Teknologi.id - Meskipun baru diumumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 9 Januari 2020, wabah virus Corona nyatanya telah diprediksi lebih awal oleh startup bernama BlueDot.
Perusahaan startup bidang kesehatan yang berasal dari Toronto, Kanada tersebut sudah mendeteksi keberadaan virus Corona sejak akhir Desember 2019 lalu.
Baca juga: [Update 27 Januari] Virus Corona Terdeteksi di 15 Negara, Indonesia Negatif
Seperti diberitakan Wired, Senin (27/1/2020), BlueDot menggunakan algoritma AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan khusus untuk mengumpulkan informasi dari laporan berita dalam 65 bahasa, bersama dengan data maskapai dan laporan wabah penyakit hewan.
Hasil data yang diperoleh dari berbagai sumber itu kemudian diolah menggunakan algoritma AI, yang kemudian diteliti ulang oleh ahli epidemiologi internal mereka untuk melihat adanya pola dari wabah penyakit.
Setelah mereka yakin akan adanya penyebaran virus berbahaya, barulah mereka mengirimkan peringatan ke semua pelanggannya di seluruh dunia untuk menghindari zona berbahaya seperti kota Wuhan pada 31 Desember 2019.
"(Kami) menggunakan analytic big data untuk memantau dan mengantisipasi penyebaran penyakit yang paling berbahaya di dunia," tulis Bluedot dalam keterangan resminya.
Baca juga: Gara-gara Virus Corona, Game Plague Inc Mendadak Populer Lagi
Akibat wabah yang disebut WHO mirip dengan flu tersebut, hingga hari ini dilaporkan sebanyak 80 orang meninggal dunia dan 2.744 orang telah terinfeksi hanya untuk wilayah China saja.
Selain itu, virus dengan nama resmi Novel Coronavirus atau 2019-nCoV ini juga sudah menyebar di sejumlah negara tak hanya di Asia, tapi juga AS dan Eropa. Setidaknya 12 negara lain juga dilaporkan sudah terdapat adanya infeksi virus Corona.
(dwk)