ESA Berhasil Ambil Foto Matahari dari Dekat, Resolusinya Tinggi

Maudita . April 05, 2022


Foto Matahari

Foto: NewsBeezer


Teknologi.id - European Space Agency (ESA) berhasil mengambil foto matahari dari jarak dekat dengan resolusi tinggi.


Bahkan, berkat resolusinya yang tinggi foto matahari ini pun dikatakan terbaik selama 50 tahun terakhir.


Melalui laman resminya, ESA membagikan foto matahari beserta informasi bagaimana penampakan menakjubkan tersebut bisa terekam.


Diketahui, foto matahari tersebut diambil pada 7 Maret 2022 lalu menggunakan kamera pesawat ruang angkasa bernama Solar Orbiter.


Solar Orbiter adalah misi luar angkasa yang dilakukan antara ESA dengan NASA (National Aeronautics and Space Administration). Foto diabadikan saat Solar Orbiter berada pada jarak 75 juta kilometer.


Untuk menghasilkan foto matahari dengan warna dominan oranye itu membutuhkan waktu empat jam, karena foto tersebut merupakan hasil dari 25 foto mozaik gabungan yang telah diambil setiap 10 menit eksposur.


Baca juga: Planet Baru Ditemukan di Sekitar Bintang Terdekat Matahari Kita

Foto matahari dengan resolusi tertinggi

Mengapa foto matahari yang berhasil ditangkap melalui kamera luar angkasa ESA, dikategorikan terbaik dengan resolusi tertinggi?


Hal ini dikarenakan gambar akhir dari foto mozaik gabungan tersebut berukuran 9148 x 9112 piksel atau setara 83 megapiksel. 


Jika dibandingkan dengan TV 4K dengan resolusi 3840 x 2160 atau setara 8 megapiksel, tentu hasil dari foto matahari lebih jernih dan bersih berkat resolusi tingginya.


Hasil foto matahari itu juga disebut sebagai gambar terbaik, karena adanya kamera khusus yang sensitif pada daerah ultraviolet ekstrem dari spektrum elektromagnetik. Kamera itu disebut Extreme Ultraviolet Imager (EUI).


EUI menghasilkan gambar dengan cakupan luas hingga mampu mengabadikan atmosfer luar matahari, yaitu korona matahari.


Umumnya korona matahari hanya bisa terlihat saat bumi mengalami gerhana matahari total. Di samping itu, tertampil dengan jelas banyaknya tonjolan pada tepi matahari yang berasal dari letusan plasma ke luar angkasa.


Tak hanya EUI, Solar Orbiter mempunyai pengambilan gambar lain dengan instrumen berbeda, yakni menggunakan Spectral Imaging of the Coronal Environment (SPICE).


SPICE bertugas untuk mengumpulkan data empat gelombang ultraviolet ekstrem. Salah satu foto hidrogen hasil dari SPICE berhasil menjadi jenis pertama dalam 50 tahun terakhir dan masuk kategori terbaik.


Saat ini, Solar Orbiter sedang berada di dalam orbit Merkurius. Ini juga menandakan bahwa Solar Orbiter berada di jarak terdekat dengan matahari sekitar 50 juta kilometer.


Pada 3 September 2022 mendatang, Solar Orbiter memprediksi akan masuk ke wilayah venus untuk menjalankan misi berada lebih dekat dengan matahari menggunakan gravitasi venus. 

Foto matahari jadi bahan penelitian fisikawan surya

Dirancang untuk melacak lapisan di atmosfer matahari dari korona ke kromosfer, SPICE dalam rangkaian gambarnya mampu merekam panjang gelombang berbeda dari sinar ultraviolet ekstrem yang berasal dari atom yang berbeda pula.


Contohnya ada biru menjadi karbon pada 32 ribu derajat celcius, kuning menjadi neon pada 630 ribu derajat celcius, hijau menjadi oksigen pada 32 ribu derajat celcius, dan ungu sesuai dengan gas hidrogen pada suhu 10 ribu derajat celcius.


Akibat dari fenomena tersebut, fisikawan yang mendalami tata surya berkemungkinan besar untuk mempelajari lebih jauh tentang matahari, yaitu bagaimana suhu naik lewat lapisan atmosfer yang juga sama naiknya.


ESA dalam pernyataannya menyampaikan bahwa foto matahari ini merupakan sebuah permulaan saja.


Organisasi antarpemerintah ini mengklaim bahwa beberapa tahun mendatang, pesawat luar angkasa akan berulang kali terbang sedekat ini dengan matahari.


Bahkan, pihak ESA berkeinginan besar secara bertahap meningkatkan misinya dari berada dekat dengan matahari ke tujuan melihat daerah kutub matahari yang sampai saat ini belum terjamah oleh siapa pun.


Pada awal peluncurannya, Solar Orbiter memang sempat menghebohkan karena mengklaim akan berhasil mengambil foto matahari dengan jelas.


Meski sempat menjadi pembicaraan, tetapi ESA berhasil membuktikan bahwa kamera luar angkasanya tersebut mampu merekam keadaan di matahari. 


Mark McCaughrean, seorang ilmuwan dari ESA yang terlibat dalam pembuatan Solar Orbiter mengatakan bahwa tak ada yang aneh bila matahari bisa diabadikan. Kini, perkataannya tersebut menjadi kenyataan.


Solar Orbiter membantu tugas Parker Solar Probe, teleskop buatan NASA yang mendekati matahari, tapi tidak bisa memotret karena kameranya akan langsung terbakar oleh matahari.



(mdt)

Share :