Studi Korelasi: Wajah Seseorang Berubah Menyesuaikan Nama Seiring Dewasa

Zoyabelle Ratu Arbian . August 02, 2024


Wajah Seseorang Berevolusi Mengikuti Nama Seiring Dewasa
Foto: Pop Shop


Teknologi.id - Dalam kehidupan sehari-hari, nama seseorang adalah salah satu elemen identitas paling mendasar. Namun, tahukah Anda bahwa nama Anda mungkin memiliki pengaruh yang lebih besar daripada sekadar cara orang memanggil Anda?

Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa nama seseorang bisa memiliki dampak yang signifikan terhadap penampilan wajah mereka. Penelitian ini membuka wawasan baru yang mengejutkan tentang bagaimana nama bisa mempengaruhi dan membentuk karakteristik fisik seseorang.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Proceeding of National Academy of Science ini mengungkap bahwa ada hubungan yang menarik antara nama seseorang dan penampilan wajah mereka. Studi yang dilakukan oleh Dr. Yonat Zwebner, Dr. Moses Miller, dan Prof. Jacob Goldenberg dari Sekolah Bisnis Arison Universitas Reichman, bersama dengan Noa Grobgeld dan Prof. Ruth Mayo dari Universitas Hebrew, menemukan bahwa wajah seseorang cenderung berevolusi atau berubah bentuk sesuai dengan namanya.

Para peneliti tersebut melakukan serangkaian eksperimen untuk mengeksplorasi hipotesis ini. Mereka mengumpulkan foto-foto wajah orang dewasa dan anak-anak serta nama-nama mereka, lalu meminta partisipan yang terdiri dari anak anak juga orang dewasa untuk menebak nama orang-orang dalam foto berdasarkan penampilan wajah mereka.

Baca Juga : Peneliti Bikin Hard Drive Berbasis DNA, Bisa Simpan Data Hingga Ribuan Tahun

Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa partisipan mampu menebak nama pada foto orang dewasa dengan akurasi yang cukup tinggi dibandingkan dengan foto anak-anak. Hal ini menunjukkan bahwa ada faktor tertentu yang berkembang seiring dengan usia yang membuat penampilan wajah orang dewasa lebih sesuai dengan nama mereka.

Ada beberapa teori yang diajukan untuk menjelaskan fenomena ini. Salah satu penjelasan yang mungkin adalah bahwa orang cenderung mengembangkan karakteristik wajah tertentu yang sesuai dengan stereotip atau asosiasi budaya yang terkait dengan nama mereka. Misalnya, jika seseorang memiliki nama yang sering dikaitkan dengan sifat-sifat tertentu, mereka mungkin secara tidak sadar menyesuaikan penampilan dan ekspresi wajah mereka agar sesuai dengan harapan sosial tersebut.

Penelitian ini juga mempertimbangkan kemungkinan adanya "efek peneguhan diri" (self-fulfilling prophecy). Jika seseorang terus-menerus dipanggil dengan nama tertentu yang membawa konotasi tertentu, mereka mungkin mulai bertindak dan berpenampilan sesuai dengan harapan tersebut. Hal ini bisa termasuk cara mereka tersenyum, mengerutkan dahi, atau menampilkan ekspresi wajah lainnya.

Dr. Yonat Zwebner pun mengungkapkan “ Penemuan ini menunjukkan sejauh mana faktor-faktor personal lainnya, yang lebih signifikan dibandingkan nama, seperti jenis kelamin atau etnis, dapat membentuk pribadi seseorang ketika ia tumbuh dewasa”.

Partisipan yang menebak nama pada foto, serta wajah dan nama yang ada pada foto adalah orang Israel yang berbahasa Ibrani, sementara studi machine learning didasarkan pada basis data AS tentang orang kulit putih Kaukasia. Oleh karena itu, tidak jelas apakah temuan ini dapat diterapkan di luar kelompok budaya dan etnis tersebut.

Para peneliti kini ingin mengetahui pada usia berapa seseorang mulai menunjukkan stereotip yang terkait dengan nama mereka. Namun peneliti menyimpulkan, "Hasil ini menunjukkan bahwa orang berkembang sesuai dengan stereotip yang diberikan kepada mereka sejak saat lahir".

Baca juga: Chip Berbasis AI ChatGPT Sukses Ditanamkan ke Otak Seorang Pasien Lumpuh

Temuan ini memiliki implikasi yang luas dalam berbagai bidang, termasuk psikologi dan sosiologi. Dalam konteks psikologi sosial, penelitian ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh harapan sosial terhadap perkembangan individu. Nama bukan hanya label identitas, tetapi juga bisa menjadi faktor yang membentuk cara seseorang dilihat dan diperlakukan oleh orang lain.

Peneliti juga mengakui bahwa faktor genetik dan lingkungan memiliki peran penting dalam pembentukan penampilan fisik seseorang. Nama hanyalah salah satu dari sekian banyak faktor yang bisa mempengaruhi penampilan wajah.

Penelitian ini membuka wawasan baru tentang bagaimana nama seseorang bisa mempengaruhi penampilan wajah mereka. Temuan ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang kompleks antara identitas sosial, harapan budaya, dan perkembangan fisik. Meskipun masih banyak yang perlu dipelajari, penelitian ini memberikan bukti kuat bahwa nama lebih dari sekadar label; mereka bisa memainkan peran penting dalam membentuk siapa kita dan bagaimana kita dilihat oleh orang lain.

Dengan memahami lebih dalam tentang dinamika ini, kita bisa lebih menghargai kompleksitas identitas manusia dan bagaimana berbagai faktor, termasuk nama, berkontribusi terhadap pembentukan diri. Studi ini juga mengingatkan kita akan pentingnya tidak meremehkan kekuatan persepsi sosial dalam membentuk kehidupan kita sehari-hari.

Baca berita dan artikel lainnya di : Google News

Share :