foto: Bank DBS
Teknologi.id - Berkembangnya startup Indonesia belakangan ini banyak mendapatkan perhatian dari para investor dan juga peminjam dana lainnya. Selain karena menunjukkan adanya peningkatan ekonomi, kualitas dan inovasi yang diberikan juga sangat menjanjikan. Salah satunya adalah startup eFishery yang dirintis oleh Gibran Huzaifah. Startup yang sudah berdiri sejak tahun 2013 ini pernah mendapatkan pendanaan sebesar USD 90 Juta atau setara 1,26 Triliun Rupiah. Kali ini, eFishery kembali mendapatkan suntikan dana, yaitu pinjaman dari Bank DBS Indonesia yang berjumlah Rp500 Miliar.
Sejak awal berdirinya, eFishery belum pernah mendapatkan dana dalam bentuk pinjaman dari bank manapun. Dengan demikian, ini adalah kali pertama dari pihak perusahaan mendapatkan dana pinjaman dan akan digunakan untuk pengelolaan perusahaan. Begitu pula dengan Bank DBS yang juga pertama kali memberikan dana pinjaman kepada perusahaan yang bergerak di bidang aquatech. Bank DBS sudah banyak juga bekerja sama dengan startup lokal lainnya dalam memberikan dana pinjaman.
Kunardy Lee, Director of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia, mengatakan bahwa kerja sama pertama Bank DBS Indonesia dengan perusahaan aquatech ini berupaya memajukan sektor akuakultur di Indonesia. Pihak bank DBS juga berharap pendanaan ini dapat mempercepat perluasan bisnis stratup eFishery, meningkatkan kualitas dan produktivitas pembudidaya ikan dan udang, serta menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
“Komitmen Bank DBS Indonesia untuk bermitra dengan eFishery merupakan salah satu fokus kami untuk menumbuhkan industri ekonomi digital di Indonesia dan juga bagian dari keseriusan kami dalam mengelola bisnis dengan memerhatikan isu environment, social, dan governance (ESG), ” tutur Kunardy.
Baca juga: Exolyt TikTok Penghitung Penghasilan Para Tiktokers
Gibran Huzaifah, selaku CEO eFisher menjelaskan bahwa tambahan modal dari pinjaman ini akan membantu perusahaannya mengembangkan produk dan layanan ke ranah global. Dilansir dari Tech in Asia, dirinya menyebut perusahaannya berencana ekspansi ke 10 negara dalam lima tahun ke depan, dimulai dari India, kemudian ke Cina dan Vietnam. Dana tersebut juga akan dimanfaatkan untuk mengakselerasi revolusi sektor akuakultur dan meningkatkan kesejahteraan pembudidaya ikan dan udang di Indonesia. Gibran juga mengatakan bahwa
"Kalau ini bisa berjalan ini bisa jadi bersejarah karena biasanya perusahaan dari sana yang masuk ke Indonesia. Kita cukup ambisius bisa sukses di Indonesia, menciptakan kisah sukses sembilan tahun eFishery di Indonesia bisa dicapai dalam tiga tahun di India. Sebenarnya kita ada 10 negara yang ingin dimasuki dalam lima tahun ini, tapi Tiongkok dan Vietnam sudah pasti lebih dulu.”
Dilansir dari Daily Social, Gibran mempertimbangkan eFishery mengambil dana pinjaman dari bank dibanding menggalang dana dari modal ventura adalah karena dana dari bank bila dihitung untuk jangka panjang termasuk dana murah. Bila mengambil ekuitas, ada saham bernilai yang harus dilepas dari perusahaan buat investor. Apabila perusahaan bertumbuh dengan naik, untuk kembali membeli saham tersebut di kemudian hari, harga yang dikeluarkan lebih mahal daripada saat pertama dilepas. JIka dibandingkan dengan pinjaman dari bank, biayanya akan lebih murah karena hanya melihat bunga yang harus dibayarkan.
Efishery berhasil memanfaatkan inovasi teknologi untuk memodernisasikan model bisnis yang tradisional menjadi lebih modern dan terjangkau bagi pembudidaya ikan dan udang. Selain itu, eFishery juga menerapkan hal yang sama untuk mengurangi pencemaran air dengan mengembangkan produk dan layanan, seperti automatic feeder. Layanan ini dapat mengontrol pakan yang keluar agar semua pakan bisa dikonsumsi oleh ikan yang sedang dibudidayakan. Pemberian pakan konvensional berpotensi mencemari lingkungan karena pakan yang lama terlarut dalam air akan memicu kemunculan zat yang beracun bagi ikan.
Harapannya bagi kedua perusahaan adalah dapat sama-sama meningkatkan perkembangan dunia startup Indonesia dan juga perekonomian. Bank DBS yakin bahwa teknologi yang diciptakan dan digunakan oleh startup eFishery dapat meminimalkan risiko, salah satunya adalah risiko penyakit bagi ternak ikan dan udang. Pihak bank menyatakan bahwa mereka yakin dengan risiko yang diambil karena eFishery dapat memberikan bukti yang konkret dari hasil proses ternak mereka selama ini. Dengan demikian, kedua belah pihak pun akan dapat saling diuntungkan.
Baca juga: Startup Klikit: Usaha Rintisan Mantan Petinggi Gojek, Raih Pendanaan Rp30,5 M,
(LA)