Foto: Unsplash
Teknologi.id - Baru-baru ini penelitian menemukan adanya gempa di Mars dan muncul getaran misterius dari bawah permukaan tanah.
Dalam penelitian yang terbit pada minggu lalu, para ilmuwan mengklaim bahwa ada bukti baru soal aktivitas seismik gunung berapi di bawah planet Mars.
Mereka mengatakan pergerakan magma panas tersebut memicu terjadinya marsquake, mirip dengan sebutan earthquake atau gempa bumi.
Dari klaim para ilmuwan, teori tentang kehidupan di Mars semakin kuat dan mulai banyak dipercaya ada sesuatu di bawah permukaan tanah Mars.
Sebelumnya, para ilmuwan percaya jika Mars tidak memiliki banyak hal yang dapat terjadi di planetnya. Artinya, para ilmuwan percaya bahwa Mars tidak menunjukkan tanda kehidupan.
Namun, pada November 2020 lalu setelah InSight Lander milik NASA mendarat di Mars dan memperdengarkan detak inti, para ilmuwan pun mulai mempelajari ulang tentang gemuruh di Mars.
Sampai saat ini, misi pendaratan InSight telah mendeteksi ratusan gempa yang memberikan petunjuk atas peta detail mengenai interior planet Mars.
Seorang profesor dan ahli geofisika Australian National University, Hrvoje Tkalči bersama Weijia Sun, ahli geofisika dari Chinese Academy of Sciences in Beijing mulai mencari kemungkinan adanya gempa yang luput dari perhatian tim InSight.
Kedua ahli geofisika tersebut menggunakan teknik non konvensional untuk memburu peristiwa seismik pada data InSight.
Baca juga: NASA Ubah Jadwal Kirim Batuan Mars ke Bumi, Kapan?
Menurut informasi, dari sembilan pola gempa yang ditemukan, ada 47 peristiwa seismik baru yang terdeteksi di daerah Mars bernama Cerberus Fossae.
Cerberus Fossae adalah suatu sistem retakan yang tercipta oleh patahan seperti patahan pemisah kerak Bumi.
Hasil dari sebagian besar peristiwa seismik baru tersebut, yakni adanya persamaan bentuk gelombang dari dua gempa Cerberus Fossae yang terjadi pada Mei dan Juli 2019 lalu.
Para ilmuwan mulai mencari tahu penyebab gempa tersebut. Mereka menemukan bahwa gempa tidak mempunyai pola tetap, jika mengesampingkan penyebab seperti pengaruh bulan ke Mars Phobos.
“Kami menemukan bahwa gempa di Mars berulang kali terjadi setiap saat dan sepanjang hari di Mars. Sedangkan gempa di Mars yang dideteksi sekaligus dilaporkan oleh NASA di masa lalu tampaknya hanya muncul ketika tengah malam saat planet lebih terang,” kata Hrvoje Tkalči, dikutip dari NYPost, Jumat (8/4/2022).
“Karena itu, kita dapat berasumsi bahwa pergerakan batuan cair di mantel Mars merupakan pemicu 47 gempa yang baru saja terdeteksi di bawah daerah Cerberus Fossae,” sambungnya.
Dari seluruh penjelasan, dapat disimpulkan bahwa Mars lebih aktif secara vulkanik sekaligus seismik dari dugaan kita selama ini.
Gempa di Mars, tanda adanya kehidupan?
Para ilmuwan sudah lama mengetahui bahwa Mars punya gunung berapi aktif, sungai, dan danau sejak miliaran tahun lalu.
Karena ini juga, mereka percaya ada kehidupan mikroskopis yang pernah hidup di Mars. Hanya saja, akibat adanya perubahan pada atmosfer planet, Mars berubah menjadi gurun tandus dan berdebu.
Tkalči menambahkan jika mantel Mars masih aktif sampai saat ini, dapat dipastikan Mars berevolusi sebagai planet.
“Ini dapat membantu kita menjawab pertanyaan mendasar tentang tata surya dan keadaan inti Mars, termasuk mantel dan evolusi medan magnetnya yang saat ini tidak ada,” jelas Tkalči.
Jika memang ada magma aktif di bawah permukaan tanah Mars, kemungkinan adanya kehidupan sangat tinggi. Sebab, mikroba membutuhkan campuran panas, air, dan nutrisi untuk bertahan hidup. Melalui magma panas, semua kebutuhan tersebut dapat terpenuhi.
(mdt)