Foto: Digital Content Insider
Teknologi.id - Peretasan beberapa akun Twitter orang terkenal dunia beberapa waktu lalu sempat membuat gempar. Setelah dilakukan penyelidikan, tiga orang akhirnya ditangkap pada Jumat (1/8) lalu dan diumumkan secara resmi oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat.
Baca Juga: Kodak dapat Dana USD 765 Juta dari Pemerintah AS untuk Bikin Pabrik Obat
Dari tiga orang yang ditangkap ini, dalangnya adalah seorang pemuda berusia 17 tahun bernama Graham Ivan Clark. Menurut Pengacara Negara Hillsborough di Tampa, Florida, pemuda ini berbasis di Florida dan telah didakwa karena mengatur peretasan terhadap puluhan akun Twitter VIP pada tanggal 15 Juli untuk mempromosikan Bitcoin.
Graham Ivan Clark
Foto: Social Telecast
Dua tersangka lainnya, yaitu seorang warga Inggris bernama Mason Sheppard (22) dan seorang warga Florida bernama Nima Fazeli (19) juga ditangkap dengan tuduhan yang sama.
Karena Clark tinggal di Florida, maka ia akan dituntut di Florida berdasarkan hukum yang berlaku. Hukum di Florida mengizinkan anak di bawah umur untuk dituntut selayaknya orang dewasa dalam kasus penipuan keuangan.
Dilansir dari PC Mag (1/8), Andrew Warren, Jaksa Negara untuk Daerah Yudisial Ketigabelas mengatakan, "Terdakwa tinggal di sini, di Tampa, dia melakukan tindak kriminal di sini, dan akan dituntut di sini."
Clark saat ini menghadapi 30 tuntutan, termasuk 17 penipuan komunikasi dan 10 tuduhan penipuan penggunaan informasi pribadi.
Dari hasil penyelidikan FBI, ditemukan obrolan pada Discord, layanan pesan yang diduga digunakan oleh ketiga tersangka untuk berkoordinasi. Dari sinilah diketahui bahwa Clark berada di balik pengguna Discord yang menggunakan nama "Kirk #5270" dan menjual akses Twitter yang ia retas. "Kirk #5270" ini meminta minimal tebusan $1.000 atau $2.500 untuk setiap akun yang diretas. Selanjutnya, FBI menemukan bukti Sheppard dan Fazeli terlibat karena menggunakan akun Coinbase yang terdaftar di alamat pribadi mereka untuk memudahkan pembayaran.
Baca Juga: Apakah Captcha Benar-benar Bisa Membedakan Robot dan Manusia?
Proses pelaku untuk mencapai sistem manajemen dan meretas akun Twitter VIP ini tidak dijelaskan. Namun Twitter menyalahkan skema intrusi "phone spear phishing" yang berhasil menipu beberapa karyawan Twitter untuk menyerahkan credentials login perusahaan.
Setelah penangkapan tersangka, pihak Twitter memberikan pendapatnya, "Kami menghargai tindakan cepat para penegak hukum dalam penyelidikan ini dan akan terus bekerja sama untuk kelanjutan kasus ini. Bagian kami, akan transparan dan memberikan pembaruan secara berkala."
(nd)