Para Ilmuwan Berhasil Ciptakan Robot Biologis dari Sel Manusia

Silviya Zukhruf Aini . December 05, 2023

anthrobot

Foto: TuftsNow

Teknologi.id - Sejumlah peneliti di Tufts University dan Wyss Institute di Harvard University berhasil menciptakan sebuah robot biologis kecil yang dibuat dari sel manusia bernama Anthrobot. Penelitian ini telah terbit di jurnal yang bersifat open source pada Kamis (30/11) bernama Advanced Science. Robot biologis tersebut diklaim dapat menyembuhkan luka atau jaringan yang rusak.

Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan di laboratorium Michael Levin, Profesor Biologi Vannevar Bush, dan Josh Bongard di University of Vermont, di mana mereka menciptakan robot biologis multiseluler dari sel embrio katak bercakar Afrika (Xenopus laevis) yang disebut Xenobots.

Dilansir dari laman jurnal Advanced Science, Anthrobots merupakan robot multiseluler yang berbentuk steroid dengan diameter mulai dari 30 hingga 500 mikron, atau selebar rambut manusia hingga ujung pensil yang diruncingkan. 

Meskipun para ilmuwan tersebut belum mengetahui bagaimana regenerasi sel itu terjadi, mereka percaya bahwa suatu hari nanti Anthrobots dapat digunakan untuk membersihkan arteri yang tersumbat, memperbaiki sumsum tulang belakang, mengidentifikasi sel kanker, atau mengantarkan obat ke bagian tubuh tertentu. Secara teori, Anthrobots dapat meregenerasi jaringan sekaligus memberikan obat pro-regeneratif, demikian yang dikutip dari laman TuftsNow.

Baca juga: Peneliti Berhasil Ciptakan ‘Robot Hidup’ dari Embrio Katak 

Kepada CNN, Michael Levin, salah satu peneliti Anthrobot mengatakan, meskipun diciptakan dari sel manusia, Anthrobots tidak memiliki siklus hidup yang lengkap sehingga tidak dianggap sebagai organisme yang lengkap.

Dilansir dari laman TuftsNow, Anthrobots hanya dapat bertahan hidup dalam kondisi ruang laboraturium yang sangat spesifik, serta tidak ada resiko terpapar atau penyebaran yang disengaja di luar laboraturium.

Selain itu, Anthrobots tidak dapat bereproduksi dan juga tidak dapat melakukan perubahan, penambahan atau pengurangan genetik, sehingga Anthrobots tidak memiliki resiko untuk berevolusi di luar perlindungan yang ada.

Baca juga: Gantikan Stetoskop,Teknologi Laser AI Bisa Deteksi Detak Jantung Lewat Tenggorokan 

Levin bersama dengan tim peneliti Anthrobots lainnya menumbuhkan sferoid sel kulit trakea manusia dalam gel selama dua minggu. Untuk menguji potensi terapi Anthrobots, Levin dan rekan timnya menempatkan beberapa Anthrobots dalam sebuah piring kecil. Di sana, Anthrobots itu satu sama lain saling menyatu untuk membentuk struktur yang lebih besar yang disebut "superbot".

anthrobot

Anthrobots yang secara spontan saling menyatu membentuk suatu struktur yang lebih besar bernama "superbot." Credit: Gizem Gumuskaya, Tufts University. Dikutip dari laman Nature.

Anthrobots itu kemudian diletakkan di atas lapisan jaringan saraf yang telah tergores. Dalam waktu tiga hari, lapisan neuron telah sembuh total di bawah superbot. Gizem Gumuskaya, salah satu tim peneliti yang terlibat dalam penelitian Anthrobots terkejut akan hal tersebut. Hal tersebut dikarenakan sel-sel Anthrobots tidak memerlukan modifikasi genetik apapun untuk melakukan fungsi perbaikan. 

Anthrobots mungkin tidak akan digunakan oleh para dokter dalam waktu dekat, tetapi penelitian tersebut menujukkan bukti dari kemajuan teknologi medis.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(sza)

Share :