Teknologi.id - Kebanyakan kamera, terlebih pada ponsel sangatlah buruk untuk mengambil gambar dalam gelap. Dengan ukuran sensor gambar yang kecil, mayoritas kamera hanya dapat menyerap jumlah cahaya yang sedikit. Meski tetap mengambil gambar dengan ISO tinggi, namun hasilnya akan memiliki banyak
noise. Untuk mengatasi masalah ini tanpa menciptakan sensor gambar baru. Para peneliti dari Intel dan University of Illinois Urbana, Champlain, Kanada. Telah mengembangkan sebuah AI dengan algoritma 'Bagaimana caranya untuk mengembil data dari gambar gelap dan merekonstruksi gambar tersebuh menjadi lebih terang dan jelas'. Seperti yang
disampaikan peneliti tahun lalu. Untuk melatih algoritma ini, para peneliti menunjukan 2 versi dengan lebih dari 5.000 gambar yang diambil dalam skenario gelap. Versi pertama diambil dalam keadaan gelap dan versi kedua menggunakan gambar yang diambil dengan waktu
exporure lebih lama. Tentu saja, jika waktu
exposure-nya lama maka akan memberikan kamera waktu untuk mengoleksi cahaya sehingga kualitas gambar lebih bagus. Namun perlu diingat bahwa pengguna perlu menekan tombol kamera untuk beberapa detik, tanpa boleh menggoyangkan kamera sedkitpun agar gambar bagus.
Para peneliti dari Intel dan tim UIUC mengklaim bahwa algoritma yang mereka kembangkan mampu memperkuat gambar setara dengan 300x
exposure yang digunakan saat pemotretan. Tanpa meninggalkan
noise dan perubahan warna yang seringkali terjadi pada pengeditan menggunakan
software semacam Photoshop. Sementara tim mengembangkan algoritma agar dapat melakukan tugasnya dengan baik. Dalam makalah, peneliti menulis bahwa tidak ada acuan
low-light dalam pengambilan gambar secara umum. Chen Chen, rekan penulis di atas kertas yang bekerja pada proyek sebagai bagian dari magang di Intel. "Pada awalnya, kami mencoba untuk berkeliling harus mengambil ribuan gambar asli kemudian mencetaknya. untuk kemudian kami potret lagi hasil cetak tersebut dengan skenario terang dan gelap. Namun pada akhirnya, pelatihan dengan menggunakan metode tersebut tidak berjalan dengan baik." Jadi, Chen pun mulai menggunakan metode baru, yakni dengan menggunakan gambar yang dipotret secara langsung. Mula-mula ia memotret beragam gambar dengan pencahayaan yang rendah di dalam dan luar ruangan. Tentunya gambar yang diambil menggunakan lebih dari 1 kamera, agar AI ini dapat bekerja pada kamera apapun.
Meskipun data sample yang mereka ambil menggunakan kamera dengan resolusi yang tinggi. Tim mengklaim bahwa AI ini mampu memperbaiki gambar gelap yang diambil dengan iPhone 6S. Ini merupakan tanda, bahwa kemampuan cahaya rendah pada
smartphone kita mungkin dapat dilakukan dengan pembaharuan
software saja. Dan untuk membuat proses pengembangan AI ini semakin cepat, tim Intel dan UIUC telah memposting kode dan data mereka secara online, yang dapat siapapun akses melalui
Github.
(FM)