
Foto: liputan6
Teknologi.id - Di tengah maraknya bencana alam yang semakin sering menguji ketangguhan infrastruktur digital, terutama saat jaringan seluler lumpuh akibat banjir bandang, teknologi satelit muncul sebagai penyelamat andalan. Saat 5G dan fiber optik masih bergantung pada fondasi darat yang rentan, solusi ruang angkasa seperti BRIsat membuktikan peran krusialnya dalam menjaga kelangsungan layanan esensial, termasuk perbankan. Fenomena ini menyoroti tren resiliensi digital resilience di Indonesia, di mana integrasi satelit dengan protokol darurat menjadi kunci untuk dukung masyarakat terisolir.
Ringkasan Respons BRI Terhadap Gangguan Jaringan Bencana
Pada Jumat, 5 Desember 2025, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mengaktifkan protokol Manajemen Kelangsungan Usaha (Business Continuity Management atau BCM) untuk jaga akses layanan perbankan di daerah terdampak banjir di Sumatra. Banjir bandang yang putuskan jaringan seluler dan fiber optik di wilayah seperti Sibolga (Sumatera Utara) dan Tapanuli Selatan tak menghentikan operasional, berkat infrastruktur satelit BRIsat. Dilansir dari viva digital, Direktur Manajemen Risiko BRI, Mucharrom, menjelaskan langkah ini bagian dari Business Continuity Plan (BCP) untuk pastikan transaksi esensial tetap berjalan, sambil dukung distribusi bantuan darurat.
Baca juga: Gratiskan Starlink untuk Korban Banjir Sumatera, Elon Musk: Tak Etis Ambil Untung
Pengaktifan Protokol Manajemen Kelangsungan Usaha
Protokol BCM BRI langsung diterapkan saat jaringan darat terganggu, dengan koordinasi cepat antara kantor pusat dan unit lapangan. Di Sibolga, cabang BRI segera beralih ke mode darurat untuk fasilitasi penarikan tunai darurat bagi korban banjir. Tim Elang Relawan BRI dikerahkan untuk distribusi bantuan seperti paket makanan, air mineral, obat-obatan, barang kebutuhan pokok, serta perahu karet lengkap rompi pelampung. Koordinasi real-time dengan pemerintah daerah dan otoritas lokal memungkinkan update kondisi lapangan setiap jam, sehingga bantuan tepat sasaran di desa-desa terisolir seperti Desa Sialang, Desa Silaiya, Desa Bange, dan Desa Sipange di Tapanuli Selatan, serta Lubuk Minturun di Padang. Proses ini juga melibatkan pemantauan 24 jam dari Crisis Management Center BRI di Jakarta.
Pemanfaatan Teknologi Satelit BRIsat
![]()
Foto: ekbis.sindonews
BRIsat, satelit milik BRI yang diluncurkan sejak 2016, menjadi tulang punggung konektivitas saat infrastruktur darat gagal. Teknologi ini sediakan akses komunikasi stabil di lebih dari 7.000 unit kerja BRI, termasuk wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar). Saat seluler putus, BRIsat aktifkan jalur alternatif untuk transaksi digital, transfer dana, dan komunikasi internal, tanpa gangguan signifikan. Integrasi dengan BCP memastikan prioritas pada layanan kritis seperti pembayaran gaji pegawai daerah dan pencairan bantuan sosial, sehingga nasabah tetap bisa akses rekening meski di tengah banjir. Satelit ini juga mendukung kerja aplikasi BRImo dan agen BRILink di lapangan, sehingga penyaluran dana bantuan sosial tetap lancar.
Dampak terhadap Layanan Perbankan dan Pemulihan Ekonomi
Respons cepat ini berdampak positif pada inklusi keuangan di daerah bencana, di mana akses layanan perbankan tak terputus meski jaringan seluler lumpuh. Di Sumatra, ribuan nasabah terdampak banjir tetap bisa lakukan transaksi dasar, yang percepat pemulihan ekonomi lokal melalui distribusi bantuan tunai. Secara industri, inisiatif ini tunjukkan bagaimana satelit dukung resiliensi digital di negara rawan bencana seperti Indonesia, di mana banjir tahunan sering ganggu konektivitas. Insight relevan: Dengan pertumbuhan ekonomi digital yang capai 16 persen per tahun, protokol seperti BCM BRI jadi model untuk bank lain dalam hadapi disrupsi iklim. Direktur Manajemen Risiko BRI, Mucharrom, menyatakan komitmen perusahaan: "Kami pastikan layanan tetap terjaga di daerah terisolir bencana melalui satelit, sebagai bagian dari tanggung jawab sosial" ujarnya dalam siaran pers dari detik.com. Pemerintah daerah di Sumatra apresiasi koordinasi ini, yang percepat penyaluran bantuan, sementara analis keuangan dari media seperti Viva dan Merdeka soroti keunggulan BRIsat sebagai aset strategis yang tak hanya selamatkan operasional tapi juga tingkatkan citra BRI sebagai bank tangguh. Komunitas nasabah di media sosial bagikan cerita positif tentang akses ATM darurat, tunjukkan kepercayaan publik meningkat.
Baca juga: Inilah Rahasia Starlink dan Satria-1 Tetap Menyala Saat Sumatera Dihantam Banjir!
Di saat banjir putuskan
jaringan seluler, protokol BCM dan BRIsat BRI bukti bahwa teknologi satelit
bisa jadi penjaga terakhir layanan esensial. Langkah ini tak hanya jaga
kelangsungan usaha, tapi juga dukung masyarakat bangkit dari bencana, perkuat
fondasi ekonomi digital Indonesia yang lebih tangguh di masa depan.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(AA/ZA)