Ini merupakan sebuah terobosan yang akan
memberi lebih banyak keuntungan bagi orang-orang yang mengalami kelumpuhan.
Tim peneliti dari Brown University asal Rhode Island, Amerika Serikat, yang mengembangkan sistem tersebut. Diberi nama sistem BrainGate, sistem komputasi ini memungkinkan pengguna untuk terhubung dengan komputer secara nirkabel.
Congrats to John Simeral et al. on their exciting new paper on home use of a wireless #iBCI #BrainGate device! @CarneyInstitute @brownengin @MGHNeurology @MGH_CNTR @VAResearch @stanford_ee
Dalam penelitian yang diterbitkan oleh jurnal
IEEE Transactions on Biomedical Engineering tersebut, peneliti menggunakan
teknologi single-neuron resolution dan full-broadband fidelity
yang dikeluarkan melalui sebuah pemancar sederhana di atas kepala.
Setelah itu, tim pun mengujicobakan alat
tersebut pada dua pria yang menderita kelumpuhan akibat cedera tulang belakang.
Hasil uji coba dicatat dan disertakan dalam jurnal tersebut.
Sementara itu, sistem yang dikembangkan
peneliti bekerja dengan cara menghubungkan perangkat pemancar yang diletakkan
di kepala pengguna dengan elektroda pemancar disimpan pada lapisan korteks
motoris. Sedangkan port yang digunakan merupakan port yang juga
digunakan pada sistem nirkabel.
Hasilnya, pengguna bisa mengarahkan dan mengklik kursor tanpa menggerakkan tetikus. Tak hanya itu, pengguna juga bisa mengetikkan sesuatu di dalam layar, tanpa sentuhan.
Baca juga: Machine Learning: Teknologi Bisnis Masa Depan
Terkoneksi dengan Pikiran
Selama uji coba, kedua partisipan mampu menghasilkan
kecepatan ketik serta point-and-click dengan tingkat akurasi yang mirip
dengan sistem nirkabel. Pengguna juga terus menggunakan alat itu selama 24 jam
di rumah masing-masing.
“Sinyal direkam dan ditransmisikan dengan
ketepatan yang hampir sama, artinya kami bisa menggunakan algoritma dekoding
yang sama seperti yang dipakai pada produk dengan kabel,” ucap salah satu
peneliti, John Simeral.
Menurut John, satu-satunya perbedaan antara
koneksi nirkabel terbaru ini dengan jenis koneksi sebelumnya yakni pengguna tak
perlu repot-repot menggerakkan perlengkapan komputasi. Sehingga membuka banyak
kemungkinan baru terkait pemanfaatan sistem tersebut.
“Dengan sistem ini, kami bisa mengetahui
aktivitas otak pengguna meskipun dia di rumah, dalam jangka waktu yang panjang,
serta cara yang sebelumnya terlihat mustahil,” ucap Leigh Hochberg, peneliti
lain yang terlibat dalam proyek tersebut.
Leigh mengungkapkan bahwa pengembang ini merupakan langkah signifikan dalam bidang Neural Interfacing. Semua bidang yang mempelajari bagaimana mengoperasikan peralatan komputer tanpa sentuhan, langsung dari otak.
Elon Musk Neuralink
Teknologi yang sama juga rupanya tengah
dikembangkan oleh Elon Musk. Pada tahun 2020 lalu, perusahaan rintisan Musk
yang diberi nama Neuralink memamerkan hasil demo di mana seekor babi yang
diberi nama Gertrude yang sudah ditanami chip komputer di otaknya.
Dan awal tahun 2021 lalu, Neuralink sukses menanamkan chip yang sama pada otak monyet. Menggunakan chip tersebut, tim Neuralik berhasil membuat seekor monyet memainkan sebuah game.
(MIM)