9 Tren Teknologi di Dunia Industri Tahun 2021

Lanius Inovasi . January 13, 2021

Photo by Kevin Ku on Unsplash

2020 menjadi tahun dimana kita merasakan pergeseran besar-besaran (dan mendadak) ke arah digitalisasi. Adanya kejadian tidak terduga memaksa kita merombak perencanaan yang sudah tersusun dengan baik di awal tahun, memaksa kita menjadi lebih responsif dan adaptif terhadap perubahan yang ada di depan mata.

Di tahun 2020, pemanfaatan teknologi menjadi lebih masif dari sebelumnya. Semua orang memaksimalkan teknologi sebagai cara untuk bisa bertahan menghadapi pandemi. Menyadari bahwa tahun ini kita masih berada di tengah pandemi dan kita pun masih berjuang mengatasi dampaknya, penggunaan teknologi masih menjadi solusi terutama bagi industri.

Melansir Deloitte, berikut 9 tren teknologi yang akan mendominasi tahun 2021

Tren Teknologi di Dunia Industri Tahun 2021

1. AI untuk menyusun strategi

Teknologi merupakan sumber keunggulan kompetitif baru bagi sebagian perusahaan yang mampu meraih peluang dan mengoptimalkannya. Orang-orang yang bertanggung jawab menyusun strategi di perusahaan harus mampu melihat kapabilitas yang lebih dari apa yang dimiliki perusahaan saat ini. Mereka harus mampu melihat kemungkinan yang akan terjadi di masa depan tentang bagaimana teknologi dan bisnis akan berkembang nantinya. Tapi masalahnya, ketidakpastian dan kompleksitas dalam memprediksi masa depan terlalu rumit untuk bisa dipikirkan oleh otak manusia. Maka dari itu para pakar strategis perusahaan membutuhkan artificial intelligence (AI), otomasi, dan analitik. Perusahaan bisa memanfaatkan teknologi ini untuk mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal perusahaan, dan memperoleh informasi strategis yang dapat membantu proses pengambilan keputusan. Melalui data yang dikumpulkan dan diolah dengan teknologi-teknologi ini, proses pengembangan strategi bisa lebih menghemat waktu, dinamis dan berkelanjutan sehingga para pakar strategis di perusahaan bisa menyusun strategi yang lebih luas dan tepat.


2. Teknologi baru untuk strategi modernisasi

Melakukan migrasi sistem perusahaan lama ke cloud dapat membuka potensi digital sebuah perusahaan. Memang migrasi ke cloud hingga beberapa waktu lalu masih dianggap sebagai beban budget transformasi digital, menggunakan cloud adalah hal yang percuma. Untuk apa menggunakan cloud jika sudah ada platform lokal? Namun di tahun 2021 ini, tren akan bergeser. Beberapa perusahaan pionir mulai menjajaki peluang untuk mengalihkan core asset mereka ke platform yang lebih stabil, merekayasa ulang kasus-kasus bisnis tradisional mereka menjadi lebih modern, dan merevitalisasi sistem ERP lama menjadi lebih ramping. Dalam iklim bisnis yang ditentukan oleh ketidakpastian, pendekatan inovatif untuk memperoleh lebih banyak nilai dari core asset ini dapat segera menjadi komponen standar dari setiap pedoman transformasi digital CIO.


3. Mengubah pusat biaya tradisional menjadi pendorong nilai

Supply chain telah sejak lama dianggap sebagai beban biaya dalam sebuah kegiatan bisnis. Banyak bisnis memiliki supply chain yang tidak efisien dan lebih fokus pada aliran barang, bukan konsumen. Produsen, pengecer, distributor, dan stakeholder lainnya yang berfokus pada masa depan saat ini sedang mencari cara untuk mengubah pusat biaya supply chain menjadi penggerak nilai yang berfokus pada pelanggan. Mereka berusaha memperoleh lebih banyak nilai dari data yang telah dikumpulkan, dianalisis, dan dibagikan di seluruh jaringan supply chain mereka. Beberapa perusahaan bahkan mulai menggunakan robot, drone, dan image recognition untuk membuat interaksi supply chain fisik lebih efisien, efektif, dan aman bagi karyawan. Memang, mengubah alur supply chain yang sudah mapan menjadi jaringan pasokan yang resilient dan berfokus pada pelanggan akan menjadi tantangan tersendiri, dan bagi sebagian besar perusahaan, upaya ini akan menjadi perjalanan yang berkelanjutan.


4. MLOps - Industrialisasi AI

Model machine learning membantu perusahaan menemukan pola secara efisien, mengungkap anomali, membuat prediksi dan keputusan, serta menghasilkan wawasan yang mendorong kinerja organisasi. Perusahaan menyadari kebutuhan untuk memindahkan model machine learning dari pengembangan hingga produksi dan manajemen. Tapi banyak yang kesulitan melakukan upaya tersebut karena proses pengembangan dan deployment yang menghambat eksperimen dan kolaborasi antara tim produk, staf operasional, dan data scientist. Untuk mewujudkan manfaat yang lebih luas dan transformatif dari AI dan machine learning, era artisanal AI harus memberi jalan kepada salah satu wawasan industri yang terotomasi. Enter MLOps, juga dikenal sebagai ML CI/CD, ModelOps, dan ML DevOps: adalah penerapan alat dan pendekatan DevOps untuk pengembangan dan pengiriman model untuk industrialisasi dan meningkatkan machine learning, mulai dari pengembangan dan penerapan hingga pemeliharaan dan pengelolaan model yang sedang berlangsung.


5. Revolusi implementasi machine learning

Keberadaan machine learning yang siap untuk merombak operasional perusahaan dan pengambilan keputusan, semakin banyak pelopor AI yang menyadari bahwa model dan infrastruktur data lama yang dirancang untuk mendukung pengambilan keputusan oleh manusia, bukan mesin dapat menjadi penghalang bagi kesuksesan machine learning. Sebagai bagian dari tren AI dan machine learning yang berkembang, mereka menerapkan teknologi dan pendekatan baru termasuk kemampuan pengambilan dan penataan data tingkat lanjut, analitik untuk mengidentifikasi koneksi di antara data acak, dan penyimpanan data berbasis cloud generasi berikutnya untuk mendukung pemodelan kompleks. Saat diterapkan bersama-sama, alat dan teknik ini dapat membantu perusahaan mengubah volume data yang terus bertambah menjadi fondasi yang siap untuk era baru di mana mesin tidak hanya akan meningkatkan pengambilan keputusan manusia tetapi juga membuat keputusan secara real time yang tidak dapat dilakukan manusia.


6. Zero trust 

Cyber attack adalah masalah serius di era serba digital. Konsep zero trust berakar pada konsep bahwa lingkungan perusahaan modern memerlukan pendekatan keamanan yang berbeda. Setiap orang bisa bekerja dari mana saja, dengan device apa saja dan koneksi internet di mana saja. Dalam arsitektur zero trust, setiap permintaan akses harus divalidasi berdasarkan semua titik data yang tersedia, termasuk identitas pengguna, perangkat, lokasi, dan variabel lain yang memberikan konteks ke setiap koneksi. Untuk beralih ke zero trust memerlukan upaya dan perencanaan yang signifikan, termasuk menangani masalah cyber security yang mendasar, melakukan otomasi pada proses manual, dan merencanakan perubahan transformasional pada keamanan, lanskap teknologi, dan perusahaan itu sendiri.


7. Peran baru kantor digital

Saat ini masih banyak perusahaan yang masih melakukan kebijakan work from home (WFH) dan agaknya masih akan berlanjut sampai waktu yang belum diketahui pastinya. Tapi saat pandemi berakhir, apakah kebijakan WFH akan menjadi aturan baru? Bagaimana produktivitas dan kesejahteraan karyawan akan terpengaruh? Apakah kantor fisik masih diperlukan? Perusahaan mungkin dapat mengatasi ambiguitas tempat kerja digital dengan lebih merangkul aspek positifnya, termasuk menganalisis data yang dihasilkan oleh alat dan platform yang digunakan karyawan. Hal ini dapat membantu perusahaan mengoptimalkan kinerja individu dan tim serta menyesuaikannya pengalaman karyawan sehingga memungkinkan pekerjaan jarak jauh menjadi lebih dari sekadar menghemat biaya dan ruang dari kantor fisik.


8. Integrasi digital dan fisik

Tahun 2020 menjadi titik balik manusia beradaptasi ke digital untuk menjalankan kegiatan sehari-hari. Di sisi lain, manusia adalah makhluk sosial yang masih membutuhkan interaksi langsung. Saat melihat ke masa depan, konsumen nantinya tidak lagi puas dengan pengalaman fisik atau digital yang terpisah. Mereka akan mengharapkan perpaduan yang terbaik dari keduanya berupa pengalaman pribadi yang sangat dipersonalisasi tanpa mengorbankan kenyamanan transaksi online. Customer journey akan terdiri dari elemen digital dan langsung yang terintegrasi dan sengaja dirancang untuk menciptakan pengalaman merek yang mulus yang disesuaikan agar sesuai dengan perilaku, sikap, dan preferensi tiap pelanggan.


9. Teknologi untuk kesetaraan di tempat kerja

Masih ingat demo BLM pertengahan tahun lalu yang menyorot perhatian dunia? Sejak itu, kesetaraan di tempat kerja menjadi semakin krusial. Kesetaraan ini tak hanya dalam konteks demografi, tapi juga skill dan pengalaman. Banyak perusahaan yang telah menerapkan strategi keberagaman dan keadilan sosial bagi tenaga kerja untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan karyawan. Lantas, bagaimana teknologi bisa membantu strategi ini? Melalui optimalisasi AI, machine learning, dan analitik lanjutan, manajer dapat mengidentifikasi area yang kurang keragaman atau keadilan dengan merekayasa ulang cara data dikumpulkan, dikelola, dianalisis, dan dilaporkan.


Artikel ini pertama kali dipublikasikan di Machine Vision Indonesia

Share :

Lanius Inovasi

Lanius Inovasi Indonesia