Chip Berbasis AI ChatGPT Sukses Ditanamkan ke Otak Seorang Pasien Lumpuh

Teknologi.id . July 31, 2024
chatgpt ai
Mark, pasien Synchron sedang mendemonstrasikan chip otak yang sudah dibekali dengan ChatGPT. Foto: CNET


Teknologi.id - Synchron, sebuah perusahaan teknologi kesehatan dari Amerika Serikat, kini melibatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam produk mereka untuk membantu pasien yang menderita paralisis. Perusahaan ini mengintegrasikan chatbot AI buatan OpenAI, yaitu ChatGPT, ke dalam chip yang bisa dipasang di otak manusia. Chip ini, yang dikenal sebagai Stentrode, memungkinkan penderita paralisis berkomunikasi dengan orang lain melalui perangkat elektronik mereka.

Baca juga: OpenAI Luncurkan CriticGPT : AI Pintar untuk Deteksi Kesalahan dalam Kode Pemrograman

Cara Kerja Stentrode dan BCI

Stentrode bekerja dengan cara "menerjemahkan" apa yang pengguna pikirkan, kemudian mengirimkan sinyal tersebut ke perangkat yang disebut Brain Computer Interface (BCI). BCI ini kemudian akan mengirimkan hasil tafsirannya secara nirkabel ke perangkat pengguna. Hasil tafsiran ini bisa berupa kata, teks, kalimat, kontrol, hingga gestur.

Dengan integrasi ChatGPT, proses komunikasi melalui Stentrode dan BCI menjadi lebih efisien. ChatGPT memberikan sejumlah opsi respons yang bisa dipilih penderita paralisis, sehingga mereka tidak perlu menunggu lama untuk menyusun kalimat. Proses komunikasi pun menjadi lebih cepat dan alami.

Inspirasi dari Iklan OpenAI


Seorang pria dengan gangguan penglihatan menggunakan ChatGPT-4o OpenAI untuk memberi tahu dia kapan harus mengulurkan tangan untuk memanggil taksi. Foto: OpenAI


CEO Synchron, Tom Oxley, mengatakan bahwa inspirasi untuk mengintegrasikan ChatGPT ke dalam BCI datang dari iklan OpenAI yang mempromosikan model AI terbarunya, GPT-4. Dalam iklan tersebut, seorang penyandang disabilitas menggunakan smartphone untuk mengetahui lingkungan sekitarnya dan bahkan bisa menyetop taksi.

GPT-4 bisa memprediksi kapan pengguna harus melambaikan tangan agar bersamaan dengan posisi taksi yang lewat. Oxley melihat potensi teknologi ini untuk diterapkan dalam chip mereka, sehingga AI bisa memprediksi respons atau aksi yang akan dilakukan pengguna.

Baca juga: OpenAI Umumkan ChatGPT Edu: Dosen Bisa Modif Sendiri!

Proses Pembaruan yang Mudah

Oxley menjelaskan bahwa teknologi ChatGPT dapat dengan mudah diintegrasikan ke dalam Stentrode yang sudah tertanam di otak. Hal ini bisa dilakukan melalui pembaruan (update) tanpa harus mengeluarkan chip dari otak. Proses pemasangan chip ke dalam otak juga tidak memerlukan operasi besar karena chip bisa dimasukkan melalui pembuluh darah menggunakan selang kecil.

Uji Coba dan Komersialisasi

Saat ini, Synchron telah menanamkan Stentrode pada setidaknya sepuluh pasien penyandang paralisis. Dalam sebuah video yang didokumentasikan oleh CNET, beberapa pasien terlihat bahagia dan terkejut saat mereka bisa mengontrol aksi dan berkomunikasi menggunakan teknologi AI ChatGPT.

Meskipun uji coba sudah berhasil, chip Stentrode dan BCI dengan teknologi AI ini belum bisa dikomersialkan secara massal karena masih menunggu persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA). Jika nanti dikomersialkan, biaya untuk implan chip otak berteknologi ChatGPT ini diperkirakan antara 50.000 dolar AS (sekitar Rp 815 juta) hingga 100.000 dolar AS (sekitar Rp 1,63 miliar).

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(dwk)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar