk memberantas hoaks dengan menciptakan warga negara yang lebih kritis, dan berpengetahuan di Indonesia," kata Muhadjir.
(rf)