.jpg)
Teknologi.id – Perseteruan antara dua raksasa teknologi dunia, Elon Musk dan Mark Zuckerberg, kembali menjadi sorotan. Setelah sempat ramai soal kemungkinan duel tinju, kini muncul fakta mengejutkan: Musk ternyata pernah mengajak Zuckerberg untuk berkolaborasi dalam akuisisi OpenAI.
Fakta ini terungkap dalam dokumen pengadilan terkait gugatan hukum Musk terhadap OpenAI pada 21 Agustus 2025. Langkah ini memperlihatkan bahwa, di balik rivalitas yang panas, kepentingan strategis dalam industri kecerdasan buatan (AI) bisa saja menyatukan dua musuh besar.
Baca juga: X Corp Setujui Bayar Rp8,1 Triliun untuk Akhiri Gugatan Pesangon Eks Karyawan Twitter
Gugatan Elon Musk terhadap OpenAI
Elon Musk, salah satu pendiri OpenAI pada 2015, melayangkan gugatan hukum setelah kecewa dengan arah perusahaan tersebut.
Menurut Musk, OpenAI telah berubah dari organisasi nirlaba menjadi perusahaan komersial dengan pendanaan besar dari Microsoft. Ia menuding perubahan ini didalangi oleh Sam Altman, CEO OpenAI, sehingga misi awal untuk mengembangkan AI demi kepentingan umat manusia sudah menyimpang.
Sebagai respons, Musk mendirikan perusahaan pesaing bernama xAI untuk menantang dominasi OpenAI di bidang kecerdasan buatan.
Ajakan Musk ke Zuckerberg untuk Akuisisi OpenAI
Pada Februari 2025, Musk melalui xAI mengajukan proposal akuisisi OpenAI. Dalam dokumen pengadilan disebutkan bahwa ia bahkan mengirimkan surat pernyataan minat (letter of intent) kepada Mark Zuckerberg dan Meta, untuk menjajaki kemungkinan kerja sama pendanaan atau investasi.
Namun, langkah Musk ini tidak membuahkan hasil. Meta disebut tidak menandatangani dokumen tersebut dan memilih untuk tidak terlibat dalam konflik Musk–OpenAI.
Respons Dingin dari Meta
Meta mengambil sikap hati-hati dalam menghadapi ajakan Musk.
Bahkan ketika OpenAI meminta Meta menyediakan dokumen komunikasi dengan Musk, Meta menolak dengan alasan permintaan tersebut terlalu memberatkan. Mereka menyarankan agar OpenAI langsung meminta informasi itu dari Musk atau xAI.
Sikap ini menunjukkan bahwa Meta berusaha menjaga jarak dari pertarungan hukum yang tengah berlangsung.
Tuduhan Balik dari OpenAI
Tidak tinggal diam, OpenAI menuding Musk dan xAI telah membuat “penawaran palsu” (fake offer) yang justru merugikan bisnis mereka. Selain itu, OpenAI juga menuduh Musk melakukan pelecehan (harassment) lewat jalur hukum dan media sosial.
Hal ini semakin menegaskan panasnya “perang AI”, di mana reputasi, modal, dan strategi bisnis jadi senjata utama.
Baca juga: Elon Musk Daftarkan Merek Dagang “MacroHard”, Sindiran atau Revolusi AI Baru?
Kesimpulan: Perebutan Kendali Masa Depan AI
Kisah ini menunjukkan bahwa meskipun berseteru, Musk dan Zuckerberg sama-sama memiliki ambisi untuk mendominasi industri AI. Ajakan kolaborasi Musk kepada Zuckerberg dalam akuisisi OpenAI adalah langkah berani yang memperlihatkan betapa strategisnya posisi AI di masa depan.
Meskipun tawaran ini gagal, perseteruan Musk vs Zuckerberg menegaskan bahwa pertarungan di dunia teknologi bukan hanya soal inovasi, tetapi juga perebutan pengaruh dan kendali atas masa depan kecerdasan buatan.
Siapa yang akan keluar sebagai pemenang dalam perang AI ini? Waktu yang akan menjawab.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(ak)