Teknologi.id - East Ventures memimpin pendanaan untuk startup rantai pasok agribisnis Gokomodo dengan US$26 juta, atau sekitar Rs 386,8 miliar. Konglomerat Triputra, Sinar Mas dan Sampoerna berpartisipasi dalam putaran investasi ini.
Sinar Mas berinvestasi melalui unit bisnis modal venturanya, Sinar Mas Digital Verture (SMDV). Sedangkan Sampoerna berinvestasi melalui Sampoerna Financial.
Investor lain yang berpartisipasi, yakni Eight Capital, K3 Ventures, startup logistik Waresix, Indogen Capital, dan Sahabat Group. Jumlah pendanaan seri A sebesar US$26 juta ini disebut-sebut terbesar di Indonesia.
“Kami percaya bahwa Gokomodo memiliki potensi besar untuk meningkatkan produktivitas dan output signifikan menuju perekonomian Indonesia yang lebih baik,” ujar Co-Founder sekaligus Managing Partner East Ventures Willson Cuaca dalam keterangan pers, Selasa (6/9).
Baca juga: 8 Tips Cybersecurity untuk Startup
Ada lebih dari 4 juta hektar lahan pertanian di Indonesia. Total pasar untuk input pemasukan pengadaan mencapai US$ 30 miliar.
Namun, sistem rantai pasok di Indonesia masih terfragmentasi dan tidak efisien. Hal ini menyulitkan perusahaan dan petani kecil untuk mengakses produk pertanian seperti pupuk dan peralatan pertanian.
Gokomodo memberikan solusi melalui platform pengadaan, perdagangan, dan distribusi berbasis digital. Rincian layanan startup business to business (B2B) ini sebagai berikut:
- Pengadaan barang
- Pencarian vendor
- Peningkatan transparansi dan kemudahan pengendalian yang seluruhnya berbasis digital untuk para perusahaan agrobisnis dan petani kecil
- Lini bisnis e-commerce yang menyediakan produk agrobisnis dengan pengiriman didukung oleh kolaborasi bersama Waresix
Baca juga : Telkom Raih Penghargaan Best Workplace in Asia 2022, Kalahkan LG
Startup ini berdiri pada tahun 2019 dan telah menarik lebih dari 3.000 perusahaan dan koperasi desa. Selain itu, ia memiliki sekitar 1,5 juta hektar area lahan di Indonesia.
Co-Founder dan CEO Gokomodo, Samuel Tirtasaputra, mengatakan dana segar tersebut akan digunakan untuk menggabungkan platform digital dengan infrastruktur strategis. Hal ini untuk memastikan bahwa mereka dapat mempertahankan penetrasi di area yang minim infrastruktur digital.
“Ini sejalan dengan tujuan kami memajukan perusahaan agrobisnis dan petani kecil di seluruh Indonesia. Selain itu, penyediaan akses yang sama bagi semua pemangku kepentingan melalui teknologi,” kata Samuel.
Ia menyampaikan, Gokomodo akan memprioritaskan pertumbuhan yang meliputi:
- Penambahan pilihan produk
- Mengembangkan basis pelanggan
- Memperkaya platform digital secara agresif
- Membangun pusat distribusi terutama di daerah terpencil
Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kehadiran Gokomodo untuk mendorong penetrasi dan menjangkau daerah-daerah yang kurang terlayani, termasuk pelanggan di luar Jawa.
Co-Founder dan CTO Gokomodo, William Pramana, menambahkan bahwa perusahaan bertujuan untuk menggunakan teknologi untuk menjembatani kesenjangan antara perusahaan kecil dan petani.
(aka)