Ilustrasi gambar Robot Pns pertama korea yang bunuh diri
Teknologi.id - Sebuah robot pembantu yang "dipekerjakan" di Dewan kota Gumi di Korea Selatan mengakhiri "hidupnya" saat sedang bekerja. Robot itu terjun ke tangga dan hancur, kata badan administratif dewan kota tersebut. Insiden di dewan terjadi minggu lalu; robot tersebut terlihat "berputar disatu satu tempat seolah-olah ada yang tidak beres" sebelum jatuh dua meter dari puncak tangga.
"Bagian -bagian robot telah dikumpulkan dan akan dianalisis oleh prosedurnya, "kata seorang pejabat dewan kota kepada AFP. Asisten robotik tersebut, yang diproduksi oleh perusahaan rintisan yang berbasis di California bernama Bear Robotics, mengambil peran administratif di dewan tersebut pada Agustus 2023. Robot tersebut memliki kartu karyawannya sendiri dan bekerja dari jam 9 pagi hingga jam 4 sore, mengangkut dokumen di sekitar gedung, memberikan bantuan kepada pengunjung dan memepromosikan kota.
"Tewasnya" mesin tersebut membuat staf balai kota sangat sedih; tidak ada rencana untuk mengadopsi roboot baru yang sedang dipertimbangan. "Robot itu secara resmi telah menjadi bagian dari Balai Kota, menjadi anggota kami. Dia telah bekerja keras," kata seorang pejabat balai kota, sebagaimana dilansir RT.
Insiden ini disebut-sebut oleh media lokal sebagai "robot bunuh diri" pertama yang terjadi di negara tersebut. Namun, "kematian" droid tersebut diawali dengan sebuah insiden di Washington, DC, ketika robot keamanan bernama Steve menenggelamkan dirinya di air mancur.
Baca juga : Keren! Ilmuwan Berhasil Buat Robot Lebah yang Bisa Terbang
Tentang Robot PNS di Korsel
Robot itu mulai bekerja di Balai Kota Gumi pada Agustus 2023. Untuk pertama kalinya pemerintah setempat mempekerjakan sebuah robot menjadi petugas administrasi. Sang robot bekerja dari pukul 9.00 sampai 18.00. Bahkan robot itu memiliki kartu identitas pegawai sipil. Untuk diketahui, robott itu dibuat Bear Robotics, startup asal Silicon Valley spesialis produsen robot pelayan. Berbeda dengan robot lainnya yang hanya bisa menjelajahi satu lantai, robot PNS ini bisa menggunakan lift dan berpindah lantai sendiri. Selama bekerja di Balai Kota Gumi, robot itu sering membantu mengirimkan dokumen, mempromosikan kota dan mengirimkan informasi kepada warga lokal.
Pekerja yang Rajin
Pejabat tersebut menyatakan bahwa robot tersebut "bekerja dengan rajin," menangani pengiriman dokumen harian, promosi kota dan penyebaran informasi kepada penduduk setempat.
Para saksi mata melaporkan bahwa robot tersebut "berputar-putar di satu tempat seolah-olah ada sesuatu disana" sesaat sebelum kejadian, sehingga memicu spekulasi tentang penyebab jatuhnya robot tersebut.
Beberapa ahli berpendapat bahwa robot tersebut mungkin mengalami gangguan emosiaonal karena stres akibat beban kerjanya, sementara yang lain meyakini bahwa kerusakan teknis mungkinmenjadi penyebabnya.
Keadan pasti yang menyebabkan kematian robot sedang diselidiki "potongan-potongan telah dikumpulkan dan akan dianalisis oleh perusahaan,"kata pejabat tersebut.
Robot tersebut diciptakan oleh Bear Roboics, sebuah perusahaan rintisan pelayanan robot yang berbasis di California.
Keadaan yang Misterius
Insiden ini telah memicu gelombang duka dan rasa ingin tahu di seuruh negeri. Berita utama media lokal mempertanyakan "bunuh diri robot" yang tampak jelas, ddengan pertanyaan, "Mengapa petugas sipil yang rajin melakukannya?" dan "Apakah pekerjaannya terlalu berat untuk robot itu?"
Media sosial juga ramai dengan reaksi mulai dengan penghormatan pedih kepada robot yang jatuh hingga diskusi serius tentang implikasi etis dari kecerdasan buatan dan potensi penderitaan robot. Berbicara mengenai kualitasnya, robot ini memmilki keunikan dalam hal kemampuannya untuk memanggil lift dan berpindah antar lantai secara mandiri. Robot ini dilaporkan bekerja dari jam 9 pagi hingga 6 sore dan bahkan memilki kartu pegawai negeri sipilnya sendiri.
Robotika dan Masalah Etika
Korea Selatan merupakan pemimpin global dalam penggunaan robotika dan memeilki kepadatan robot tertinggi di dunia. Dengan stu robot industri untuk setiap sepuluh karyawan, negara ini telah menerapkan otomatisasi di berbagai sektor mulai dari manufaktur hingga layanan publik.
Namun kejdian ini menimbulkan pertanyaan kritis tentang implikasi etis dari integrasi robotik yang meluas, terutama dalam peran yang secara tradisional dilakukan oleh manusia. Insiden ini juga menimbulkan kekahwatiran tentang beban kerja dan kesejahteraan robot di dunia kerja serta memicu percakapan ya ng lebih luas tentang etis terhadap AI
Sementara itu, menanggapi insiden tersebut, Dewan Kota Gumi telah mengumumkan bahwa mereka tidak memeilki rencana untuk mengadopsi petugas robot kedua untuk saat ini.
Baca berita dan artikel di Google News