
Teknologi.id — Perusahaan Amazon telah menyatakan salah satu pengurangan karyawan paling signifikan dalam catatannya, dengan mengurangi sekitar 14.000 posisi di seluruh dunia, dan ada prediksi bahwa jumlah tersebut dapat mencapai 30.000. Pemutusan hubungan kerja ini yang sudah dikonfirmasi akhir Oktober 2025. Hal ini menandakan momen penting bagi perusahaan e-commerce dan penyedia layanan cloud besar ini dalam menyesuaikan diri dengan perubahan dalam dunia bisnis yang dipengaruhi oleh otomatisasi, pergeseran perilaku konsumen, serta perubahan budaya internal.
Alasan Terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja
Menurut CEO, Andy Jassy, pemutusan hubungan kerja ini berkaitan dengan budaya bukan dengan AI atau efisiensi biaya. Dia juga menegaskan bahwa inisiatif ini bertujuan untuk mengembalikan struktur kewirausahaan yang memungkinkan tim untuk mengambil keputusan lebih cepat, tanggung jawab lebih dan memiliki keselarasan visi dengan Amazon.
Meskipun perusahaan Amazon menyatakan bahwa langkah tersebut tidak dipengaruhi oleh AI atau tekanan finansial jangka pendek, para analis industri memandang PHK ini sebagai bagian dari perubahan yang lebih besar dalam industri teknologi. Perubahan ini menunjukkan penyesuaian setelah pandemi, perusahaan yang sebelumnya merekrut secara masif antara tahun 2020 dan 2022. Kini, mereka mempertimbangkan ulang struktur mereka mengingat pertumbuhan yang melambat dan adopsi sistem berbasis AI yang memengaruhi cara tim bekerja.
Baca juga Survei TUC: 51% Pekerja Takut PHK Akibat AI, Ini Solusinya
Pemutusan Hubungan Kerja ini berpengaruh signifikan terhadap posisi di perusahaan serta pekerja yang berfokus pada bidang administrasi, termasuk SDM, operasional, dan tim pengelola produk. Karyawan yang terdampak PHK ini ditawarkan paket kompensasi dan diberikan waktu 90 hari untuk melakukan peralihan internal sebelum posisi mereka benar-benar dihapus. Perusahaan diprediksi mengeluarkan sekitar $1,8 miliar untuk biaya kompensasi dan proses restrukturisasi.
Reaksi Terhadap Pemutusan Hubungan Kerja Massal
Reaksi terhadap PHK ini beragam. Sebagian analis mengapresiasi tindakan perusahaan Amazon untuk mengembalikan kelincahan di sebuah perusahaan yang memiliki lebih dari 1,5 juta karyawan dengan berpendapat bahwa besarnya organisasi telah menjadikannya birokratis dan tidak cepat dalam berinovasi. Di sisi lain, ada yang mengecam PHK ini sebagai indikasi lain dari kelebihan perusahaan, melakukan ekspansi terlalu cepat selama periode yang menguntungkan dan memindahkan risiko kepada karyawan saat pertumbuhan melambat. Bagi para karyawan, tindakan ini menekankan betapa tidak stabilnya posisi-posisi dalam industri teknologi. Untuk para investor, ini menunjukkan bahwa perusahaan Amazon siap untuk melakukan perubahan sulit demi mempertahankan daya saing dalam pasar yang dipacu oleh kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Pada akhirnya, perubahan struktur ini lebih dari sekadar langkah efisiensi biaya. Hal ini mencerminkan bagaimana perusahaan-perusahaan teknologi besar sedang meredefinisi konsep efisiensi, inovasi, dan kelincahan secara budaya pada era kerja yang akan datang. Analis percaya bahwa strategi ini memiliki potensi untuk meningkatkan posisi kompetitif perusahaan Amazon dalam waktu lama jika dilaksanakan dengan baik. Dengan struktur organisasi yang lebih efisien, proses pengambilan keputusan inovasi bisa lebih cepat. Meskipun demikian, beberapa pihak yang ragu mengingatkan bahwa pemutusan hubungan kerja dalam jumlah besar bisa merusak kepercayaan internal perusahaan dan karyawan yang merupakan elemen penting yang dapat menghalangi kreativitas dan kerjasama. Walaupun begitu, analis mencatat bahwa kecerdasan buatan kemungkinan elemen yang secara tidak langsung terlibat dalam pengambilan keputusan. Ketika sistem dan otomatisasi dan AI semakin canggih, banyak perusahaan teknologi besar yang kembali mengevaluasi kembali peran manusia yang dianggap penting. Amazon terus melanjutkan investasi besar-besaran di dalam pembelajaran mesin dan logistik yang didukung AI dan area-area yang diperkirakan mengalami kenaikan meskipun bagian lainnya mengalami penurunan. Gelombang pemutusan hubungan kerja yang baru-baru ini terjadi di perusahaan Amazon mencerminkan sesuatu yang lebih dari sekedar penyesuaian keuangan atau operasional ini mencerminkan perubahan besar dalam cara perusahaan-perusahaan teknologi besar meredefinisi identitas mereka dalam dunia yang didorong oleh kecerdasan buatan. Selama bertahun-tahun, budaya di Amazon berfokus pada pertumbuhan, eksperimen, dan dedikasi kepada pelanggan.
Baca juga Ramalan Bos Amazon Jeff Bezos soal Rumah Permanen di Luar Angkasa