Teknologi.id - Melisa Hendrawati adalah Chief Financial Officer (CFO) dan Finance Director di Superbank, bank dengan layanan digital inovatif hasil kolaborasi Grab, Emtek, Singtel, dan KakaoBank. Dengan pengalaman yang luas di dunia keuangan, ia memimpin strategi keuangan untuk mendukung pertumbuhan dan transformasi Superbank.
Selain itu, ia juga aktif di berbagai organisasi terkemuka, termasuk sebagai Board Member di CFA Society Indonesia, Director di Global Association of Risk Professionals (GARP) Indonesia, dan Vice President di NTU Alumni Association Indonesia.
Memiliki gelar Bachelor of Business
(Actuarial Science) dan Master of Business Administration (MBA) dari Nanyang
Technological University, Singapura, Melisa dikenal karena pemahaman
mendalamnya terhadap prinsip keuangan yang sangat penting bagi kesuksesan
perusahaan.
Sebagai seorang CFA, FRM (Financial Risk Manager), dan CA (Chartered Accountant), Melisa memiliki kredibilitas yang tak diragukan lagi dalam bidangnya.
Selain karirnya di dunia keuangan, Melisa juga aktif mengajar,
melatih, dan berbicara di berbagai acara penting. Dengan pengalaman yang kaya,
ia memberikan panduan praktis tentang keuangan untuk startup.
Finance 101: Memahami Dasar Keuangan yang Perlu Dikuasai Startup
Sebagai seorang CFO dan pakar keuangan, Melisa menjelaskan
beberapa konsep dasar yang penting bagi setiap founder atau eksekutif startup
untuk mengelola keuangan perusahaan dengan lebih efektif. Berikut adalah
beberapa hal yang perlu dipahami dalam pengelolaan keuangan startup:
- Balance Sheet (Neraca)
Laporan neraca menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu tertentu, dengan komponen utama: - Income Statement (Laporan Laba Rugi): Menggambarkan pendapatan dan beban yang dihasilkan selama periode tertentu.
- Statement of Retained Earnings (Laporan Laba Ditahan): Menunjukkan perubahan dalam laba ditahan yang digunakan untuk reinvestasi atau distribusi dividen.
- Statement of Cash Flows (Laporan Arus Kas): Memberikan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar, yang penting untuk menilai likuiditas perusahaan.
- Profitability Ratios (Rasio Profitabilitas)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, seperti: - Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor): Mengukur seberapa efisien perusahaan menghasilkan laba dari pendapatan.
- Net Profit Margin (Margin Laba Bersih): Mengukur seberapa efisien perusahaan mengelola biaya untuk menghasilkan keuntungan.
- Liquidity Ratios (Rasio Likuiditas)
Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Contoh yang umum digunakan adalah: - Current Ratio (Rasio Lancar): Mengukur seberapa mudah perusahaan dapat memenuhi kewajiban finansial jangka pendek.
- Quick Ratio (Rasio Cepat): Lebih konservatif daripada current ratio, mengukur likuiditas tanpa mengandalkan persediaan.
- Leverage Ratios (Rasio Leverage)
Rasio ini mengukur sejauh mana perusahaan menggunakan utang untuk mendanai operasional dan ekspansinya. Contoh: - Debt-to-Equity Ratio (Rasio Utang terhadap Ekuitas): Membandingkan total utang perusahaan dengan ekuitas pemegang saham.
Dengan pemahaman konsep dasar ini, startup dapat mengelola
keuangan mereka lebih efektif dan membuat keputusan yang lebih tepat dalam
mengelola sumber daya dan pertumbuhannya.
Keuangan Modern: Mindset Baru dalam Pengelolaan Keuangan
Keuangan modern tidak hanya berkaitan dengan laporan
keuangan, tetapi juga mencakup perencanaan, analisis, manajemen risiko,
pengelolaan kas, dan hubungan dengan investor. Melisa menekankan pentingnya
perubahan mindset dalam pengelolaan keuangan, dari fokus pada pengurangan biaya
dan penghindaran risiko, menjadi fokus untuk memaksimalkan nilai bisnis dan
meningkatkan kinerja masa depan.
Agile Budgeting: Menyusun Anggaran yang Fleksibel
Di dunia startup yang penuh ketidakpastian, pengelolaan
anggaran yang fleksibel sangat penting. Agile budgeting membantu startup
menyesuaikan anggaran dengan perubahan kondisi pasar dan operasional, serta
menghubungkannya dengan laporan keuangan utama untuk mengelola risiko dengan
baik.
Teknik Valuasi: Menentukan Nilai Perusahaan untuk Menarik Investor
Menentukan nilai perusahaan adalah langkah penting untuk
startup yang ingin menarik investor. Beberapa teknik valuasi yang umum
digunakan adalah:
- Comparable Analysis: Membandingkan startup dengan perusahaan serupa yang sudah terdaftar di pasar.
- Discounted Cash Flow (DCF): Menghitung nilai sekarang dari proyeksi arus kas masa depan.
- Asset-based Valuation: Menilai perusahaan berdasarkan nilai asetnya.
- Liquidation Valuation: Menilai nilai perusahaan jika dilikuidasi.
- Precedent Transactions: Menganalisis transaksi sebelumnya untuk mendapatkan gambaran nilai pasar.
Komitmen untuk Pembelajaran Seumur Hidup
Sebagai penutup, Melisa mengutip kata-kata dari Brian Tracy,
"Commit yourself to lifelong learning. The most valuable asset you'll ever
have is your mind and what you put into it." Investasi dalam pengetahuan
adalah aset yang sangat berharga untuk pengembangan pribadi dan kesuksesan
bisnis.
Meningkatkan Keahlian Keuangan untuk Kesuksesan Startup
Bagi founder atau eksekutif startup, pemahaman mendalam
tentang prinsip keuangan dasar, perencanaan anggaran yang fleksibel, dan teknik
valuasi yang tepat adalah kunci untuk meraih kesuksesan jangka panjang. Dengan
pengelolaan keuangan yang matang, startup dapat lebih siap menghadapi tantangan
dan meraih peluang besar untuk tumbuh dan menarik perhatian investor.
Melisa Hendrawati memberikan panduan praktis yang dapat
langsung diterapkan oleh setiap peserta untuk meningkatkan keahlian keuangan
mereka dalam mengelola keuangan startup.
Baca Berita dan Artikel yang lain
di Google
News.
(emh)