Foto: Healthing.ca
Teknologi.id - Sejumlah
perusahaan teknologi luar angkasa seperti SpaceX, Virgin Galactic, dan Space
Adventures ingin membuat wisata antariksa menjadi umum dilakukan.
Ternyata hal tersebut banyak
orang yang tertarik terutama untuk orang yang memang memiliki uang yang banyak.
Program luar angkasa memiliki
dampak pada lingkungan yang tak sedikit. Untuk penelitian, mungkin segala usaha
dan biaya yang dikeluarkan sepadan.
Jika untuk wisata luar angkasa
bisa berdampak negatif karena roket mungkin bukan keputusan yang ramah
lingkungan.
Tentunya ada harga yang harus
dibayar dari semua ini. Misalnya, roket terbakar yang lepas landas dan
mendarat.
Entah itu minyak tanah di roket Falcon 9 SpaceX, metana di Starship, atau hidrogen cair di Space Launch System (SLS) NASA yang baru, membakar semua bahan itu berdampak pada atmosfer Bumi.
Baca juga: Cara Astronaut Puasa dan Salat di Luar Angkasa, Berbeda?
"Tak peduli bahan bakar apa
yang digunakan, semua peluncuran memancarkan banyak panas yang mengaduk
nitrogen di atmosfer untuk menciptakan oksida nitrogen yang mengganggu, "
Kata Eloise Marais, profesor
geografi fisik di University College London, dikutip dari Detik hari Minggu 20
Juni 2021.
Marais mempelajari dampak bahan
bakar dan industri di atmosfer. Disebutkannya, tergantung di mana mereka
dilepaskan di ketinggian, oksida nitrogen dapat berkontribusi pada pembentukan
ozon atau penipisan ozon.
Di stratosfer, di mana ozon
bertindak sebagai perisai terhadap radiasi ultraviolet dari Matahari, panas itu
dapat menggerogoti ozon.
Di troposfer lebih dekat ke
tanah, panas itu bisa menambah ozon. Sayangnya, di sana ia lebih bertindak
seperti gas rumah kaca dan menahan panas.
Selain itu, bahan bakar yang berbeda
merusak atmosfer dengan cara yang berbeda. Untuk diketahui, setiap peluncuran
menggunakan ribuan ton propelan untuk mencapai luar angkasa.
Jika peluncuran roket menjadi
lebih umum, pengaruhnya terhadap lingkungan tentu akan meningkat.
Marais menunjukkan bahwa kita belum mengetahui efek penuh bahan bakar roket terhadap atmosfer dan lingkungan, karena para peneliti baru saja mulai mempelajari topik tersebut.
Baca juga: Ribuan Orang Tolak Jeff Bezos Kembali ke Bumi, ini Sebabnya
Selain itu, dibutuhkan banyak
baja dan aluminium untuk membuat roket. Untuk setiap ton baja yang diproduksi,
1,9 ton karbon dioksida dipancarkan.
Jumlah itu meningkat menjadi 11,5
ton untuk aluminium. Sebuah Starship kosong terbuat dari sekitar 200 ton paduan
baja. Itu tidak termasuk roket, yang beratnya diperkirakan 300 ton.
Ini memang harga yang mahal untuk
dibayar atas nama sains. Tetapi setidaknya, ada beberapa dampak positif yang
terjadi.
Misalnya, program luar angkasa
telah mengajari kita banyak hal tentang alam semesta dan planet kita, termasuk
informasi penting tentang pola cuaca dan efek perubahan iklim.
(fpk)